Thought Of You

3K 179 2
                                    

Hening. Hanya terdengar suara ombak diantara mereka. Mata mereka saling bertatapan. Dan akhirnya Hana berjalan selangkah demi selangkah mendekati Yudha yang sebelumnya telah mengambil ranting yang ada didekatnya. Hana melengkapi setengah hati yang dibuat Yudha menjadi sempurna dengan rantingnya.

Dan terbentuklah hati yang dibuat oleh keduanya.

Sekarang mereka sudah saling berhadapan. Mata mereka Sedari Tadi tidak pernah lepas untuk saling menatap satu sama lain. Langkah demi langkah mereka mulai mendekat satu sama lain.

Yudha merogoh sesuatu disaku jaketnya. Wajahnya semakin dekat dengan wajah Hana dan tangannya seperti sedang mengaitkan sesuatu dileher Hana. Setelah selesai, terlihatlah kalung yang sangat indah berbentuk infinity. Jari Hana menelusuri bentuk kalung itu.

"Aku harap kisah cinta kita akan seperti itu." Kata Yudha menatap kalung yang ada dileher Hana.

"Makasih." Senyum Hana.

"Happy birthday, Hana. I love you so much. I'll never let you go away from me. I'll take care of you with all my soul." Kata Yudha menggenggam tangan Hana.

Terlihat mata Hana yang sudah berkaca-kaca. "Thank you for everything. I love you so much, too. and please don't leave me."

Yudha langsung memeluk Hana erat dan Hana mengusap pelan punggung Yudha.

***

Terlihat dibelakang rumah Hana sangat ramai oleh keluarga besarnya.

"Ini udah mateng?" Tanya Hana menunjuk ke arah sate yang sedang dibakar oleh Nova dan Dandi.

"Itu belum mateng." Jawab Dandi membalikan sate yang sedang dia bakar.

"Udah. Ini udah mateng." Balas Nova memberikan sate itu pada Hana.

"Gue anter ke sana ya." Kata Hana pergi ke meja makan khusus di belakang rumahnya. "Bun, ini." Kata Hana menaruh piring itu.

"Makasih ya." Senyum Karin.

Hana kemudian berjalan ke arah pohon yang berada di belakang rumahnya. Matanya terus saja menelusuri sekeliling, seperti sedang mencari seseorang.

Tiba-tiba seseorang mencolek bahu Hana dari belakang dan langsung memeluk Hana dari samping.

"Kamu nyariin aku?" Tanya orang itu yang sekarang tangannya berada dipinggang Hana.

"Engga, siapa juga yang nyariin kamu?" Kata Hana pura-pura marah.

"Cie...ada yang ngambek." kata Yudha mencolek hidung Hana.

"Ish! Apaan sih?!" Hana menepis tangan Yudha.

"Makasih ya." Senyum Yudha.

"Aku yang harusnya bilang makasih, Yudha. Karena kamu aku bisa melangkah ke depan dan meneruskan hidup aku." Jelas Hana. "Dan juga makasih, karena kamu...udah berani dateng ke rumah aku buat melamar aku." Sambung Hana dan mencium pipi Yudha.

Yudha tersenyum. "Kok kamu cium aku? Mentang-mentang udah dilamar, jadi main nyosor-nyosor aja." Goda Yudha.

Hana mendorong tubuh Yudha dan menjauh beberapa langkah dari Yudha.

Hana hanya menatap sekilas ke arah Yudha dan memalingkan wajahnya ke lain tempat.

Dengan masih tersenyum, Yudha mendekati Hana dan mencium pipi Hana. Mata Hana melebar, terkejut.

"Kamu?!" Pekik Hana.

"Kita kan udah tunangan." Jawab Yudha santai.

Dan ternyata hari ini Yudha dan keluarganya mendatangi rumah Hana, bermaksud untuk melamar Hana. Dengan senang hati keluarga Hana menyambut kedatangan keluarga Yudha dengan hangat dan Hana juga menerima lamaran dari Yudha.

SorryWhere stories live. Discover now