Chapter 3

2.2K 238 2
                                    

Hermione melihatnya saat dengan angkuhnya cowok itu melangkah memasuki ruang rapat prefek. Tak sadarkah ia jika ia sudah telat setengah jam? Dasar ferret. Yang dilakukannya hanya mengacau saja. Tentu saja Hermione masih kesal dengan kejadian tadi siang di Danau Hitam. Bagaimana mungkin ia melupakan cowok yang berhasil membuatnya menderita selama di Hogwarts.

"Well, maafkan atas keterlambatanku.   Salahkan saja ketua murid putri kita yang tampaknya menjadi sebab utama keterlambatanku karena tidak memberitahukan mengenai perubahan jadwal hari ini,"kata Malfoy dengan angkuh.

"Oh shut up ferret. Bukankah aku sudah memberitahumu mengenai hal ini tadi siang?"ketus Hermione dengan kesal. "Oh ya Granger? Kurasa tidak,"sinis Malfoy. "Ayolah Malfoy jangan membuat suasana menjadi panas. Hermione sudah memberitahumu tadi siang saat kau sedang mengobrol dengan jalang-jalang Ravenclaw itu,"balas Ron sengit. "Kau hanya iri kan weaselbee karena tampaknya tidak ada yang menginginkan rambut merahmu,"balas Malfoy tak kalah sengit.

Sementara Malfoy berbicara seperti itu, Ron memandangnya marah dan menggertakan giginya. "Sudahlah Ron tidak usah mendengarkan dirinya. Bukankah dia hanya sampah tidak berguna?"kata Hermione menenangkannya.

"Sampah Granger? Tidak kah kau sadar siapa dirimu di dunia sihir ini?" seru Malfoy. "Oh ya, memangnya kau sadar siapa diri mu ferret?" ketus Ron. "Kalian berdua cukup!"ujar Hermione kesal. "Ah mendengar kata katamu aku menjadi menyadari betapa beruntungnya aku. Beruntung sekali aku tidak dilahirkan di keluarga blood traitor yang berteman dengan darah kotor dan darah campuran,"kata Malfoy dengan sinis. "Tutup mulut Malfoy. Kau tidak tau siapa diriku, keluargaku, maupun teman temanku,"balas Ron. "Diammmmm!!!!"teriak Hermione kesal.

Seperti inilah jadinya saat pertemuan prefek setiap minggunya. Hanya mereka bertigalah yang saling berdebat dan adu teriak sementara prefek prefek lainnya hanya bisa melihat dengan takjub dan tak berani berkomentar.

"Well...,"kata Hermione setelah semuanya tenang,"jadi setelah apa yang kita bicarakan sebelum perdebatan tadi,". "Apa kau akan terus membuang buang waktu kami Granger dengan perkataan well, well mu?"potong Theodore Nott. Hermione hanya bisa menghela napasnya dengan kesal. "Beritahu dia bagaimana seharusnya Theo," seru Malfoy memerintah.

Meskipun Theo lah yang menjadi ketua murid putra, tetapi entah mengapa Hermione merasa ia terlalu mudah dipengaruhi dan diperintah perintah oleh ferret pirang itu. "Jadi,"lanjut Hermione. "Jadi sebaiknya kalian melakukan jadwal patroli prefek untuk minggu ini. Lakukanlah dengan benar. Rapat bubar. Kalian boleh pergi,"potong Nott lagi lagi sebelum Hermione berbicara.

Hermione hanya bisa melihat berangsur angsur para prefek keluar ruangan didahului Malfoy busuk itu hingga hanya tersisa dirinya dengan Ron di ruangan itu. Dia adalah ketua murid putri. Sementara Malfoy hanyalah prefek biasa. Dirinya lebih tinggi dibandingkan Malfoy itu. Tapi bagaimana bisa ia dikalahkan saat rapat tadi?

"Kacau sekali bukan rapat tadi? Ular ular itu hanya bisa membuat masalah saja,"ujar Ron padanya. Setidaknya ia merasa bersyukur ada Ron. Bagaimana kalau tidak ada Ron? Apa kah ia harus menghadapi ular ular itu sendirian? Hermione bersyukur masih ada yang membelanya saat rapat prefek. "Ayo pergi Ron,"ujarnya sambil melangkah keluar.
-------------------------------------------------------------
Aku benci kau Malfoy. Amat sangat benci. Rasa benci ini sungguh tak tertahankan kau tahu? Aku benar benar benci padamu. Aku tak keberatan untuk mengulangi kata itu berkali kali hanya untukmu.

TWO SIDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang