👨 New Hair 👨

19.4K 2.3K 172
                                    

Imarasti sangat terkejut saat pertama kali melihat sosok suaminya muncul dari balik pintu rumah bersama Yuto yang berada dalam dekapan suaminya.

Ada yang berbeda dari mereka.

Rambut. Ya, sepertinya mereka barusaja memotong rambutnya.

"Selamat sore, Mama." Selesai melepas sepatu, Yuta langsung berjalan mendekati Imarasti yang masih memandanginya dalam diam.

Yuta tersenyum saat ia sudah ada di depan Imarasti, sedikit merapikan rambutnya sembari berkata, "Aku baru aja potong rambut sesuai permintaan kamu, gimana? Suka nggak?"

Imarasti mengerjap pelan, lalu melirik Yuto yang tengah sibuk berusaha melepas kancing jaket di bagian dadanya.

"Oh my God," gumam Imarasti sembari mengambil alih Yuto dari gendongan papanya.

Ketika Yuto tersenyum lebar sembari merangkulkan kedua tangan mungilnya di leher Imarasti, Imarasti kembali menatap Yuta dan berkata, "Yut, kamu apain anak aku?"

Yuta mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

Imarasti mendengus, lalu mengelus puncak kepala Yuto yang ditumbuhi rambut tipis. Sebelumnya rambut Yuto cukup tebal dan halus. Tapi sekarang setelah Yuta mengajak Yuto pergi seharian, ia membawa Yuto pulang dengan kondisi rambut yang seperti ini. Bagaimana Imarasti tidak terkejut?

"Kenapa kamu gundulin anak aku?! Harusnya kamu minta izin dulu sama aku, minta pendapat lah seenggaknya," omel Imarasti.

Yuta hanya bisa menghembuskan napas yang terdengar berat sambil melihat Imarasti yang kembali mengelus-elus kepala Yuto dengan wajah yang kecewa.

"Kejutan, sayang. Aku cuma mau kasih kamu kejutan," jelas Yuta.

Yuta tersenyum bangga, "Lagian Yuto keliatan makin ganteng kayak gini. Kayak papanya!"

Imarasti mendengus menatap Yuta. "Kejutan apanya?! Kamu bener-bener nyebelin!"

"Mama..." Yuto mulai merengek sembari berusaha turun dari gendongan mamanya.

Imarasti pun menurunkan Yuto dari gendongannya, kemudian melepas jaket Yuto dan membiarkan Yuto berlari dengan kakinya yang masih dibalut sepatu menuju ruang televisi.

Sesampainya di ruang televisi, Yuto mengambil remot di atas meja, memencet remot itu asal-asalan, ketika televisi berukuran besar di hadapannya kini menunjukkan channel yang menayangkan acara kartun bus biru yang bisa bicara kesukaannya, Yuto melompat-lompat kecil sembari memekik tertahan. Lalu Yuto duduk di karpet kecil depan televisi dan menonton acara kartun sorenya dengan serius.

Masih berada tak jauh dari pintu rumah, Imarasti berniat pergi namun Yuta menahan lengannya. Kemudian Yuta memeluk Imarasti dari belakang dan meletakkan dagunya di atas pundak istrinya itu.

"Kamu marah?" gumam Yuta.

Imarasti mendengus pelan lalu berusaha menoleh ke belakang, ke arah Yuta dan mendapati wajah suaminya itu kini berada tepat di depan wajahnya.

"Kamu nggak tau kan gimana aku ngerawat rambut Yuto sampai sepanjang itu biar mirip anak kecil yang di iklan shampoo? Kamu nggak tau gimana menggemaskannya ketika dia lari terus rambutnya bergerak-gerak.. Ah, Yuta.. Kamu bener-bener keterlaluan. Kamu udah bikin anak aku gundul kayak gini," gerutu Imarasti.

"Nggak bener-bener gundul, Imarasti. Di kepala Yuto masih ada banyak rambut."

"Tapi tetep aja—" Imarasti tidak melanjutkan kalimat karena sesuatu yang lembut lebih dulu menyentuh bibirnya secara kilat.

Kini Imarasti terdiam. Sementara Yuta memutar bola matanya dengan malas sebelum akhirnya kembali berkata,"Iya deh aku minta maaf."

Kemudian Yuta memeluk Imarasti semakin erat, menunjukkan senyuman mengembang dan melanjutkan, "Gimana penampilan baruku? Kamu belum kasih komentar apapun. Kamu suka nggak? Aku makin ganteng kan?"

What a Married? ✔Where stories live. Discover now