Hold On

3K 196 14
                                    

Dan disinilah mereka, di taman kota yang walaupun masih pagi tapi sudah banyak yang datang ke taman. Ada yang sekedar olahraga ataupun ada yang sudah berdagang.

Hana membuka kotak makan yang telah dia masak tadi. Terlihat masakan Hana yang menggugah selera.

Sesekali Hana menyuapi Yudha dengan masakannya. "Enak?"

Yudha hanya mengacungkan jempolnya dan semakin lahap memakan masakan Hana.

"Aku emang udah tau dari awal, kalo kamu jago masak. Ini enak banget!" Puji Yudha.

"Mau disuapin gak?" Goda Yudha menyodorkan sendok ke arah Hana. Sedangkan Hana hanya tersenyum kecil dan memajukan wajahnya mendekati sendok yang diberikan oleh Yudha.

Dan diluar dugaan Hana, Yudha malah mempermainkannya dengan memasukan makanan itu ke dalam mulut Yudha.

"Ih! Yudha...!" Kesal Hana yang membuat Yudha tertawa.

Tapi sesaat kemudian Yudha merasakan telinganya sakit.

"Aw, aw, aw Hana ampun, ampun, ampun. Aku cuman bercanda." Ringis Yudha memegang telinganya yang dijewer Hana.

"Rasain! Mangkanya jangan suka jail!" Kata Hana masih menjewer telinga Yudha.

"Aw, aw Hana aku cuman bercanda, aw Hana ini beneran sakit banget. Bisa-bisa telinga aku putus." Rintih Yudha.

"Bodo!"

"Aw, awa Hana kalo telinga aku putus gimana? Aku gak punya stock telinga lain dan engga ada juga yang jualan kuping, ini beneran sakit banget."

Ini gue sumpah sakit banget, lebih sakit dari jeweran emak gue.

"Kalo putus, tinggal dilem atau diganti aja sama telinga gajah!" Kata Hana melepaskan jewerannya.

"Dasar ibu tiri." Gumam Yudha.

"Apa kamu bilang?!" Tanya Hana marah.

"Eng...engga, aku gak ngomong apa-apa kok." Cengir Yudha. Hana hanya tersenyum tipis.

"Mangkanya jangan suka jail." Kata Hana mengusap pelan telinga Yudha yang terlihat merah akibat jewerannya.

Terlihat jelas dari raut wajah mereka yang penuh cinta.

"Aku pinjem ini sebentar ya?" Kata Yudha membaringkan kepalanya dipangkuan Hana, membuat Hana terkesiap salah tingkah. "Nyaman, empuk juga buat jadi bantal." Senyum Yudha dan memejamkan matanya.

Sedangkan Hana masih salah tingkah karena posisi mereka sekarang.

"Hana." Panggil Yudha menatap wajah Hana.

"Ya?"

"Kamu lebih gendut daripada kelihatannya."

Dan membuat Hana malu. "Ngomong apa kamu?" Tanya Hana mendorong pelan bahu Yudha.

"Boleh kan aku tidur sebentar?"

"Hmm? Iya, iya boleh." Kata Hana gugup.

"Makasih." Kata Yudha memejamkan kembali matanya.

Hening.

Mereka menikmati terpaan angin pagi yang sejuk.

"Hana." Panggil Yudha dengan matanya yang masih terpejam.

"Hmm?"

"Aku udah mikirin tentang masa depan kita. Masa depan kita, kita menikah dan punya dua orang anak. Dan kita bakalan tua bersama. Kamu yang akan menjadi orang pertama yang melihat perubahan warna rambut aku yang asalnya hitam menjadi putih. Begitupula sebaliknya.

SorryWhere stories live. Discover now