Part tujuh

2.8K 173 4
                                    



From Past And Now
Written by devafrn
Gaystory
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mereka bertiga kini berjalan dikoridor rumah sakit. Ya sesuai dengan perjanjian atau lebih tepatnya pemaksaan yang dilakukan scander. Mereka bertiga kerumah sakit untuk melakukan tes dna.

Clison tahu kalau rumah sakit ini bukan sembarang rumah sakit. Karena dia tau kalau rumah sakit ini bisa dibilang nomor satu dikota ini. Dari tampilannya saja sudah terlihat kalau orang yang datang berobat kesini aalah orang yang mempunyai cukup banyak uang dikantong bukan sepertinya.

Setelah scander menanyakan ruangan dokter yang akan memeriksanya, dia dengan clison dan angel berjalan menuju ruangan sang dokter.

Scander bahagia karena dengan ini semua rencananya akan berjalan dengan mudah. Di lain sisi, clison cemas dan takut kalau hasil dari tes menunjukan hasil positif dan dengan itu scander berhasil membawa pergi angel dari hidupnya. Maka kacau sudah hidup clison. Angel sudah bagaikan tiang dalam hidupnya. Angel bagaikan tulang rusuknya.
Kalau angel pergi darinya, maka runtuhlah semua kehidupan clison yang dibanggunya dengan susah.

"kau siap kan clison ?" scander bertanya kepada clison. Dari raut muka yang ditunjukan clison, scander paham keadaan clison.

"kalaupun aku bilang tidak apa kau akan mengerti" jawab clison. Tangannya tetap bergandengan dengan tangan angel.

Walaupun angel tidak paham apa yang dibicarakan kedua orang dewasa dihadapannya ini, setidaknya dia tahu kalau dia sedang berada dirumah sakit.

Scander membuka pintu ruangan dokter yang bertuliskan Dr.jorsh. Saat pintu sudah terbuka, terlihat seseorang memakai jas putih sedang duduk di kursi. Scander tersenyum kepada dokter tersebut begitu pula dengan sand dokter yang membalas senyuman scander.

Sang dokter mempersilahkan scander, clison dan angel untuk duduk. Karena hanya ada dua kursi yang tersedia, maka angel berada dipangkuan clison. Sejujurnya scander ingin memangku anaknya juga tapi dia tak mau tergesa-gesa. Dia harus sabar menanti.

"jadi apa yang anda keluhkan ?" tanya dokter dengan sopan.

"kami hanya ingin melakukan tes dna saja dok" jawab scander. Sang dokter mengangguk paham.

"kalau begitu siapa yang ingin di tes dna ?"

"saya dan gadis kecil ini dok. Saya hanya ingin meyakinkan kalau anak ini adalah anak saya" sang dokter melihat kearah scander dan angel. Dokter itu tersenyum.

Lalu berkata.

"sebenarnya kalian mirip. Apa itu kurang ?" tanya dokter lagi.

"aku juga merasa kalau mirip dengannya. Tapi ada satu orang yang belum mempercayainya dok" jawab scander.
Karena merasa tersindir, clison menolehkan kepala kearah scander dan scander hanya tersenyum.
Sedangkan dokter hanya mengangguk mengerti apa yang sedang terjadi.

"ah baiklah kalau begitu. Yang akan melakukan tes dna mari ikuti saya dan yang tidajk silahkan menunggu diluar" jelas sang dokter. Scander mengangguk lalu mengambil angel dari pangkuan clison.

Sejujurnya clison tidak ingin pisah dengan anaknya, tapi kalau dia tidak keluar ruangan bisa saja dokter itu mengamuk padanya karena merasa terganggu. Lagipula ia juga pusing melihat jarum suntik.

Jadi dia hanya berbicara kepada anaknya kalau dia akan menunggu diluar.

Clison berjalan kearah pintu. Membuka pintu tersebut lalu keluar. Setelah diluar dia menutup pintu kembali. Dia takut. Resah dan cemas. Dia tak mau kehilangan anaknya.

Clison duduk di kursi depan ruangan dengan memijit kepalanya. Dia merasa pusing. Bagaimana bisa seseorang dari masa lalunya kembali datang dan kini akan merebut kebahagiaannya setelah orang trsebut menghancurkan kebahagiaan yang dia punya.

From Past And NowWhere stories live. Discover now