O4 - Misunderstanding

546 52 4
                                    

"So .... you guys already meet before?"

Suara Erick Thohir terdengar memecahkan keheningan canggung yang terjadi diantara mereka. Kalula tersenyum kikuk sebelum menganggukkan kepalanya dengan berat, dia tidak punya pilihan lain selain melakukannya karena Rafael sudah terlebih dahulu menganggukan kepalanya menyetujui ucapan orang nomor satu di federasi itu.

Sebetulnya ada begitu banyak hal yang memenuhi kepala Kalula sekarang seperti, bagaimana dia tidak mengenali Rafael Struick lebih awal, dan bagaimana dia bisa memeluk orang sembarangan!

"Bagus dong kalau begitu gak usah kenalan lagi ya ....." kata Erick dengan suara penuh semangat.

"Kita langsung makan dulu ya, udah waktunya nih sambil ngobrol nanti," lanjut Erick lalu berjalan terlebih dahulu dengan diikuti yang lain dibelakangnya.

Sejujurnya Kalula mendadak tidak ingin mengikuti makan malam itu, tapi dia tidak bisa absen apalagi setelah berpapasan dengan bos besarnya itu. Tidak mungkin juga ia beralasan sakit karena jelas semua orang melihatnya cukup sehat kecuali -mungkin ekspresinya yang seperti habis melihat hantu.

"Didn't go?" Tanya Rafael Struick yang ternyata menghentikan langkahnya, pria itu membalikkan setengah badannya hanya untuk melihat Kalula yang masih tidak beranjak dari tempatnya, termenung nelangsa.

Satu alisnya terangkat dan dia menatap Kalula dengan pandangan menuntut jawaban. Yang ditatap hanya dapat tersenyum canggung sebelum melangkahkan kakinya dengan berat.

"Iya."

"Seems different...."

Suara itu terdengar pelan di sebelah Kalula. Rafael sedang mencoba membangun percakapan dengan wanita itu tapi sejujurnya Kalula bingung apakah itu akan menjadi percakapan kasual atau malah nantinya menjadi boomerang baginya sendiri lantaran topiknya yang mungkin akan mereka bahas.

"You, terlihat sangat pendiam," ucapnya melanjutkan.

"...."

"Aku jadi sangsi kalau kamu adalah orang yang sama yang memelukku saat di lift tadi."

Rafael kembali berucap karena Kalula menutup rapat mulutnya. Wanita itu mengikuti Rafael dalam diam, wajahnya semakin pucat pasi, dia menundukkan kepalanya dalam seolah ingin menghilang saja dari muka bumi ini setelah mendengar perkataan Rafael entah itu pertanyaan, pernyataan atau sarkasme.

"Listen ...." Kalula akhirnya angkat bicara, tidak tahan jika topik ini tetap dilanjutkan. Harinya sudah buruk bertemu Luke Edwin jadi jangan salahkan dirinya kalau ia menjadai agak sensitif.

Suara Kalula membuat Rafael seketika menghentikan langkahnya di samping pintu masuk restoran. Pria itu kelihatan menunggu perkataan Kalula selanjutnya.

"Aku benar-benar minta maaf, tindakanku tadi karena-"

"Terdesak, I know."

"Right, aku akan berbicara jujur padamu karena sudah terlanjur begini ...."

Rafael mengangkat sebelah alisnya
masih menunggu, pria itu kelihatan sangat tenang.

"Aku bukan tipe orang yang suka melakukan hal itu sembarangan kepada orang lain. Aku menyadari tindakanku padamu itu sangatlah tidak sopan dan itu sebuah kesalahan besar."

"...."

"Tindakanku juga tidak mencerminkan profesionalitasku dan aku sangat berharap kamu tidak memandang rendah diriku karena itu. Intinya aku menyesalinya."

"Well ...." Rafael terdiam sesaat, kedua bahunya terangkat perlahan senyum kotaknya terbit setengah hati. "Aku tidak tahu kalau berpelukan dengan aku adalah hal yang sangat buruk hingga kamu sangat menyesalinya."

Rafael menganggukan kepalanya seolah telah mengerti maksud wanita itu. "Jangan khawatir, aku bukan tipe orang yang pendendam yang akan mencampuradukkan masalah pribadi dan pekerjaan jadi jangan khawatir."

Ujar Rafael melanjutkan sebelum kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Kalula di belakang tanpa respon lebih lanjut, yang tidak Kalula tahu adalah Rafael Struick begitu terganggu karena pelukannya dianggap sebuah 'kesalahan' oleh wanita itu.

***

"Kalula, saya tidak peduli sama sekali dengan apa yang telah terjadi dengan kamu di Cruise ataupun hari ini tapi tolong ...."

Bisma menarik nafas dalam, pria itu menatap Kalula dengan pandangan tidak terdefinisi tapi yang jelas itu bukan sesuatu yang bagus.

"Tolong jangan sampai hal itu mempengaruhi kinerja kamu, saya mendapatkan dua keluhan hari ini, dan datangnya dari Pak Erick secara langsung loh Kalula!"

"Maaf Pak Bisma."

"Tentang Sir Luke, saya rasa hal ini akan menjadi lebih serius jadi pastikan kamu punya alasan yang bagus saat menghadap Pak Erick nantinya, saya gak bisa bantu banyak tentang hal itu."

"Ya Pak."

"Dan satu lagi, Pak Erick sudah mewanti-wanti banget buat keep close dengan para pemain diaspora karena kedepannya kita akan bekerja sama dengan mereka jadi tolong banget Kalula jangan buat masalah, apalagi dengan Rafael Struick saya merasa dia nggak welcome banget dengan kita jadi bakal lebih berat."

Kalula ingin sekali mengatakan dengan lantang kalau dia sudah terlanjur membuat first impressions yang sangat buruk dengan Rafael. Tapi dia tahu kalau dia mengatakannya dia akan habis ditangan Bisma, apalagi saat atasnya itu kelihatan sangat serius dengan wejangannya.

"Ya Pak," Ujar Kalula pasrah, dan melepaskan kepergian Bisma yang sepertinya terlihat masih tidak senang.

The Red StringWhere stories live. Discover now