cinta

39 6 5
                                    

Ketika angin berderuh kencang dan di mana salju turun deras di saat itu cinta yang sebenarnya akan datang.

_______________________

Hyung Ja menggendong Se Na dengan panik dan segera memanggil suster Jin Woo terkejut melihat Hyung Ja yang menggendong Se Na.

"Ada apa dengan Se Na ?." Ucap Jin Woo.

"Dia syok karena di ruang gelap. Cepat periksa dia badannya demam sekali. " Hyung Ja sangat Khawatir.

"Cepat bawa ke ruangan!," Perintah Jin Woo ke suster.

Di luar Hyung Ja menunggu dengan gelisah. Ooh tuhan...sembuhkan dia. Aku sangat mencintainya. Suara hati Hyung Ja.

Suara pintu terbuka Hyung Ja langsung berdiri.

Bagaimana ke adaanya?. Hyung Ja sangat khawatir sambil memegang jas dokter miliki Se Na dengan erat.

Sudah membaik. Tadi dia ku suntik obat penenang agar dia bisa istirahat. Ucap Jin Woo menepuk pundak Hyung Ja dan meninggalkannya.

Hyung Ja pun masuk ke kamar di mana Se Na di rawat. Terlihat wajah Hyung Ja sangat khawatir.

Hyung Ja pun duduk di sebelah Se Na dan mengenggam tangan Se Na.

Kau sekali lagi membuat ku khawatir. Aku tidak suka melihat mu sakit seperti ini karena aku merasakannya juga. Maaf kan aku datang terlambat menolong mu. Hyung Ja memegang tangan Se Na erat.

Hyung Ja menunggu Se Na sampai tertidur. Keesokan paginya Se Na sadar dia sangatlah terkejut melihat Hyung Ja yang menunggunya semalaman. Se Na melihat wajah Hyung Ja tersenyum, Se Na mengelus kepala Hyung Ja dengan lembut.

Terbuat dari apa hati sampai kau selalu setia menunggu ku. Kau tau cuma kau yang bisa membuat hati ku membeku seperti ini. Suara hati Se Na.

Tiba-tiba Hyung Ja bangun dan nembuat Se Na gugup.

"Kau sudah sadar. Apa masih pusing?." Tanya Hyung Ja memegang kepala Se Na.

"Aku tidak apa-apa." Jawab Se Na tersenyum.

"Sudah ku bilangkan jangan membuat ku khawatir!...kau tau aku rasanya ingin mati melihat mu sakit seperti ini." Hyung Ja marah. Se Na hanya terdiam mendengarnya.

Tiba-tiba Jin Woo datang dan memukuli kepala Hyung Ja. "Hai!...dia baru sembuh sudah kau marahi apa kau gila.".

"Wahh ada teman sejatinya dan aku yang sudah mempedulikannya malah di pukul...Baiklah. " ucap Hyung Ja mengerutkan bibirnya.

Se Na hanya tertawa. "Maafkan aku..." Se Na tersenyum.

Tidak lama handphone Hyung Ja berbunyi.

Ternyata Tn.Kim mengirim pesan.

Tn.Kim : cepatlah ke kantor kalau tidak aku tidak akan mengakui mu anak ku!!!.

Wajah Hyung Ja berubah setelah melihat pesan itu. Se Na terdiam saat melihat wajah Hyung Ja.

"Apa ada masalah. " tanya Se Na.

"Maaf ya...aku harus pergi dan ada yang aku urus...maaf aku tidak bisa menunggu mu." Ucap Hyung Ja mengelus rambut Se Na dan pergi keluar dari ruangan Se Na.

Se Na melihat punggung Hyung Ja sampai menghilang dari balik pintu.

Ada apa dengan mu. Maafkan aku sudah membuat mu khawatir.  Ucap hati Se Na.

Hyung Je ke kantor ternyata dia bertemu dengan Mi Rae. Mi Rae hanya terdiam dan melewati Hyung Je begitu saja.

Saat Mi Rae jauh Hyung Je berbalik melihat Mi Rae.

Apa aku melakukan kesalahan lagi. Gumam Hyung Je.

Hyung Ja sampai di ruangan Tn.Kim.

Hyung Ja : ada apa ayah menanggil ku.

Tn.Kim : apa kau benar dekat dengan salah satu karyawan di rumah sakit.

Hyung Ja : itu bukan urusan ayah. Karena dia bisa membuat ku bahagia melebihkan dari sebuah keluarga.

Tn.Kim ; aku harap kau memilih dengan benar dan jangan sampai membuat Grup dan perusahaan kita malu.

Hyung Ja : ternyata ayah mementingkan perusahaan dari pada kebahagian anaknya.

Tn.Kim : jika dia dari keluarga biasa aku tidak ingin menerimanya.

Hyung Ja : maafkan aku ayah. Aku sibuk dan harus pergi ke kantor ada yang harus ku urus.

Hyung Ja pun memberi hormat dan pergi keluar dari ruangan Tn.Kim

Tn.Kim mengirim pesan kepada Sek.Yoon. Untuk mencari orang yang dekat dengan Hyung Ja.

Se Na pun memaksakan diri untuk bekerja tapi Direktur Lee tidak mengijinkan. Tiba-tiba Direktur Lee dapat telpon bahwa ada pertemuan para dokter bedah.

"Bagaimana ini pertemuannya hari ini tapi aku ada jadwal operasi. " ucap Direktur.

"Tidak apa-apa aku bisa ke sana." Ucap Se Na tersenyum.

"Kai selalu bisa membuat ku kalah. Baiklah kau boleh kesana tapi kau harus bawa pakaian hangat karena akan turun salju." Ucap Direktur.

"Baiklah....terima kasih." Jawab Se Na.

Se Na pun bersiap menuju ke busan untuk pertemuan.

Hyung Ja menuju ke rumah sakit untuk menghampiri Se Na.

Hyung Ja pun mengirim pesan.
Sebentar lagi aku ke rumah sakit kau mau aku bawakan apa?.

Se Na tidak membalas pesan karena dia tertidur. "Apa dia sedang istirahat. " gumam Hyung Ja.

Sesampai Se Na di busan, Se Na langsung ke pertemuan.

Saat Hyung Ja ke ruangan Se Na ternyata Se Na tidak ada. Dia pun bertanya kepada Jin Woo.

"Di mana Se Na." Tanyanya.

"Dia ke pertemuan dokter bedah di busan." Ucap Jin Woo.

"Apa ke busan sendirian...apa dia gila baru saja sembuh dia langsung kerja." Ucap langsung keluar menuju ke mobil.

Hyung Ja sangat khawatir sampai membawa mobil dengan tergesak-gesak.

Se Na sampai di busan dia pun langsung menuju ke pertemuan.

Tidak lama handphone Se Na berdering ternyata Hyung Ja menelpon.

Dimana kau!!!. Kenapa kau pergi  ke busan tanpa memberi tahukan ku dulu. Ucap Hyung Ja dengan nada tinggi.

Maafkan aku. Jawab Se Na dengan lembut untuk meredam kan amarah Hyung Ja.

Kau baru saja sembuh dan kau pergi begitu saja. Kau selalu saja membuat ku khawatir.  Hyung Ja semakin marah. Se Na hanya terdiam mendengar nya karena tidak ingin memperkeruh suasana.

Aku akan menuju kesana sebentar lagi. Lanjut Hyung Ja Se Na hanya mengehela nafas.

Tuttf ...

Hyung Ja pun dengan kecepatan tinggi untuk segera sampai ketempat Se Na.

SeNa hanya terdiam dan menunggu Hyung Ja di taman.

Hyung Ja pun memarkirkan mobilnya dan segera berlari menghampiri Se Na. Hyung Ja pu langsung memeluk Se Na dengan erat.

"Jangan membuat ku khawatir lagi." Ucap Hyung Ja sambil mengelus rambut Se Na.

"Maafkan aku...maaf aku membuat mu khawatir." Balas Se Na.

Hyung Ja pun melepas kan pelukannya dan menatap Se Na dengan pekat. "Semenjak bertemu dengan mu aku merasakan hal yang aneh di dadaku...aku mencintaimu aku ingin selalu di sisimu." Ucap Hyung Ja tulus.

Se Na pun hanya terdiam dan wajah Hyung Ja mendekati wajah Se Na dan mencium nya dengan turun nya salju.



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 20, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sweet DreamWhere stories live. Discover now