4. Take Care of Yuto

15.6K 2.6K 178
                                    

"Jangan cuma diem aja, buruan urusin anak lo!" ujar Yuta, lalu turun dari ranjang. Yuta tengah berjalan menuju pintu ketika Imarasti kembali teringat dengan perkataan Nenek Tanu tentang bajunya yang dalam keadaan tidak baik-baik saja pagi tadi.

Imarasti menatap punggung Yuta dengan tatapan bingung sekaligus kesal. "Yutakoyaki! A-apa yang lo lakuin ke gue semalem?!"

Langkah Yuta terhenti. Ia diam sejenak sebelum akhirnya berbalik, menatap Imarasti diiringi dengan tatapan datar. "Gue lupa," kata Yuta acuh.

Sementara Imarasti menatapnya tak percaya, Yuta memijit pelipisnya dengan satu tangan, "apa Nenek ngasih obat tidur di minuman gue ya? Kepala gue jadi pusing abis minum susu yang semalem."

Yuta mendengus pelan, kembali menatap Imarasti dan melanjutkan, "harusnya lo bersyukur karena Nenek cuma ngasih obat tidur di minuman gue, bukannya obat perangsang dan... mungkin pas lo bangun nggak cuma tiga kancing baju lo doang yang lepas, bisa jadi semuanya."

Yuta menggeleng pelan, lalu berbalik dan meninggalkan Imarasti begitu saja.

"Lo ya..."

Membuat Imarasti semakin kesal ketika Yuta menutup pintu dengan cara membantingnya. "YUTAKOYAKI!!" seru Imarasti lalu mengambil bantal, guling dan melemparkannya ke arah pintu, "gue nggak akan maafin elo! Cowo sialan! Bodoh! Mesum! Kam—"

Kalimat Imarasti terhenti ketika suara tangisan bayi yang hampir ia lupakan kembali terdengar. Kali ini bahkan semakin melengking hingga memenuhi sudut-sudut kamar.

Imarasti bergegas turun dari ranjang dan berlari ke arah box bayi yang berada tak jauh dari tempat tidurnya. Namun langkahnya terhenti padahal box bayi itu tinggal beberapa langkah lagi dari kakinya.

"Astaga, ini gue harus gimana?" gumamnya pelan, menggigit bibir bawahnya sembari kedua tangannya memilin-milin ujung baju yang Ia kenakan.

Tangis bayi itu langsung mereda ketika mendapati kepala Imarasti muncul di atasnya.Membuat Imarasti tersenyum tipis sembari membalas tatapan dari mata nanar bayi itu.

"H-hai." Imarasti melambai dengan gerakan kikuk. "J-jadi kamu bayi?"

Astaga.

Bayi itu kembali menangis.

"Oh! Oke oke!" seru Imarasti, mendadak merasa panik.

Imarasti sudah berusaha keras untuk terlihat tersenyum tapi bayi itu semakin menangis. Hingga kemudian Imarsti semakin mendekatkan kepala ke arahnya, "Yuto Alvaro Tanubrata?" Imarasti memaksakan senyuman lebar, "bener kan nama kamu Yuto Alvaro Tanubtata? Kamu lihat? Aku bahkan ingat nama kamu."

Bayi itu semakin menangis. Membuat Imarasti kini benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

"Please berhenti!" mohonnya dengan menunjukkan wajah seolah ingin menangis sembari membentur-benturkan keningnya ke tepi box bayi yang terbuat dari kayu. "Berhenti nangis dan..."

Iim kembali berdiri, menatap lurus ke depan, menarik napas dalam-dalam...

"YUTAAAAAAA!!!!!"

Yuta yang tengah meminum kopinya di dapur langsung tersedak dan menyemburkan kopi dari mulutnya ketika teriakan Imarasti yang melengking muncul dari kamar mereka. Tidak lama kemudian terlihat sosok gadis itu yang berlari ke arahnya, menepuk lengan atas Yuta cukup kuat.

"Enak banget lo ya santai-santai di sini?! Bayi itu terus nangis dan nggak mau berhenti!!" seru Imarasti frustasi dengan rambut panjang yang lumayan berantakan membuat Yuta menatapnya dengan tatapan kesal bercampur iba.

Yuta tengah meletakkan cangkir kopinya di atas meja ketika Imarasti kembali menepuk lengan atasnya. "Jangan diem aja bodoh! Lakuin sesuatu!!" seru Imarasti seolah menangis.

What a Married? ✔Where stories live. Discover now