Memiliki orang tua yang tidak utuh adalah hal yang begitu sangat tidak diinginkan oleh semua anak, dan Ciara termasuk di dalamnya. Sejak kecil ia tidak memiliki sosok seorang Mama dalam hidupnya, dan hanya dirawat oleh Papa serta Omanya. Tetapi perlahan sosok Mama dalam hidupnya hadir, membawakan kehangatan untuk gadis kecil itu. Kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari sosok seorang Mama kini ia dapatkan di dalam diri Prilly. Yang sering Ciara panggil dengan sebutan 'Mama Impian'.
Kehadiran Prilly membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Ciara. Gadis kecil itu tak segan-segan memanggil Prilly dengan sebutan Mama.
Mengahabiskan waktu dengan Prilly adalah sebuah hal yng begitu sangat berarti bagi Ciara. Ini sudah yang kedua kalinya mereka bertiga menghabiskan waktunya bersama, tetapi dengan tempat yang berbeda. Jika sebelumnya mereka bertiga menghabiskan waktu di kebun binatang dan sekarang mereka akan menghabiskan waktu ngabuburitnya di sebuah taman yang terletak tak jauh dari sekolah Ciara.
Mereka bertiga terlihat seperti keluarga bahagia. Berjalan beriringan memasuki area taman lagi-lagi membuat pandangan sebagian pengunjung taman langsung tertuju pada ketiganya.
Menyadari itu Prilly merasa salah tingkah sendiri. Ini sudah kedua kalinya ia di pandangi seperti itu oleh orang-orang, sebelumnya di kebun binatang dan sekarang di taman.
"Udah santai aja"
Prilly tersentak saat suara bariton milik Ali terdengar.
"Tapi saya gak biasa di tatap seperti itu pak"
Lagi-lagi Prilly memanggilnya 'Pak' diluar jam kerja ditambah cara bicara wanita itu yang sedikit formal, membuat Ali menghela napas sebelum berucap "Ini pasti pengaruh lapar kamu kan, jadi suka lupa gini" Tanya Ali
Prilly mengerutkan kening bingung oleh pernyataan Ali "Maksudnya?"
Ali berdecak "Aku kan udah bilang gak usah panggil Pak kalau diluar jam kerja, dan biasakan jangan pake bahasa formal biar kita ngomongnya gak kaku-kaku banget" jelas Ali
Prilly dibuat terperanga oleh ucapan Ali. Ini sulit baginya, tetapi sesulit apapun akan Prilly coba.
"Iya deh" balas Prilly
Kembali mereka mengikuti langkah kecil Ciara yang sudah terlebih dulu berjalan mendahului keduanya, gadis kecil itu mengambil tempat yang nyaman untuk mereka bertiga tempati.
Prilly terkekeh kecil saat Ciara dengan susah payah mencoba mengambil alih karpet dan mencoba merentangkannya di bawah pohon yang terletak di sisi taman.
"Mama stop" cegah Ciara saat Prilly sudah ingin berjongkok berniat membantunya
Baik Prilly maupun Ali sama-sama mengerutkan kening.
"Kenapa?" Tanya Prilly kemudian
"Mama sama Papa duduk dibangku itu aja, biar Ara yang nyiapin ini semua"
Prilly terkekeh pelan "emang bisa?"
Ciara berdiri dan berkacak pinggang "gak ada yang gak bisa Ara lakuin, termasuk nyatuin Mama sama Papa" ucap Ciara dan kembali melanjutkan kerjaannya menyiapkan karpet untuk mereka bertiga tempati duduk.
Prilly terdiam tidak tahu lagi harus membalas ucapan Ciara dengan kalimat seperti apa. Gadis kecil itu selalu membuat dirinya tidak mampu membalas ucapannya.
"Selesai"
Pekikan Ciara membuat Prilly tersentak dan menoleh kearah Ciara yang sudah duduk di atas karpet bersama dengan Ali.
"Waah.. anak Papa bener bisa ya lakuin ini semua sendiri" ujar Ali diiringi suara tepuk tangan
Ciara memutar bola mata malas "Plis deh Pa jangan lebay gitu, ini tuh cuman satu karpet kecil doang"

YOU ARE READING
MAMA IMPIAN
Teen FictionCiara Brosnan!. Gadis kecil yang sangat terobsesi ingin memiliki seorang Mama dan merasakan kasih sayang seorang Mama. Sedari kecil Ciara hanya di rawat oleh Ayah dan sedikit campur tangan sang Oma. Karna sang Mama sudah lama meninggal saat Ciara ba...