Part lima

3.3K 180 7
                                    


From Past And Now
Written by devafrn
Gaystory
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi ini, setelah clison mengantarkan anaknya untuk bersekolah. Dia langsung mencari pekerjaan lagi dan semoga hari ini adalah hari keberuntungannya.

Clison berangkat dengan membawa sebuah map ditangannya. Dia berjalan di depan deretan toko-toko. Mulai dari tempat makan, kafe, hingga peralatan masak dia lewati. Tapi tak ada satupun yang membuka lowongan pekerjaan. Dan sialnya, dia baru ingat kalau hari ini masih terlalu pagi untuk berkegiatan. Alhasil ada beberapa toko yang masih tertutup.

Dia merasa ponsel di saku celananya bergetar. Dia rogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya. Ternyata ada sebuah panggilan dari orang yang tidak dikenalnya. hanya barisan angka saja tanpa ada nama yang tertera disana. Dengan ragu clison memencet tombol terima dan mendekatkannya ditelingannya.

"Halo ?" sapa clison.

"Clison" dia bingung siapa yang menelponnya. Hendak dia berbicara menanyakan siapa, Omongannya langsung di potong oleh orang disebrang telepon.

"Aku tau kau sedang membutuhkan pekerjaan. Jadi datang saja di Delson's Corporation jalan raflesia street" dia tambah kebingungan bagaiman bisa orang yang sedang bertelepon dengannya bisa tau kalau dia membutuhkan pekerjaan.

"Bagaimana kau bisa tau kalau kau membutuhkan pekerjaan ?" tanya clison.

"Itu tidak penting. Yang jelas kami akan memberikan upah gaji yang cukup bahkan lebih dari cukup untukmu dan anakmu"clison tidak tau harus bahagia atau apa karena dia memang bahagia tapi disatu sisi dia curiga. Curiga bagaimana bisa orang ini tau tentang dirinya yang butuh pekerjaan dan apalagi tahu kalau dia sudah mempunyai anak.

Dan panggilan tersebut dimatikan secara sepihak oleh orang sebrang sana. Sungguh tidak sopan.

Kali ini clison bimbang. Dia pusing. Antara iya dan tidak. Iya dia pergi ke perusahaan tersebut karena sangat membutuhkan pekerjaan. Tidak karena dia ragu dengan penawaran tersebut. Dia saja belum tahu apa yang akan dikerjakannya. Dan lagi jarang bahkan tidak ada sebuah perusahaan yang menawarkan untuk mempekerjakan seorang pekerja dengan begitu mudahnya. Clison tidak bodoh. Tapi kali ini dia sangat butuh pekerjaan. Jadi dengan berpikir keras dan matang-matang, dia akan pergi ke perusahaan tersebut.

Karena yang dia tahu jarak antara tempatnya sekarang dengan tempat peruahaan tersebut cukup jauh, maka ia putuskan membayar sebuah taksi untuk mengantarkannya ke raflesia street. Clison menunggu taksi di tepi jalan. Dia melihat jam di ponselnya ternyata belum terlalu siang. Lama dia menunggu. Taksi yang dia tunggu tak kunjung datang juga. Sabar. dia harus bersabar. Dan sekarang membuahkan hasil. dari jauh dia sudah melihat sebuah taksi yang menyala lampu berwarna hijau jadi berarti tidak ada penumpang didalamnya.

Clison melambaikan tangannya untuk memberhentikan taksi tersebut. dia tersenyum saat taksi itu berhenti tepat di depannya. Langsung dia masuk dan duduk di kursi penumpang. Setelah duduk dengan nyaman didalam, lantas dia memberitahu tempat tujuannya. Sang supir mengangguk mengerti dan mulai menjalankan taksi itu ketempat yang ingin dituju oleh penumpangnya.

Ditengah perjalanan, clison memandangi pemandangan diperkotaan. Sungguh ramai orang berjalan kaki. Memang dijam seperti ini adalah waktunya orang untuk memulai aktivitas. Begitupun dirinya. Dia tersenyum saat melihat begitu mesranya antara anak dan ibunya. Dia melihat seorang ibu yang sangat sayang dengan anaknya begitupun anak kecil itu yang kelihatan bahagia. Di sebrang jalan lainnya, dia menunjukkan raut muka sedihnya. Kini yang dia lihat adalah seorang pria tua renta yang duduk di sebuah kursi roda dan ada seorang pemuda yang mungkin berumur dibawahnya sedang mendorong kursi rosa tersebut. Dia melihat mereka berdua tertawa bersama. Sungguh pemandangan yang seharusnya indah tapi baginya adalah pemandangan yang sangat miris.

From Past And NowWhere stories live. Discover now