Part 29

1.4K 103 13
                                    

Laki-laki itu membuntuti langkahnya.. Hati lah yang menuntunnya mengejar gadis misterius itu, walaupun pada kenyataannya mereka tak pernah bertemu sebelumnya.

Akhirnya langkah gadis itu terhenti. Ia berteriak. Gadis itu terlihat begitu hancur, ia pun berlari ke arah sebuah jembatan yang tak jauh dari sini. Ia berdiri lalu merentangkan tangannya. Laki-laki ini mempunyai firasat buruk, ia segera berlari ke arah gadis itu. Didorongnya tubuh gadis itu ke tepi sebelum ia menjatuhkan diri ke sungai.

"Apa kau sudah gila?! Arus sungai ini sangat deras!!"

Gadis itu pun menggelengkan kepalanya, tatapannya kosong.

***

Maddison berjalan sembari menggeliatkan tubuhnya menuju kamar apartementnya. Ia terlihat sangat kelelahan karena tidak tidur semalaman. Dari kejauhan ia melihat ada seorang laki-laki yang tertidur di depan pintunya, ia pun mempercepat langkahnya.

"Harry?" Ia menepuk pelan pipi Harry, mencoba untuk membangunkannya. Matanya terbuka lebar ketika mendapatkan suhu tubuh Harry yang sangat tinggi.

Perlahan mata Harry terbuka, laki-laki ini pun tersenyum ketika melihat gadis yang ia cintai akhirnya datang.

"Mengapa kau ada disini?"

"Aku menunggumu pulang, Mad"

"Suhu tubuhmu sangat tinggi, Harry!Disini sangat dingin, ayo masuk" Maddison pun membuka pintu dan membantu Harry berjalan memasuki apartementnya

Harry merebahkan tubuhnya di sofa, tanpa sadar bibirnya bergetar seakan sedang berbicara sendiri.

"Katakan padaku, apa yang kau rasakan sekarang? Apakah kau kedinginan?"

"Hanya sedikit gerah. Apa kau menggunakan penghangat ruangan disini?"

Setelah mendengar jawaban dari Harry, Maddison langsung mendiagnosis bahwa laki-laki ini terserang hipotermia. Ia pun bangkit dari sofa. Ia segera mengambil emergency thermal blanket dan selimut tebal yang tersedia di apartementnya lalu membantu Harry memakainya.

"Kau harus memamakai ini, setidaknya ini akan mencegahnya agar tidak semakin parah"
Harry pun menuruti perkataan Maddison. Tubuhnya terasa sangat gerah sekarang, padahal cuaca sangat dingin.

"Dasar bodoh! Mengapa kau menungguku semalaman dan membahayakan dirimu sendiri, hah?!"

"Aku baik-baik saja, Mad"

"Baik-baik saja kau bilang? Kau pikir hipotermia adalah penyakit yang ringan? Jika hipotermia mu ini parah, akan sangat membahayakan, Harry" Maddison menarik kasar rambutnya ke belakang semetara Harry hanya terdiam melihat Maddison yang terlihat begitu marah

"Dan sekarang apa?! Bagaimana jika semakin parah? Aku tak memintamu untuk menungguku semalaman disana. Pikirkan dirimu sendiri!"

Harry tersenyum miris menatap Maddison

"Maafkan aku selalu mengkhawatirkanmu..."
"Aku hanya tidak ingin kau bersedih di hari natalmu.. Karena aku tak akan membiarkan hal itu terjadi. Maafkan aku yang terlalu memikirkanmu"

Kini Maddison yang terdiam. Mulutnya seakan bungkam, hatinya tersentuh saat mendengar penjelasan dari mulut Harry. Dan ini semakin membuatnya merasa bersalah.

Ia menatap lekat mata emerald milik Harry. Hatinya terluka ketika melihat tatapan itu.

"Aku tak pantas menerima cinta dari laki-laki setulus dia" batinnya

Lifesaver ( Justin Bieber Love Story ) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang