Tersenyum

48 7 2
                                    

Tiba-tiba datang Hyung Je. "Ternyata kau di sini." Ucap Hyung Je."Ooh iya...aku mencari angin segar."Hyung Ja hanya tertawa mendengarnya.

"Ayo ke dalam di luar tidak baik." Ucap Hyung Je sambil melepas kan mantelnya dan di pasangnya untuk se Na.

"Aku belum selesai berbicara dengannya." Hyung Ja menahan tangan Hyung Je.

"Tidak ada yang harus di bicarakan." Ucap Hyung Je melepaskan tangan Hyung Ja dengan kasar. Kemudian Hyung Je mengajak Se Na ke dalam.

Saat Se Na sedang minum tiba-tiba Jin Woo menghampirinya. "Kenapa kau bisa datang bersama Hyung Je. " tanya Jin Woo.

"Aku bertema dengan nya." Jawab Se Na.
"Kenal dari mana kau dengan Hyung Je." Tanya Jin Woo.

"Tidak sengaja saat dia menolong ku menghindari kecelakaan. " ucap Se Na. "Haa apa.."Jin Woo terkejut.
"Kau dalam masalah besar sekarang." Ucap Jin Woo. "Masalah ?." Se Na binggung.

Tiba-tiba Hyung Je menghampiri Se Na "mau berdansa. "Ucap Hyung Je. "Dengan senang hati." Jawab Se Na. Mereka pun berdansa dengan di iringi musik yang romantis.

Tiba-tiba hp Se Na berbunyi. "Aku akat telpon dulu." Ucap Se Na. "Baiklah. " jawab Hyung Ja.
Ternyata yang menelpon adalah prof.Lee bahwa ada pasien darurat. Se Na pun langsung pergi tanpa pamit sepatah kata pun Hyung Je mencari Se Na tidak ketemu.

Se Na berlari dengan susah menggunakan sepatu hail tinggi. Hyung Ja yang melihat Se Na dari balkon binggung "kenapa dia berlari. " ucap Hyung Ja.
Hyung Ja langsung turun mengambil mobilnya.

Karena Se Na terlalu cepat berlari dia pun terjatuh dan kakinya tetkilir.

Tidak jauh Hyung Ja melihat Se Na dan langsung belari menghampiri. "Apa kau terluka ?." Tanya Hyung Ja. "Ahh..." Se Na kesakitan, "sepertinya kaki mu terkilir ayo kita obatin dulu luka mu." Ucap Hyung Ja khawatir. "Aku harus kerumah sakit ada pasian darurat. " ucap Se Na. "Apa kau selalu keras kepala. Kau sedang terluka kau masih saja memikirkan orang lain." Hyung Ja marah. "Karena aku seorang dokter." Jawab Se Na.

"Baiklah aku akan mengantar mu." Ucap Hyung Ja menggendong Se Na ke dalam mobil. Dengan kecepatan maksimal Hyung Ja mengendarai mobil. Sesampai di rumah sakit Hyung Ja menggendong Se Na "aku akan mengantar mu keruangan mu. Kau harus ganti pakaian dulu." Ucap Hyung Ja.
Selesai Se Na ganti pakain "aku akan mengantar mu sampai ruang operasi. " Hyung Ja menggendong nya. Se Na tertegun melihat sikap Hyung Ja.

Sesampai diruang operasi Se Na langsung masuk dan Hyung Ja pun nunggu di luar. Di dalam Se Na melaksanakan operasi dengan menahan rasa sakit di kakinya.

Setelah beberapa jam Se Na pun selesai melakukan operasi Se Na pun keluar. Di luar Hyung Ja menunggu melihat Se Na berjalan dengan terpapah langsung mendekati Se Na.

"Ambilkan peralatan medis." Ucap Hyung Ja dengan suster. Setelah di ambilkan peralatan medis Hyung Ja segera mengobati luka Se Na. "Apa kau seorang dokter. " ucap Se Na. "Aku lulusan universitas kedokteran australia." Jawab Hyung Ja dengan wajah datar. "Apa kau marah. "Tanya Se Na. Hyung Ja pun mengambil pisau bedah dan menggoreskan ke tangannya. Sontak Se Na terkejut mengambil saputangannya "apa yang kau lakukan. Ucap Se Na.

"Kau tau luka ini bisa di sembuhkan tuhan. Coba kau lihat luka ini dengan sendiri nya menutup. Ini berkat kekuatan tuhan bukan seorang dokter aku tau pekerjaan dokter menolong orang tapi kau harus tau nyawa seseorang itu yang memegang ada lah tuhan bukan dokter. Jadi aku mohon jangan mekhawatirkan orang lain kau harus menjaga diri mu sendiri baru orang lain." Ucap Hyung Ja.
"Aku melakukan ini karena aku teringat saat ibu ku sakit." Jawab Se Na dengan mata berkaca-kaca. "Jangan membuat ku khawatir lagi." Ucap Hyung Ja mengelus rambut Se Na lembut.

"Maafkan aku...maafkan aku...maaf...aku salah...maafkan aku."ucap Se Na menangis. Hyung pun memeluknya dengan lembut menenangkan Se Na.

Setelah berakhirnya pesta Hyung Je di suruh Tn. Kim mengantar Mi Rae ke rumah. Di perjalanan Mi Rae bertanya "wahh model rambut mu bagus kau terlihat lebih tampan."

"Aku selalu terlihat tampan. " jawab Hyung Je. Mi Rae tertawa kecil "kau sangat lucu." Ucap Mi Rae. Hyung Je melihat wajah Mi Rae yang tertawa.

Sesampai di depan rumah Hyung Je mengantar Mi Rae sampai depan pagar rumahnya saat Mi Rae ingin mengucapkan terima kasih ada sebuah motor melaju dengan cepat Hyung Je langsung memeluk agar menghindari motor itu.

Mi Rae menatap Hyung Je, Hyung Je melepaskan pelukan itu "haa motor itu apa dia gila apa ini sirkus balapan." Ucap Hyung Je marah-marah.

Mi Rae tertawa mengeluarkan batu kecil dari tasnya dan memberinya untuk Hyung Je "terima kasih semuanya. " ucap Mi Rae langsung berlari masuk kedalam rumah. Hyung Je hanya terdiam dan memegang erat batu itu.

Pagi harinya Hyung Ja dipanggil keruangan Tn.Kim "ini tiket ke dubai. Kau harus datang ke pertemuan rapat saham. " ucap Tn.Kim tegas. Hyung Ja pun hanya diam.

Di rumah sakit Hyung Je menunggu Se Na. Se Na pun berjalan Hyung Je bersembunyi dan ketika Se Na sudah dekat Hyung Je pun menarik Se Na "kau malam tadi kemana ?." Tanya Hyung Je. "Aku pergi ke rumah sakit ada pasien mendadak." Jawab Se Na gugup karena wajah Hyung Je sangat dekat. "Kenapa pipi mu merah sekali. " goda Hyung Je, "kau terlalu dekat." Ucap Se Na tergagap.

"Wahh apa aku tampan sampai kau gugup. Se Na gugup dan terus menatap mata Hyung Je mereka pun saling bertatapan.

"Kenapa kau bisa membuat hati ku selalu berdebar." Ucap Hyung Je mendekati wajahnya untuk mencium Se Na tapi Se Na sadar di pun menginjak kaki Hyung Je sampai dia kesakitan.

"Kau selalu membuat ku terlihat gila." Ucap Se Na marah-marah meninggalkan Hyung Je. "Haii...sakittt kau membuat ku lebih penasaran dengan diri mu." Hyung Je tertawa kecil.

Hyung Ja pun pergi ke tempat penyimpanan abu ibunya, Hyung Ja menaruh bunga untuk ibunya dan berdoa. Selesai berdoa dia pun menghampiri tempat abu ibunya Se Na. "Anak anda sungguh imut. Jika anda bisa melihat dia sungguh membanggakan dan dapat di percaya. Aku kesini hanya ingin mengucapkan saya menyukai putri anda." Ucap Hyung Ja tersenyum dan menaruh setangkai bunga mawar putih.

Mi Rae ke kantor ternyata di sana ada Hyung Je. Mi Rae senyum tapi Hyung Je melewatinya begitu saja. "Apa aku tidak terlihat." Gumam Mi Rae sedih.
Di ruangan Mi Rae teringat waktu kecil Hyung Je sungguh baik dan selalu ada di saat dia sedih.

Mi Rae teringat saat Hyung Je mengatakan aku mencintamu dan Hyung Je mencium kening Mi Rae. Mi Rae sedih sambil melihat foto dia dan Hyung waktu kecil.

Di rumah sakit Se Na sibuk memeriksa pasien. Hyung Ja yang melihatnya dari kejauhan enggan untuk mengganggu. "Bahkan jika kau tidak tau perasaan ku setidaknya aku tetap mencintaimu." Gumam Hyung Ja.
Jin Woo pun menghampiri Se Na "jika kau terlalu sibuk kau akan cepat tua." Ucap Jin Woo. "Ahh aku muda aku tidak tua." Ucap Se Na marah dan memukul kepala Jin Woo. Pasien yang melihat tertawa melihat kelakuan keduanya itu.

Se Na pun naik ke atas gedung ternyata disana ada Hyung Ja. Se Na pun turun tidak lama dia membawa kopi hangat. "Hai kenapa kau disini cuaca dingin sakali." Ucap Se Na menyerahkan kopi hangat untuk Hyung Ja. "Kau sendiri kenapa kesini. " tanya Hyung Ja.

Se Na tertawa kecil, "kenapa raut wajah mu suram apa ada masalah. " tanya Se Na.
"Wahh kau sekarang peduli dengan ku ya. Kau mulai sekarang harus peduli dengan ku" Goda Hyung Ja. "Tidak. " ucap Se Na Hyung Ja tertawa.

"Hai apa aku terlihat tua apa kulit ku keriput apa aku tidak cantik. Karena sibuk aku sampai lupa merawat diri." Ucap Se Na.
"Kau selalu terlihat cantik dimana pun kau berada." Ucap Hyung Ja.

Se Na pun tertegun mendengar perkataann Hyung Ja. "Wahh waktu istirahat ku habis aku harus kembali." Ucap Se Na meninggalkan tapi Hyung Ja menahan tangan Se Na.

Hyung Ja terdiam sejenak dan dia mengatakan "bisa kah kau menyukai diri ku." Se Na mendengar hanya terkejut dan mereka saling tatap.








Sweet DreamWhere stories live. Discover now