20. Aku Siapa?

201 9 0
                                    

Carla istirhat di kamarnya sambil menunggu bang Irfan dan mbak Putri pulang dari kerjanya, menunggu Ridwan pulang dari sekolahnya. Dia sudah pulang sekolah terlebih dahulu. Difa sedang mengantar ibunya ke Bandung. Carla ingin ikut, namun Difa akan tinggal beberapa hari di Bandung, akhirnya Carla hanya terdiam sendiri di rumah.

Setelah merasa bosan di dalam kamar, Carla ke dapur untuk mencari makan. Akhirnya dia mengemil beberapa makanan ringan, dia memakannya kursi dapur. Dia mengerutkan dahinya saat melihat pintu ruangan yang selama ini dia belum tahu. Dia menghampiri pintu itu, lalu mencoba membukanya. Namun ternyata di kunci. Dia mencari kunci di sekitarnya dan ternyata dia menemukan kunci di laci yang ada di samping pintu ruangan. Dia memberanikan diri mencoba kunci itu dan ternyata pintu terbuka. Dia terkejut, bahkan jantungnya berdebar. Dia tahu, papah akan marah jika mengetahuinya. Namun rasa penasarannya lebih tinggi dari rasa takutnya, akhirnya dia masuk ke dalam ruangan.

Barang-barang yang ada di dalamnya begitu tersusun rapih. Dia mengerutkan dahinya saat melihat setiap barang karena matanya tak dapat melihat dengan jelas. Dia menyalakan lampu. Banyak figura yang tertempel di dinding itu, figura besar itu berisi fotonya semua. Foto dirinya di alam bebas, saat dirinya di gunung, pantai dan air terjun. Dia terkejut melihat itu semua.

Bukan hanya foto itu yang Carla lihat. Dia melihat ada figura besar yang terdapat foto dirinya dan seorang laki-laki dengan mesra. Dia melihat susunan figura kecil yang tersimpan di atas meja, semuanya figura berisi foto dirinya dan laki-laki yang sama di figura besar. Ada juga figura musik yang semua fotonya dengan laki-laki yang sama. Air matanya mulai di ujung mata. Dia merasa takut. Seingatnya, dia tak pernah seperti itu. Dia tak percaya. Ingin rasanya dia keluar dari ruangan. Akhirnya dia berlari dengan air matanya, saat dia berlari, dia menabrak meja yang terdapat tumpukkan buku, buku itu hingga jatuh semua.

Carla membawa salah satu buku itu dari lantai. Dia membuka dengan perlahan. Dia membaca satu lembar kertas yang berisi tentang dirinya yang tiba-tiba diberi bunga dan surat. Air matanya terus mengalir membaca cerita itu. Namun tiba-tiba dia teriak histeris. Dalam hatinya bertanya-tanya, aku siapa?

"Aku siapa?" teriak Carla dengan disertai tangisnya.

Bang Irfan yang baru saja datang kerja terkejut mendengar teriakan itu. Dia berlari menghampiri sumber suara dan ternyata sumbernya dari ruangan rahasianya. "Carla!" dia memeluk Carla yang sudah dengan kondisi muka sembab dan rambut sudah acak-acakan.

"Sebenernya apa siapa?! Aku siapa!" Carla berusaha melepaskan pelukan bang Irfan. Namun bang Irfan tetap memeluknya dengan erat.

Bang Irfan terkejut dengan Carla. Air matanya pun mengalir melihat Carla yang marah dan mulai bertanya-tanya.

"Aku siapa?!" Carla berusaha melepaskan pelukannya kembali. Sampai akhirnya bang Irfan melepaskan pelukan. "Kamu siapa?! Kamu siapa?!" teriaknya semakin histeris. Dia memukul dada bang Irfan.

"Car, Car." Bang Irfan mencoba menenangkan Carla. "Semua baik-baik aja."

"Aku siapa?!" teriak Carla. Dia memukul kembali dada bang Irfan.

"Car!" teriak bang Irfan untuk menghentikan amarah Carla yang sudah tak terkendali.

Carla merasa terkejut dengan sentakan itu. Dia terdiam, namun dia tetap menangis dengan pelan.

"Kamu adik aku Carla, kamu adik aku!" tegas bang Irfan.

"Kamu pembohong!" Carla mengambil semua buku yang terjatuh tadi. Dia meninggalkan bang Irfan yang masih berada di ruangan. Dia masuk ke dalam kamarnya dengan tangisannya.

PERIHAL MENGIKHLASKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang