Satu tahun kemudian...
Sarada duduk dengan wajah ditekuk di atas ranjang Sanosuke, gadis itu hanya memperhatikan Kakaknya yang sibuk dengan setumpuk map berisi formulir pendaftaran perguruan tinggi. Sejak tadi Adik kecilnya itu tak mendapat perhatian sama sekali dari Kakaknya, Kakaknya lebih fokus pada MacBook dan map-map itu.
Kesal karena diabaikan Sarada melempar bantal yang sejak tadi dipeluknya dan tepat mengenai kepala Sanosuke.
"Sarada!! Keluar dari kamarku kalau kerjamu hanya mengganggu!" Sanosuke berbalik dan menyentak Sarada.
"Tidak!" Gadis itu melengos dan melipat kedua lengannya di dada. "Kenapa MacBook dan map itu lebih indah dibanding aku?!"
"Jangan mencari gara-gara Sarada, aku harus segera mengirim formulirnya." Sahut Sanosuke yang sudah kembali fokus pada layar MacBooknya.
"Kenapa kau repot sekali sih Kak, nilaimu bagus-bagus tidak perlu sibuk mengikuti tes ini itu hanya untuk masuk ke perguruan tinggi!"
Sanosuke memejamkan mata dan menarik nafasnya dalam-dalam kemudian, "MAMAAAAAA!!! SARADA MENGGANGGUKUUUUUUU!!!!"
Dan jeritan selantang halilintar itu pun sukses membuat Sarada kocar kacir lari keluar dari kamar Kakaknya. Kelemahan Sarada kalau sudah Kakaknya berteriak mengadu pada Ibu Ratu rumah ini anak itu tak akan berkutik sama sekali. Lebih baik dia mengurung diri di dalam kamar dari pada harus berhadapan dengan Mamanya yang bisa berubah menjadi super galak, bahkan lebih galak dibanding Kakaknya Upin Ipin.
Saat mendengar pintu kamar Sarada ditutup dan menimbulkan suara cukup keras Sanosuke meledakkan tawa jahatnya. "Rasakan itu." Sudah dipastikan Sarada akan segera sok sibuk dengan televisi atau novel atau semacamnya supaya ketika Sakura melihatnya anak itu sudah anteng-anteng tak mengganggu Kakak lelakinya lagi.
The power of Mama.
Setelah formulir itu terisi Sanosuke segera memindahkan file tersebut ke dalam flashdisk miliknya, tanpa lupa mematikan MacBook dan mengganti baju lelaki itu menyambar kunci motor dan segera melesat meninggalkan kamar.
Baru sampai di depan kamar dia langsung disambut pertanyaan oleh Sakura yang sedang sibuk dengan alat pemanggang kue.
"Mau kemana?"
"Ke kantor Papa." Jawab lelaki itu dengan cengiran lebarnya.
Sakura menautkan alisnya dengan jawab Sanosuke. "Untuk apa? Tumben sekali."
"Ehehehe, belajar kerja Ma barang kali nanti aku tidak diterima perguruan tinggi aku bisa melamar pekerjaan di kantor Papa."
"Kau ini ada-ada saja! Ya sudah, hati-hati."
"Siap. Aku pergi Ma."
"Ya. Sampai jumpa."
Dengan itu Sanosuke segera berlari meninggalkan rumah, kenapa berlari? Dia tak mau Sarada mengekorinya dan merengek minta ikut. Akan sangat repot kalau membawa Sarada.
Sanosuke mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, jalanan lengang karena ini hari kerja tetapi dia sudah libur karena telah selesai ujian akhir jadi dia tidak perlu buru-buru untuk sampai di kantor Sasuke. Pagi tadi anak itu juga sudah memastikan bahwa Papanya hari ini tidak pergi ke pelabuhan jadi Sanosuke bisa kapan saja mengunjungi Ayahnya ke kantor.
Setelah empat puluh lima menit berada di atas motor akhirnya tiba juga Sanosuke di kantor Ayahnya. Dia memarkirkan motornya berjajaran dengan motor-motor yang lain, sekalipun dia anak pemilik kantor tapi yang namanya aturan tetaplah aturan.
Sanosuke cukup terkenal disini, jika dulu Sarada lebih terkenal tapi sekarang Sanosuke yang terkenal karena setelah menyelesaikan ujian akhir anak itu sering berkunjung ke kantor Ayahnya dan ikut bekerja membantu karyawan yang memerlukan bantuan, bahkan dia sudah akrab dengan beberapa karyawan Ayahnya, malahan ada juga yang terang-terangan mengaku gemas dengan anak sulung Boss mereka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling's
Fanfiction#Note! : Dianjurkan untuk baca lebih dulu "Marriage Life" sebelum membaca ini.# "Perasaan ini akan menyatukan kita atau malah akan menghancurkan kita?" --oOo-- Naruto © Masashi Kishimoto AvalerieAva 2017 present : "This Feeling's" [Spin Off from Mar...