Chapter 8

2.6K 227 7
                                    

Draco masih merasa bahwa ada sesuatu yang aneh pada Hermione. Entah mengapa Hermione selalu menghindarinya. Sudah satu minggu Hermione menghindarinya. Apabila berpapasan, Hermione selalu menghindari menatap matanya meskipun mereka bertengkar. Seakan akan ada sesuatu yang terjadi yang membuat Hermione seperti itu tetapi entah mengapa dirinya sendiri tak tau apa itu.

Hei, Draco bukan kangen pada mudblood itu. Dia hanya merasa aneh dan mungkin kehilangan mulut jenius darah lumpur itu. Hei, apakah Draco baru saja menyebutkan bahwa darah lumpur itu jenius?

Entah mengapa Draco merasa hal ini harus segera diselesaikan. Dia melihat Hermione Granger berjalan ke arah perpustakaan. Bukankah itu habitatnya? Perpustakaan. Draco mengikuti Hermione ke perpustakaan. Dia melihat sepertinya sedikit sekali siswa asrama Slytherin berkeliaran di sini. Tentu saja. Hal tersebut tak perlu dipertanyakan. Sepertinya siswa Slytherin lebih mengerti cara menikmati hidup.

Hermione mengambil sebuah buku dari rak dan segera duduk di pojokan. Dengan segera, Draco mengambil buku tanpa melihat buku itu dan duduk tepat di hadapan Hermione.

"Sedang apa kau di sini Malfoy?"tanya Hermione.

"Oh. Jadi kau sudah mau berbicara kepadaku?"

"Apa pedulimu? Kau belum menjawab pertanyaanku tadi Malfoy. Sedang apa kau di sini? Dan sebaiknya kau cari tempat lain karena aku sudah lebih dulu menempati tempat ini. Lihat masih banyak yang kosongkan. Untuk apa duduk di depan mudblood?"sinis Hermione.

"Ssst.. Granger. Kau kan Miss Know It All. Apa kau tidak tau fungsi perpustakaan sehingga kau masih bertanya sedang apa aku di sini. Apa kau tidak liat apa aku sedang membaca. Jadi diamlah. Apa kau tidak bisa diam sekali saja."jawab Draco yang sedang berpura pura membaca

"Membaca ya? Tentu saja orang jenius sepertimu bisa membaca buku yang terbalik. Kau belajar darimana Malfoy cara membaca buku dengan terbalik?" sindir Hermione.

Segera saja Draco melihat bukunya. Dia pun baru tersadar bahwa bukunya terbalik. "Aku sedang melatih kemampuan visual dan otakku saja Granger. Kau tau kan bahwa orang jenius bisa belajar dengan cara apapun." Dengan cepat Draco membalik bukunya. Bagaimana bisa ia tidak menyadari bukunya terbalik sejak tadi ia membukanya.

"Yah oke. Terserah padamu saja."jawab Hermione. Keheningan pun mulai merayapi mereka berdua. Sementara Draco fokus pada bukunya, Hermione sibuk mengerjakan tugas entah apa.

Sesekali Draco melirik Hermione secara diam-diam. Hermione terlihat gelisah. Ia berulang kali meyelipkan poninya ke belakang telinga. Ia juga mulai mengetuk-ngetukan penanya ke meja.

"Bisa kah kau berhenti melakukan itu?"tanya Draco.

"Melakukan apa?"tanya Hermione balik.

"Mengetuk-ngetukan penamu ke meja Granger. Suaranya mengganggu sekali bagiku."jawab Draco

"Oh. Maaf. Aku tidak akan melakukan itu lagi,"jawab Hermione. Keheningan pun mulai merayapi mereka lagi. Kemudia terdengar suara mengetuk-ngetuk lagi.

"Kau melakukannya lagi."

"Kau tahu aku tidak nyaman kau di sini,"jawab Hermione.

"Memangnya kenapa? Jangan bilang jantungmu selalu berdetak lebih kencang di dekatku sehingga kau tidak ingin dekat dekat denganku,"goda Draco.

"Bukan itu. Memangnya kau tidak ingat apa yang terjadi minggu lalu?"tanya Hermione sambil memelankan nada bicaranya dan memperhatikan sekitar.

"Apa yang terjadi minggu lalu?"tanya Draco balik menanyai Hermione.

"Kau tidak ingat sama sekali?"

"Beritahu aku apa yang terjadi. Seingatku tidak terjadi apa pun."

"Tidak. Tidak ada apa pun yang terjadi. Aku cuman bercanda saja tadi. Jangan dianggap serius. Aku sudah selesai di sini. So.. goodbye,"ucap Hermione seraya berdiri dan membereskan buku bukunya.

Kali Draco memilih tidak mengikuti Hermione. Ia tenggelam dalam pikirannya. Jelas ada sesuatu yang terjadi tapi tak diingatnya. Hermione jelas tahu sesuatu tapi sepertinya dia memilih untuk tidak memberitahunya. Draco harus mengetahui apa yang terjadi. Dia harus mendesak Hermione atau menunggu ingatannya kembali.

Sepertinya mendesak Hermione untuk memberitahunya adalah ide yang bagus daripada menunggu ingatannya kembali yang tidak jelas kapan akan kembali.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TWO SIDESDonde viven las historias. Descúbrelo ahora