Bab 6

1.7K 255 69
                                    


Sambil memangku tangannya di meja dan menatap ke arah luar jendela, Hermione terus memikirkan perkataan Draco semalam. Saat itu Ia begitu kaget tapi sayangnya yang membuatnya kaget malah tertawa setelah mengucapkan kata-kata yang membuat Hermione jadi tidak tenang tidurnya semalaman. Melihat wajah Hermione yang seperti orang cengo, membuat Draco tertawa terbahak-bahak. Tapi anehnya Ia tidak meralat kata-katanya itu. Ia hanya mengejek wajah Hermione yang seperti orang kebelet.

Hermione mendesah. Sepertinya saat Draco mengatakan itu, Ia terlihat serius. Memangnya sudah berapa lama sih, mereka kenal? Ya, Hermione dan Draco sudah berteman sejak SMP. Jadi dia tahu seperti apa jika Draco sedang serius dan bercanda.

"Ahh, kenapa gue jadi baperan, sih?! Masa dibilang gitu doang gue udah deg deg an?" Katanya frustasi sambil mengusap wajahnya dengan asal. "Ck, efek terlalu lama sendiri ya begini, nih."

..

Seperti biasa, Hermione akan lebih memilih berkutat dengan buku-buku dibanding duduk-duduk ganteng bareng teman-temannya. Hermione berjalan dengan cepat menuju perpustakaan. Ia tidak mau buku yang ingin Ia pinjam, diambil lebih dulu oleh orang lain seperti minggu lalu.

Saat kakinya melangkah lebar-lebar, tiba-tiba ada seseorang yang menubruk bahunya kencang sekali. Membuatnya terjerembab jatuh dan meringis setelahnya.

"Ah, lo punya mata nggak sih?!"

"Ups, sorry.. gue nggak sengaja, tuh!"

Hermione menaikkan sebelah alisnya. Ia kenal suara ini. Pasti, Kinan. Cewek centil tidak punya otak. Hermione berdecih dalam hati. Buat apa cantik, kalau tidak punya otak?

Hermione segera bangkit, dan menatap tajam Kinan yang berdiri angkuh di depannya.

"Mau lo apaan, sih?! Hidup lo kerjanya ganggu gue doang ya?! Nggak ada kerjaan lain, hah?!"

Kinan menyeringai, "Selow dong, mba. Tadi 'kan gue udah bilang nggak sengaja."

"Cih." Hermione membuang muka.

"Oh, ya! Kemana tuh cowok-cowok pelanggan, lo? Udah bosen sama tubuh jelek lo ini ya? Makanya nyari cewek lain yang lebih montok?"

Kepala Hermione mendidih. Ia tidak terima di hina seperti itu.

"Eh! Kalo punya mulut tuh di sekolahin, ya." Seru sebuah suara yang membuat tangan Hermione yang sudah gatal tidak jadi meninju wajah Kinan.

Harry berjalan tenang dengan kedua tangan yang Ia masukkan ke dalam saku celana. Disampingnya, ada Draco yang juga sama terlihat tenangnya. Di belakang, berjalan Blaise dengan wajah memerah dan Theo yang sibuk dengan chikinya.

Keempatnya sudah mendekat kearah Hermione. Draco menarik tangan Hermione agar berdiri di belakangnya. Kini mereka semua sudah jadi tontonan.

"Wah, baru juga diomongin, eh udah dateng aja." Kekeh Kinan sambil bersedekap.

"Berhenti ganggu dia, atau lo keluar dari sekolah ini." Desis Draco.

"Oh, ya? Emang lo yang punya sekolah ini?!"

"Bukan. Tapi gue bisa buat lo nggak betah disini, dan nyesel pernah sekolah disini."

Melihat wajah Draco yang dingin sedingin gunung everest, membuat nyali Kinan ciut juga. Tapi Ia tidak boleh memperlihatkannya. Harga dirinya bisa jatuh.

"Lo tuh nyadar diri, kek! Lo sama Hermione itu jauh! Bagai matahari sama planet pluto!" Seru Blaise menggebu.

Hermione melirik keempat temannya. Bisa gawat kalau mereka semua bertengkar disini. Nanti bisa-bisa mereka yang malah kena hukuman guru.

Friendship (DRAMIONE)Where stories live. Discover now