Part 39 Reality

483 56 7
                                    

Hai maaf baru di lanjut, sepertinya beberapa orang jadi malas baca karena aku lama update.

Maaf iya.. kemarin selain kena sindrom males nulis karena libur, aku juga sibuk ngurus beberapa surat buat aku kerja lagi nanti bulan september.

Jadi harap maklum kalau ngelanjutnya agak lama. Tapi seperti yang aku bilang aku bakalan selesaikan ceritaku, seberapa lama pun waktu yang di butuhkan.

Harap masih mau baca sama vote ceritaku iya..

Cerita ini akan aku per singkat jika yang baca sedikit, tapi jika banyak yang baca aku sesuaikan dengan awal ide cerita.

Terimakasih.

Cerita ini hanya fiksi belaka yang di angkat dari peristiwa dan karakter sejarah di korea.

Masih ada typo

Happy reading.

***

Ini bukan tentang dirimu tapi ini tentang aku yang tidak bisa melihat wajahmu yang terluka dan itu karena aku

♡♡♡♡♡

Para mentri berkumpul di aula kerajaan dengan banyaknya diskusi perihal eksekusi yang akan di alami oleh mentri Jang, beberapa nampak senang khususnya fraksi yang memang mulai menentang Putra mahkota naik tahta, mereka semua sudah mulai bersiap-siap untuk merapat pada Pangeran Suyang yang selama ini memang di bawah kendali mentri Jang. Tapi berkumpulnya para mentri hari ini bermaksud untuk melepas Kim Jong Seo sebagai Jendral juga wakil perdana mentri yang akan berperang di utara bukan tentang eksekusi yang memang tidak bisa si cabut lagi.

Raja Sejong yang biasa ikut dalam pertempuran untuk sementara mempercayakan semuanya pada Jong Seo, selain karena urusan kerajaan Raja Sejong masih berduka setelah kehilangan selir kesayangannya. Keadaan aula langsung sunyi ketika Raja Sejong masuk aula, semua mentri langsung menyambut Raja Sejong memberi hormat.

"Seperti yang kalian tahu, hari ini pasukan kerajaan akan kita kerahkan ke utara guna memberantas suku Jurchen yang meresahkan beberapa desa di sana. Aku mengutus Kim Jong Seo untuk memimpin pasukan kesana, beberapa pasukan pribadi dari beberapa keluarga mentri juga ikut di kerahkan agar kita bisa memberantas Jurchen hingga habis." Tidak ada yang protes, semua menerima titah Raja patuh. Jong Seo sendiri sudah lengkap dengan pakaian jirahnya lalu berlutut di hadapan Raja guna meminta restu.

"Hamba menerima titah Raja." setelah itu Jong seo langsung keluar dari aula kerajaan menuju halaman istana dimana sudah ada ratusan pasukan yang menunggu nya disana.

Selama di perjalanan menuju utara pasukan sempat beristirahat di desa terakhir di mana benteng utara berada, disana Hagi juga beberapa orang kepercayaan Jong Seo sudah menunggu untuk bergabung menuju medan perang. Jong Hyun yang sejak awal memandu Hagi dari keluar istana sampai ke desa ini juga ikut dalam pasukan, Jong Hyunlah yang nanti akan membantu Hagi untuk keluar dari medan perang setelah memastikan Jendral Jurchen tidak memiliki kekuatan apapun dari bandul yang ia kenakan.

"Selir Suki bagaimana anda memastikan jika Jendral itu sudah tidak bisa menggunakan kekuatan magisnya lagi?" Hagi menghelah nafas lalu menatap tajam ke arah Jong Seo yang masih memanggil nya dengan gelar itu, padahal sudah berapa kali Hagi bilang untuk hanya memanggil namanya saja, selain karena bisa berbahaya jika di dengar orang lain, bagi Hagi gelar itu sudah tidak di perlukan lagi karena bagi banyak orang Selir Suku sudah mati.

"Apa kau mau aku memanggilmu Haraboeji? Aku sudah bilang kan panggil namaku Jong Seo_ssi." Jong Seo meringis ketika Jong Hyun juga Jung so menahan senyum, Jong Seo harus kembali terbiasa memanggil Hagi dengan namanya bukan gelarnya.

TIME TRAVEL:Timeless Love (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя