chapter 21

5.5K 171 0
                                    

Carla tidak bisa fokus dengan kerjaan nya. Ia meneguk kopi nya, tanpa disadari posisi gelas nya sudah miring, sehingga kopi nya tumpah

"Carla apa kau sudah, hei!!" Ucap Mr. Ryan

"Mr. Maafkan saya yang tidak fokus." Kata carla sambil membungkuk

"Bagaimana kau ini? Dimana perhatian mu?" Tanya Ryan

"Maafkan saya Mr. Takkan saya ulangi lagi." Ucap carla

"Baiklah, katakan! Apa kau sudah menyelesaikan berkas yang saya kasih 2 hari yang lalu?"

"Sedang saya kerjakan Mr. Ryan!" Jawab carla

"Sedang kau kerjakan? Weekend ini apa yang kau lakukan? Jalan jalan? Hingga berkas itu tak kau kerjakan?" Tanya mr. Ryan

"Aku telah berbuat lalai Mr." Jawab carla,

"Baiklah, saya mau berkas itu selesai hari ini. Pukul 3:00 PM." Kata Mr. Ryan, setelah itu dia pergi dari meja carla. Carla duduk dan menepuk keras meja itu

"Dia hanya bisa berkata, 'lakukan ini, lakukan itu!' Apa dia pikir, semua orang harus menghabiskan hari weekend nya dengan bekerja? Sementara kami setiap hari sudah bekerja sampai malam karena nya?" Tanya carla kesal

Dia kembali mengerjakan tugas nya dengan cepat. Hingga jam makan siang tiba

"Carla, mari kita makan siang!" Ajak calie

"Duluan saja calie." Jawab carla tanpa melirik sedikit ke calie

"Ayolah carla! Jangan anggap serius perkataan Mr. Ryan tadi! Setidaknya kau juga harus makan carla!" Ucap calie

"Pergilah calie, aku akan antarkan berkas ini sebelum jam tiga, dan aku akan pukul meja nya dengan kuat. Dia pikir, setelah hampir setiap hari lembur, kita juga harus habiskan waktu untuk bekerja? Yang benar saja! Mentang mentang dia manager kita dia mau berbuat seenaknya? Bahkan pada hari weekend?" Tanya carla kesal

"Jangan kesal begitu. Baiklah, rose. Ayo kita makan siang!"

"Sayang sekali, calie. Temanku mengajak makan siang di restaurant dekat rumah nya. Makan siang saja sendiri!" Jawab rose, calie mengangguk dan pergi

'Drrt.. drrt..'

"Halo."

"Hai, maukah kau makan siang bersamaku?" Tanya seseorang, siapa lagi kalau bukan peter

"Tidak."

"Kenapa?" tanya peter, carla memutar bola mata

"Kau tahu managerku itu? Dia memberiku berkas yang akan di kumpulkan pukul tiga. Dan dia bilang, 'kenapa kau tidak mengerjakan berkas itu weekend ini?' Aku kesal sekali dan--apa guna aku menceritakan ini padamu? Kau kan direktur. Sudahlah, pokok nya aku tidak mau makan siang denganmu."

'Tut tut tut'

Carla kembali fokus pada komputer nya.

2:00 PM

Carla mematikan komputer dan membereskan berkas nya.

Ia menuju ruangan Mr. Ryan dan membuka pintu nya dengan keras. Carla membanting berkas itu di meja Mr. Ryan, namun Mr. Ryan hanya meliriknya sekilas dan melirik kembali ke komputer nya

"Pak, saya sudah selesaikan berkas nya 1 jam sebelum bapak menyuruh saya mengantar nya." Kata carla sambil mengukir senyum paksa di wajah nya

"Ck, carla. Taruh saja berkas itu di meja. Tunggu dulu!" Carla mendongkak mendengar kata 'tunggu dulu' dari Mr. Ryan

"Lain kali jika kau tidak suka dengan sikap ku.. bilang saja padaku. Tidak perlu melapor pada pak direktur begitu." Lanjut Mr. Ryan

"Pak--Pak direktur?"

***

"Peter! Kau sudah tidak waras. Kau sudah kehilangan akal!!!!! Kenapa kau bilang begitu pada manager ku? Sudah kubilang, kau takkan mengerti. Karena kau ini direktur!! Bukan pegawai biasa seperti ku. Bagiku, manager adalah dewa!! Apa yang kukatakan itu hanya curahan hati belaka. Aku tak memintamu untuk bilang begitu padanya!" Bentak carla tanpa minta jawaban dulu dari peter

"Kau bilang, kau dimarahi karena aku mengajakmu weekend bersama kan?" Tanya peter, carla mengangguk

"Aku merasa bertanggung jawab. Jadi aku bicara pada Ryan." lanjut peter, carla menepuk dahi nya

''Memang benar. Tak ada guna nya bicara denganmu. Kau kan atasan, mana bisa mengerti? Mungkin kau bisa merasakan saat dimarahi ayahmu nanti. Selamat tinggal!" Ucap carla sambil melambaikan tangan nya

'Hmm, aku bahkan tak pernah dikatai begitu oleh ibuku. Tapi kenapa aku merasa senang, bukan nya kesal?' Batin peter saat carla keluar

Carla memegangi dahi nya. Seharusnya ia sadar, posisi peter di kantor itu adalah atasan. Direktur. Bukan teman yang bisa ia ajak curhat sesuka hati.

Carla menaruh tasnya diatas meja, kemudian dia membanting kepalanya diatas meja kerja nya.

"Kenapa?" Tanya calie sambil meneguk kopi nya

"Sekarang aku sudah tidak bisa menampakan muka di depan Mr. Ryan lagi. Aku malu, apa yang ditangkap Mr. Ryan tentang ku?" Tanya carla, calie melepaskan gelas di tangan nya dan ia taruh di meja carla

"Kerjaan sudah selesai kan? Minum obat tidur supaya bisa istirahat." Kata calie, carla memutar kepalanya

"Bagaimana kalau sebentar malam aku traktir makan malam?" Lanjut calie, carla masih menutup matanya

"Tidak perlu begitu. Ini sudah tanggal tua." Jawab carla, ia mengambil roti yang ada di mejanya dan membuka plastik nya

"Bagaimana kalau, kita ke bar?" Tanya calie, carla membuka matanya

"Ide bagus. Tapi aku tak pernah mencoba wine, aku tak mau menyesal nantinya." Jawab carla, calie memegangi kepalanya

"Untuk apa wine diciptakan jika bukan untuk dicoba? Pikirkanlah sekali lagi! Dengar, jika aku jadi kau. Aku takkan pikir dua kali untuk mencobanya. Dan disaat ulang tahunku yang ke 17, aku merayakannya di bar. Pukul 12:00 PM. Ayolah!!!" Bujuk calie sambil mengguncang tubuh carla

07:00 PM

"Musik nya sangat keras. Telingaku sangat sakit." Ucap carla sambil memegangi kepalanya

"Tidak ada bar tanpa musik." Ucap calie

"Ayo kita menari!" Lanjut calie, carla menggeleng cepat. Namun calie menarik tangan nya dan mereka menari bersama

Disisi lain seseorang duduk di ruangan nya sedang menatapi laptop nya. Ia kemudian menatap ke arah ponsel nya, terdapat id caller carla disana

"Halo." Peter mengangkat telfon tanpa mengangkat ponsel di telinga nya

"Sesuatu hanya akan berjalan lancar jika ada di tempat ini. Hahaha." Ucap carla santai, peter segera mengangkat handphone itu ke telinga nya

"Apa kau mabuk?"

"Hei hei, siapa bilang aku mabuk? Aku masih waras. Hanya saja.. beberapa gelas." Jawab carla

'Prang'

"Hei sayang. Kenapa kau pecah? Oh kumohon. Bersatulah sayang. Akan kuhitung sampai tiga, dan kau akan bersatu menjadi sebuah gelas yang utuh. Satu... dua.. tiga. Anak pintar! Kau tidak bersatu, tapi ada gelas lain disini. Hahaha." Lanjut carla

"Katakan dimana bar nya? Aku akan menjemputmu. AKU, MENJEMPUTMU." Kata peter

"Aku tidak sedang di bar. Aku berada di ruang dansa yang ada di bar. Lucu bukan? Tanpa kusadari aku sudah mulai mengerti lawakan. Hahaha." Peter memegangi kepalanya, kerjaan sangat bertumpuk. Dan sekarang, ia harus berurusan dengan gadis itu lagi

"Aku akan menjemputmu."

'Tut.'

"Halo. Kerahkan semua anak buahmu. Cari seorang wanita di semua bar yang ada di new york. Akan kukirmkan gambarnya sebentar. Cepat!" Ucap peter sambil menutup telfon nya.

I Love My Big Boss ✅Where stories live. Discover now