Duri yang tertancap

37 8 0
                                    

Se Na mendengar pengakuan Hyung Ja sangat terkejut. "Apa jawaban mu." Ucap Hyung Ja Se Na hanya diam.

"Wahh di sini dingin sekali." Se Na mengalihkan pembicaraan. "Kau selalu seperti ini." Balas Hyung Ja. Se Na terdiam Hyung Ja hanya memegang erat tangan Se Na. "Tangan mu sangat dingin." Se Na mengajak Hyung Ja ke dalam saja Hyung Ja mengelas nafas "kau hebat dalam membuat alasan. " ucap Hyung Ja.

Tiba-tiba Jin Woo datang menghampiri "sedang apa kalian berdua. Apa kalian pacaran. " ucap Jin Woo. Se Na langsung mengelak "tidak." Se Na langsung memukuli kepala Jin Woo dan pergi keruangannya.

"Kenapa.apa yang salah dari yang ku katakan." Ucap Jin Woo kesakitan Hyung Ja tertawa. Tidak lama Mi Rae menghampiri mereka berdua.

Mi Rae mengajak Hyung Ja duduk ketaman. "Bagaimana kabar Hyung Je." Tanya Mi Rae. "Wahh kau masih sangat peduli dengan Hyung Je." Canda Hyung Ja. Mi Rae hanya tersenyum kecil "aku hanya bisa melihat dari jauh saja. Aku ingin sekali bisa selalu bersamanya." Ucap Mi Rae sedih.

"Ternyata kau sangat mencintainya. " Hyung Ja mengelus kepala Mi Rae dengan lembut.
Bertepatan dengan itu Se Na sedang mengajak pasiennya dengan kursi roda jalan-jalan Se Na melihat nya marah "wah hebat baru saja dia mengungkapkan perasaannya karena tidak ku jawab cepat sekali berpindah hati." Gumam Se Na marah dan mengajak pasien nya kembali ke kamar saja.

Hyung Je di ruang kerjanya sedang melihat batu pemberian Mi Rae. Tidak lama datang Sekertaris Yoon "Tn.muda untuk 1 bulan ini anda haru mengerjakan tugas Tn.Hyung Ja. Karena Tn.Hyung Ja akan pergi ke tempat rapat saham di dubai." Ucap Sekertaris Yoon.  "Dia ke dubai." Hyung Je bingung.

Se Na di ruangannya masih marah karena kejadian tadi. Tidak lama hp Se Na berbunyi ternyata Hyung mengirim pesan.

"Kau sedang apa."ucap Hyung Ja. "Apa peduli mu. Pergi sana dengan wanita tadi." Jawab Se Na. Hyung Ja hanya tertawa membaca balasan Se Na. " apa kau sedang cemburu. " goda Hyung Ja. "Tidak. Aku benci kau." Ucap Se Na marah.

"Aku mau bilang aku akan pergi ke dubai." Ucap Hyung Ja. " pergi ke dubai.berapa lama." Tanya Se Na. " 1bulan." Jawab Hyung Ja.
"Kenapa lama sekali. Tidak ada yang mengganggu ku lagi." Se Na sedih. " setelah aku pulang nanti ayo nonton." Ucap Hyung Ja. "Baiklah aku mau. Kau harus datang dengan wajah yang tampan." Canda Se Na. Hyung Ja hanya tertawa kecil.

Ternyata Hyung Ja sudah berada di dalam pesawat. Se Na sedih di ruangan nya.
Tn.Kim di ruangan sedang memandang foto keluarganya. Tiba-tiba Hyung Je masuj ke ruangan. "Kenapa ayah mengirim Hyung Ja ke pertemuan itu." Ucap Hyung Je.

"Kenapa kau sekarang kau peduli dengan nya." Tanya Tn.Kim. " Karena dia saudara ku." Tegas Hyung Je dan pergi ke luar dengan membanting pintu.

Mi Rae sedang makan ramen di mini market. Hyung Je yang melihat nya langsung menghampiri Mi Rae. " ada apa...?" Tanya Mi Rae. "Aku lapar. Seperti nya enak ramen itu." Ucap Hyung Je. "Kau mau tunggu sebentar ya." Ucap Mi Rae membeli ramen untuk Hyung Je. Hyung Je sangat lahap memakan ramen itu.

"Bisakah kau belikan kimci. Ramen enaknya makan bersamaan dengan kimci." Ucap Hyung Je Mi Rae hanya tertawa mendengarnya. Hyung Je lahap menyantap ramennya.
Setelah makan ramen Hyung Je mengantar Mi Rae pulang ke rumah. Sebelum Mi Rae masuk ke rumah Mi Rae mengucapkan "aku mencintaimu." Ucap Mi Rae mencium pipi Hyung Je Mi Rae pun bergegas masuk. Hyung Je hanya diam memegang pipinya.

Se Na pulang dari rumah sakit Se Na pun minun soju di pinggir jalan Hyung Je yang melihat Se Na mabuk dia pun hendak menghampiri.

Tapi tiba-tiba Hyung Je berhenti mendengar perkataan Se Na "ada laki-laki yang menyukai ku. Tapi aku tidak bisa karena keadaan ku. Aku takut dia akan sangat sakit karena ku." Ucap Se Na sedih. Hyung Je yang mendengar nya enggan untuk menghampirinya.

Sweet DreamWhere stories live. Discover now