Part 7 Frist Meet (Again)

945 82 3
                                    

Hai aku berusaha ngelanjut lagi secepatnya.

maaf typonya bertebaran.

Kali ini aku menulis sedikit panjang semoga suka..

Happy reading..

_______

Tahun 1433

Angin bertiup kencang malam ini, beberapa kali bibi Ma merapatkan selimut seadanya pada gadis yang kini tengah berbaring di sampingnya, sesekali bibi Ma menatap kearah hutan yang gelap, masih sedikit cemas jika ada tentara Jurchen yang berani masuk kekawasan Joseon, mengingat bagaimana mereka membantai banyak tentara Joseon saat di Jeju untuk menjarah harta. Paman Ma beberapa kali berusaha membuat api unggun yang ia buat tetap menyala dengan kondisi angin yang membuat api selalu mati, mereka harus bertahan dalam cuaca dingin di hutan setelah berhasil menyeberang dari pulau Jeju menuju Hanyang.

"Apa apinya tidak bisa menyala juga? sepertinya gadis ini mulai mengigil." Bibi ma mulai khawatir ketika gadis yang kini berbaring di sampingnya mulai mengigil kedinginan, juga mulai kesal karena suaminya ini tidak juga bisa membuat api unggun tetap menyala.

"Aku juga sedang berusaha, kau lihat angin sangat kencang." paman Ma berusaha tetap tenang, walaupun dia sama khawatir dengan istrinya, dan sepertinya keributan kecil itu membuat gadis itu terbangun.

"Maaf aku merepotkan kalian." bibi Ma langsung berbalik menatap gadis itu sambil membantunya duduk ketika melihat gadis itu berusaha bangun.

"Tidak, kau tidak merepotkan kami agasshi, kami yang seharusnya berterimakasih karena sudah menyelamatkan nyawa kami saat di hutan kemarin. Kami justru minta maaf karena tidak bisa memberikan apapun sebagai ucapan terimakasih, hanya ini yang bisa kami lakukan." Bibi Ma berusaha kembali mengucapkan rasa terimakasihnya pada gadis yang kini berada di sampingnya. Gadis itu kembali menggelengkan kepala.

"itu sudah kewajiban setiap orang untuk membantu jika mampu. kebetulan kemarin memang aku bisa membantu kalian saja." Bibi Ma menatap wajah gadis itu sendu, karena menolong mereka wajah gadis itu memiliki luka gores yang cukup dalam dan bagi bibi Ma itu tidak baik.

"Katakan apa yang bisa kami lakukan untukmu selain yang kita lakukan sekarang untukmu Agasshi?" kali ini paman Ma ikut berbicara ketika dirasa api unggun tidak akan mati lagi. Gadis itu menatap paman Ma berpikir, kejadian beberapa hari ini yang dia lalui sungguh menguras energi juga mentalnya. Semua serba tidak masuk akal dan membuatnya frustasi, tapi anehnya dia bisa menjalaninya dengan baik.

"Bisakah kalian hanya membawaku bersama kalian? jika boleh aku ingin menjadi anak angkat kalian, aku tidak tahu harus kemana, dan aku juga tidak punya siapapun disini, aku tentunya akan melakukan apapun yang berguna untuk kalian, lagipula kalian bilang kalian tidak punya anakkan?" bibi dan paman Ma saling berpandangan lalu keduanya saling tersenyum.

"Tentu saja boleh kenapa tidak, agasshi sudah menyelamatkan nyawa kami dan lagi aku juga menyukaimu Agasshi." bibi Ma mengenggam tangan gadis di sampingnya sayang, entah kenapa bibi Ma sepeti di beri kesempatan oleh dewa untuk merasakan memiliki seorang putri ketika melihat gadis di sampingnya.

"Terima kasih dan tolong panggil namaku saja, bukankah kita akan menjadi keluarga? Hagi, panggil namaku Hagi Aboeji, eommoni." Hagi iya gadis itu Hagi. Paman dan Bibi Ma mengangguk setuju

Hagi menatap api unggun yang berkibar terkena angin, dia kembali mengingat peristiwa aneh yang baru saja ia alami beberapa hari terakhir ini, awalnya semua ia anggap mimpi, tapi mana ada mimpi sepanjang dan senyata ini. Tapi ia berusaha mengingat kata-kata ayahnya dan semua mulai masuk akal, akhirnya ia paham dan juga berusaha menerima semua yang terjadi padanya. Sepertinya Tuhan sedang memberinya petunjuk tentang tujuan kenapa ia dilahirkan dan untuk apa dia dilahirkan di keluarga Kim

TIME TRAVEL:Timeless Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang