-8-

6.5K 431 64
                                    

Sarada, gadis berkaca mata itu menghampiri anak laki-laki yang duduk menjauh dari sekumpulan manusia. Diam-diam sejak tadi gadis itu mengamati tingkah anak sulung Gubernur Konoha itu sedikit aneh dari biasanya.

"Boruto?" Yang dipanggil pun hanya menoleh dan menyunggingkan senyum singkatnya.

"Kenapa kesini? Kau tak bergabung saja dengan mereka?" Tanya lelaki berambut terang itu pada Sarada.

"Harusnya aku yang bertanya begitu padamu. Kau terkesan menjauhkan dirimu dari mereka."

Boruto hanya tersenyum singkat dan tak menjawab ucapan Sarada. Dia kembali menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan menikmati deburan ombak pantai yang baru saja diresmikan oleh Ayahnya.

"Boruto?" Sarada yang merasa diabaikan pun akhirnya memanggil lelaki itu lagi. "Ada apa denganmu?"

Boruto menoleh pada Sarada. "Tidak ada apa-apa. Memangnya kenapa?"

"Kau terlihat... Berbeda." Lirih gadis itu tanpa memandang yang diajaknya bicara.

Boruto menoleh dan tersenyum sinis pada anak bungsu Sasuke, anak Gubernur yang sempat dititipkan pada Sasuke untuk dididik berbisnis selama liburan sekolah kemarin itu menatap dengan tatapan yang sulit diartikan pada Sarada.

"Sarada?" Gadis itu menoleh tanpa mengucapkan apa-apa. "Apa jika aku berubah aneh kau jadi bisa balas menyukaiku?"

Sarada kaget, namun ia sembunyikan perasaan itu dalam mimik datarnya. "Ah bodohnya aku, harusnya aku tidak bertanya itu padamu. Jelas-jelas aku sudah mendapat jawabannya lalu untuk apa aku bertanya. Haha, lupakan saja!"

Gadis itu hanya mampu tersenyum kaku dengan ucapan Boruto. Apa sebegitukah sakit hatinya Boruto karena selalu ditolak oleh Sarada sampai-sampai bocah pirang itu berubah menjadi 'orang lain' di depan Sarada?

"Boruto," Sarada menundukkan kepalanya. Tiba-tiba perasaan bersalah merambati hatinya seolah ada palu besar menghantam dirinya dan membuatnya sadar bahwa perlakuannya selama ini pada Boruto sangat tidak baik. "Maaf."

Anak Gubernur itu tersentak kaget dengan ucapan Sarada. Seumur-umur anak perempuan itu tak pernah menunjukkan sikap manisnya pada Boruto, dan kini?? Anak yang selalu sombong pada Boruto itu meminta maaf padanya?? Mimpi apa anak itu??

"Aku tau, umm maksudku aku sadar kalau aku selalu kasar dan selalu galak, selalu marah-marah padamu. Maka dari itu aku minta maaf." Tutur Sarada lagi.

Sejujurnya Boruto senang karena Sarada mengakui sikap buruknya bahkan meminta maaf padanya, tapi dengan Sarada minta maaf bukan berarti bisa membuat anak gadis Bibi Sakura yang super kawaii itu jadi jatuh hati padanya kan??

Oh ayo Bolt! Jangan terpancing dengan sikap manis Sarada, kau harus tetap pada pendirianmu!! Teriak Boruto dalam hati.

"Haha, tak apa." Boruto menjawab dengan nada yang masih bukan khas dirinya.

"Jadi kau memaafkanku?"

"Aku tak marah padamu, aku tak menganggap sikapmu sebagai kesalahan. Itu terserahmu dan itu hakmu mau bersikap seperti apa pada orang-orang. Jika sikapmu galak, menjengkelkan dan menyebalkan padaku ya itu bukan hakku untuk marah padamu."

"Boruto," Sarada menyendu didengar dari nada anak itu bicara, dilihat dari ekspresi yang ditunjukkannya, terlihat sekali Sarada menyesal sudah bersikap buruk pada Boruto. "Jangan jadi orang lain begini."

"Orang lain bagaimana? Bahkan aku tetaplah Boruto Uzumaki, anak dari Gubernur Konoha Naruto Uzumaki bersama pasangannya Hinata Uzumaki. Memang apa yang keliru Sarada?"

Sarada menggeleng tegas. "Kau bukan Boruto yang kukenal, kau berbeda, kau jadi pendiam, bahkan terlihat seperti kau sedang menjauhiku."

"Bukankah itu yang kau mau? Kau selalu bilang padaku untuk tidak dekat-dekat denganmu kan? Karena setiap ada aku di sekitarmu kau akan terkena masalah baru?"

This Feeling'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang