Memories

3K 186 11
                                    

5 tahun kemudian...

Puluhan penumpang yang baru saja turun dari pesawat, langsung memenuhi bandara.

"Hana!" Teriakan antusias itu hampir sempat menjadi pusat perhatian di bandara.

"Sst...berisik. ini tempat umum." Peringat Dandi yang berada disamping Nova saat ini.

"Bodo!" Delik Nova.

Yap, hari ini adalah kepulangan Hana dari Paris. Terlihat Nova yang begitu antusias menyambut kedatangan Hana.

Dan terlihat juga Hana yang kini berumur 21 tahun yang tidak bisa dibilang gadis remaja lagi. Dia sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang sangat cantik.

"Nova!" Kata Hana memeluk erat Nova.

"Selamat datang kembali, Hana." Sambut Dandi.

***

"Ngapain lo pulang lagi? Udah enak disono buka butik, terkenal lagi." Kata Nova saat mereka sedang makan disalah satu cafe dekat bandara.

"Sebenernya gue udah nyaman di Paris. Tapi gue kangen sama bonyok."

"Oh, iya. Katanya lo bakalan netep di Indonesia?" Tanya Dandi setelah menyeruput kopinya.

"Gue udah urus kepindahan pekerjaan gue ke Indonesia. Awalnya sih gue ragu, soalnya gue udah punya banyak pelanggan tetap disana. Tapi gue juga engga bisa terus kerja di negeri orang. Entar gue jadi penerus bang toyib lagi."

***

"NON HANA!!!" Pekik Bi Sumi ketika dia membuka pintu yang terus berbunyi karena ketukan yang tidak sabaran.

Awalnya Bi Sumi terdiam beberapa detik, tidak mengenali gadis dihadapannya. Sebelum akhirnya dia melompat girang dan memeluk erat tubuh gadis itu.

Hana hanya tertawa geli, kemudian dia merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang yang berada di ruang tamu.

Engga ada yang berubah.

Senyum Hana ketika melihat barang-barang yang masih berada ditempatnya, walaupun sudah 5 tahun berlalu.

"Kenapa non engga bilang kalo mau pulang?" Tanya Bi Sumi membawa segelas juice jeruk. "Mang Imam bisa jemput non di bandara."

"Kejutan." Kata Hana yang terlihat kelelahan.

Bi Sumi hanya menggeleng-geleng kepala. Ternyata hanya tampilan luarnya saja yang berbeda dari gadis itu, dalamnya masih sama saat 5 tahun yang lalu.

"Non pasti capek di pesawat."

Hana hanya mengangguk kemudian beranjak dari tidurnya menjadi duduk dan meneguk habis juice tersebut dengan nikmat.

Masih sama, engga terlalu manis dan juga engga terlalu asam. Juice buatan Bi Sumi emang terbaik.

"Ayah sama Bunda mana?"

"Masih di kantor, non."

"Oh iya, aku lupa. Mereka kan engga perduli sama aku, bi." Kata Hana sendu.

"Sst...non engga boleh ngomong kaya gitu, nyonya sama tuan kaya gitu kan buat non juga. Buat masa depan non." Jelas Bi Sumi yang sekarang sudah duduk disamping Hana sambil mengusap punggung Hana.

"Tapi sampai kapan, bi? Toh, sekarang aku udah punya pekerjaan. Aku udah punya masa depan yang baik juga nanti." Kata Hana yang kini sudah berada dipelukan Bi Sumi.

"Iya, bibi tau. Sekarang non udah sukses, tapi kita engga tau gimana kehidupan kita nanti. Bahkan untuk besok pun kita engga tau akan bagaimana hidup kita. Dan juga mereka masih punya tanggung jawab buat membiayai non, sampai nanti non udah punya pasangan hidup."

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang