Sesuai janji gue kemarin, gue bakal cepet update nya kalo bintang nya udah 100. Gue udah nepatin janji kan? 😗😚
Yaudah, selamat membaca 😊Jangan lupa votmmennya 😚
.
.
.
.
.
Sudah sebulan setelah kejadian dimana Bram menghembuskan nafas terakhirnya, kini semuanya sudah kembali normal seperti biasanya. Tak ada lagi kesedihan, yang ada hanyalah sebuah senyuman yang selalu menghiasi wajah ayu-nya. Prilly juga sudah kembali bekerja seperti biasa.
Prilly tinggal di sebuah kontrakan kecil yang di sewa-nya dari hasil keringat nya sendiri selama bekerja di perusahaan Ali. Awalnya Dira meminta Prilly tinggal dirumah nya saja. Tapi Prilly tidak enak hati, ia sudah banyak merepotkan keluarga Dira. Terlebih lagi ia tidak ingin tinggal seatap dengan mantan kekasih-nya__Bian.
Mengetahui hal itu, Ali merasa sedikit kecewa karna penolakan Prilly. Ada rasa tak rela saat Prilly memutuskan mencari kontrakan kecil di sekitar kantor-nya. Mungkin Ali sudah belajar menerima Prilly demi Ciara, oh bukan, Ali belajar menerima Prilly karna dorongan hati-nya untuk selalu menjaga wanita itu. Ali terus saja melamun di meja kerja nya, tanpa sepengetahuan nya Prilly sudah berdiri di hadapan-nya membawa sebuah map berwarna hijau.
"Permisi Pak"
Ali tersentak mendengar suara lembut milik wanita yang baru saja ia pikirkan.
"Iya ada apa?" Tanya Ali sambil berusaha senormal mungkin, meski di dalam hati nya ada perasaan bahagia melihat Prilly berdiri di hadapan-nya dengan senyum manis.
"Ini proposal yang bapak minta kemarin" Prilly menyodorkan map tersebut ke Ali.
"Ohia, terima kasih"
"Permisi pak" Prilly berpamitan dan di balas anggukan oleh Ali yang tengah sibuk memeriksa map yang baru saja di terima-nya.
Ali menyandar kan tubuh-nya di sandaran kursi, memejamkan matanya. Permintaan terakhir Bram begitu sangat menghantui pikiran-nya.
Flashback on
"Kamu maukan bantu saya?"
Ali mengerutkan kening bingung, butuh bantuan Ali? Kenapa harus dia, bahkan Ali saja baru bertemu dengan Ayah Prilly. Ali mengangguk pelan, entah kenapa ia begitu sangat ingin membantu Ayah Prilly.
Bram tersenyum. Syukurlah, pria di hadapan nya ini mau membantunya. Meski ia tak tahu apa pria ini sanggup atau tidak?
"Tolong jaga Prilly"
Deg.
Degub jantung Ali berpacu sangat cepat, mendengar permohonan Bram membuat Ali meneguk ludah susah payah.
"Kenapa harus saya?" Tanya Ali bingung
"Karna kamu adalah pria baik" jawab Bram, tanpa ada rasa ragu di raut wajah-nya.
"Kenapa bapak bisa langsung menilai saya baik? Bahkan kita baru saja bertemu"
"Yang saya lihat kamu adalah Pria baik-baik. Di luar nya saja yang terlihat dingin dan datar" jelas Bram diiringi kekehan kecil "Aku masih punya satu permintaan lagi"
Ali bertambah bingung, permintaan nya bukan cuman satu tapi dua?
"Setelah saya sudah tidak ada, tolong kamu teruskan amanah Mama Prilly, untuk menjodohkan nya dengan Rian"
Apa apaan ini? Tadi dia menyuruh Ali menjaga Prilly, dan sekarang mala menyuruh Ali membantu melanjutkan amanah Mama Prilly untuk menjodohkan-nya dengan Rian?

YOU ARE READING
MAMA IMPIAN
Teen FictionCiara Brosnan!. Gadis kecil yang sangat terobsesi ingin memiliki seorang Mama dan merasakan kasih sayang seorang Mama. Sedari kecil Ciara hanya di rawat oleh Ayah dan sedikit campur tangan sang Oma. Karna sang Mama sudah lama meninggal saat Ciara ba...