Guguran Bunga

125 13 4
                                    

Setelah pulang dari tempat abu ibunya. Hyung Ja pulang, diperjalanan tiba-tiba sekertaris Yoon menelpon agar Hyung Ja segera ke kantor, Tn.Kim ingin membicarakan hal yang penting dengannya.

Setiba Hyung Ja di kantor, ternyata Hyung Je juga ada di sana.
"Kenapa kau juga ada disini." Ucap Hyung Je kasar. "Wahh kau rupanya, kita sudah lama tidak ngumpul seperti ini." Ucap Hyung Ja tersenyum.

"Pergi sana !." Ucap Hyung Je. "Aku memanggil kalian berdua kesini bukan untuk melihat kalian berkelahi." Tn.Kim marah.

"Ada apa ayah memanggil kami. Apa ayah mau makan malam bersama." Ucap Hyung Ja.

"Aku ingin kalian menjalankan perusahaan ini. Aku akan memilih siapa yang memiliki saham yang terbanyak dia yang akan mengambil alih perusahaan ini." Ucap Tn.Kim tegas.

"Ternyata ini yang di anggap penting." Ucap Hyung Je.
"Ooh...aku lapar. Maafkan aku ayah aku harus makan dulu nanti saja kita bahas ini." Sela Hyung Ja.
"Hyung Ja..." teriak Tn.Kim.

Hyung Ja pun pergi dari ruangan ayahnya.
"Sebaiknya ku harus pergi. Oh iya aku lupa bilang bahwa aku tidak pernah menginginkan perusahaan ini." Ucap Hyung Je memberi salam dan pergi.
Tn.Kim sangat marah dan memecahkan vas bunga.

Sedangkan Se Na bersama ayahnya makan bersama di rumah.
"Selamat anak ku atas kesuksesan mu." Ucap ayah Se Na sambil mengelus rambut Se Na.

"Terima kasih ayah." Se Na tersenyum.
"Jika saja ibu mu ada, pasti ibu mu akan langsung memeluk mu karena putrinya sangat membanggakan." Ucap ayah terharu.
Se Na terdiam. "Ibu di sana pasti sangat bangga dengan ku.aku ingin sekali ibu bisa memeluk ku, tapi aku sadar ayah selalu ada untuk ku dan aku sayang ayah." Ucap Se Na memeluk ayahnya. Ayah Se Na sangat terharu meneteskan air mata.

Jin Woo dan Yui sedang makan malam bersama.
"Aku tidak suka liat kau bersama wanita sihir itu." Ucap Yui cemberut.
"Maksudmu Se Na." Jin Woo tertawa.
"Aku tidak suka." Jawab Yui.
"Kami hanya berteman saja. Dia adalah teman masa kecil ku." Jin Woo tersenyum.
"Tidak ada kata teman untuk laki-laki dan perempuan." Yui marah.
"Haa aku hanya mencintai mu saja tidak ada orang pun yang bisa mengganti mu." Rayu Jin Woo.

"Kau selalu bisa mengalih pembicaraan." Yui marah dan pergi. Jin Woo mengejarnya "heyy tunggu aku." Ucap Jin Woo. Yui tidak mempedulikan panggilan Jin Woo. "Dia sangat lucu." Gumam Jin Woo. Jin Woo pun mengejar Yui.

Di kamar Hyung Ja sedang memikirkan perempuan yang di temuinya di tempat penyimpanan abu.
"Siapa perempuan itu. Aku berharap bisa bertemu dengannya lagi." Gumam Hyung Ja tersenyum.

Pagi harinya Hyung Ja berpapasan dengan Hyung Je di ruang tamu.
"Pagi." Ucap Hyung Ja.
"Jangan sok mempedulikan aku.aku tidak pernah menganggap mu saudaraku." Ucap Hyung Je.
Hyung Ja hanya tersenyum kecil mendengar perkataan Hyung Je.

Di rumah sakit Se Na sedang melihat hasil data darah para pasien. Tiba-tiba Yong Shi membawa sample darah pasien terjatuh dan darahnya tumpah, membuat Se Na takut.
"Apa darah itu dari pasien hepatitis?."
"Tidak.ini darah pasien yang normal." Ucap Yong Shi.
"Syukur lah." Ucap Se Na.

Tiba-tiba Jin Woo menghampiri Se Na bahwa ada pasien anak-anak bahwa limpanya pecah.

Mereka pun menuju ruang rapat dokter. Se Na memimpin rapat, Se Na menjelaskan bagaimana mengatasi operasi itu.

"Limpa terletak tepat di bawah tulang rusuk di sebelah kiri. Kemungkinan besar limpa pecah ini di sebabkan karena pukulan di lihat dari memarnya di perut itu." Ucap Se Na.

"Tapi, sejumlah darah telah masuk ke dalam rongga perut. Kapsul limpa bagian luar kuat untuk sementara waktu bisa menahan pendarahan, tapi harus segera di bedah agar tidak mengalami pendarahan serius." Ucap Jin Woo.

Sweet DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang