3. A Little Too Late (Changsub)

660 70 119
                                    

Changsub duduk di konternya sambil menatap layar komputer dengan tatapan kosong. Belum ada penumpang yang akan check-in hari ini, sepertinya penerbangan terakhir dijadwalkan masih beberapa jam lagi. Ia mendesah keras beberapa kali tanpa disadarinya.

"Kau tidak ke coffee shop itu lagi?"

Suara Jaebum yang duduk di konter sebelahnya membuyarkan lamunan Changsub.

"Hah? Apa? Oh, tidak." jawab Changsub sekenanya. Jaebum menatap Changsub heran.

"Ini kan hari Kamis. Biasanya kau selalu kesana tiap hari Senin, Kamis dan Sabtu, lebih sering daripada hari-hari biasanya." Jaebum melanjutkan. "Lagipula tidak mungkin seorang Lee Changsub tidak membeli kopi."

Changsub tidak menghiraukan ucapan Jaebum. Ia kembali melamun. Memikirkan kejadian beberapa hari lalu yang mengusik pikirannya, lebih tepatnya hatinya.

***

"Aku pesan latte satu, Nona." ujar Changsub pada perempuan di belakang kasir Monolog Coffee. Perempuan itu menaikkan sebelah alisnya mendengar pesanan Changsub.

"Kau yakin? Latte? Tidak americano seperti biasanya?" tanya perempuan itu kepada Changsub. Perempuan itu memang tampak terkejut, karena sepertinya Changsub tidak biasa memesan latte.

"Yakin sekali. Aku sedang butuh yang manis-manis saat ini," jawab Changsub sambil mengangguk. Perempuan di belakang kasir tersebut mencondongkan tubuhnya ke arah Changsub.

"Kalau kau perlu yang manis, minum saja americano sambil melihatku."

Changsub terlihat kaget tapi seringaian lebar menghiasi wajahnya.

"Woah, Kim Hyejin! Lihat gombalanmu barusan. Darimana kau mempelajarinya?" Changsub mengacungkan kedua ibu jarinya dan bahkan bertepuk tangan heboh. Perempuan yang dipanggil Kim Hyejin itu nyengir.

"Aku belajar pada ahlinya, seseorang yang biasa memesan americano dua gelas ketika sedang bahagia, dan memesan americano bergelas-gelas ketika sedang tidak bersemangat. The one and only, Lee Changsub."

Changsub terkekeh geli mendengar penuturan Hyejin. "Baiklah, americano seperti biasa. Dua."

Hyejin mengangguk dan memencet beberapa tombol pada mesin kasir. Sambil menunggu pesanan Changsub, ia menopangkan dagunya di atas konter, bersiap mendengar cerita Changsub hari ini.

"Kau tahu, hari ini aku bertemu dengan adikku. Dia pergi dinas ke Hongkong dan saat check-in dia menyebarkan cerita-cerita tentangku ke seluruh petugas. Dia membuat semua orang menertawaiku, Hyejin-ah." Changsub mulai bercerita. Hyejin mendengarkan dengan seksama, sesekali menimpali sambil tertawa.

Selalu begitu. Sudah sejak lama, ketika Changsub menjadi pelanggan tetap di Monolog Coffee. Changsub akan datang, memesan americano dua gelas, dan mengobrol dengan Hyejin sambil menunggu pesanannya siap. Bahkan dalam sehari, ia bisa datang lebih dari tiga kali.

Hyejin selalu senang mengobrol dengan Changsub yang ekspresif. Terkadang, ia bertanya-tanya dalam hati, apakah di hari lain yang bukan shift nya, Changsub juga mengajak bicara teman-teman kerjanya. Ada sedikit perasaan di hati Hyejin yang ingin menjadi satu-satunya orang terdekat Changsub.

"Siapa tadi namanya, Ilhoon? Hahaha, adikmu hebat sekali bisa membuatmu pucat pasi begini. Apa dia selalu mengerjai hyung nya?" Hyejin berbalik untuk mengambil pesanan Changsub dan dua sedotan dari atas konter.

"Aku punya adik satu lagi dan dia lebih parah dari Ilhoon kalau soal mengerjaiku. Yah, tapi aku sayang mereka, sih." Changsub mengambil satu gelas karton berlogo 'Monolog Coffee' tersebut, dan mengangkatnya. "Terima kasih untuk kopinya, Nona Cantik."

Way Back Home ✔Where stories live. Discover now