Part 22

7.8K 384 3
                                    

"Tasya." ucap Allea kaget melihat Tasya yang sekarang ada didepan pintu apartemennya.

"Hai, All." ucap Tasya melambaikan tangannya.

"Ada apa kau tiba tiba kemari, Sya?." ucap Allea bingung setelah sadar dari keterkejutannya.

"Aku kesini untuk mencari anak nakal, All. Sudah sejak kemarin malam ia tidak pulang kerumah, memang mamanya tidak bingung mencarinya begitu." canda Tasya langsung masuk menerobos apartemen Allea.

Allea hanya bingung melihat Tasya yang langsung masuk ke dalam apartemennya, lalu diikuti oleh Radit dibelakangnya.

"Hai, kita bertemu lagi." ucap Radit menyapa Allea.

"Iya." ucap Allea malu malu sejak pertemuan mereka pertama di pesta pertunangan Tasya.

"Silahkan masuk." ucap Allea.

Radit masuk dan disusul oleh Allea, mereka terkejut melihat Tasya dan sedang menjewer telinga Renno.

"Kau itu memang anak nakal yaa, bisa bisanya kau membuat Tante Mira khawatir dengan tidak pulang kerumah." marah Tasya sambil menjewer telinga Renno.

"Aduh, Sya, sakit. Lepaskan tanganmu ini." teriak Renno kesakitan.

"Biar saja kau kesakitan, kau tidak tahu bagaimana khawatirnya mamamu mencemaskanmu yang tidak pulang pulang sejak kemarin." ucap Tasya yang telah melepaskan jewerannya.

"Apa kau mau telinga putus, kenapa kau menariknya erat sekali?" gerutu Renno sambil mengusap usap telinganya bekas jeweran Tasya.

"Kau sekarang memikirkan telingamu, kenapa kau tak memikirkan mamamu sekarang?" geram Tasya.

"Sabarlah, sayang. Kau tidak boleh emosi, kasian dia yang disini." ucap Radit menenangkan sambil membelai perut Tasya.

"Apa maksudnya itu? Kenapa tanganmu disitu?" ucap Renno kaget menunjuk kearah tangan Radit.

"Hii, kurasa pernikahan kita akan dipercepat. Karena aku tidak mau saat pernikahan nanti perutku sudah membesar." cengir Tasya yang sudah meredakan amarahnya.

"Kau hamil?" ucap Allea kaget.

"Iya, All. Aku sangat bahagia sekali." ucap Tasya lalu memeluk Allea

Tasya lalu mengajak Allea kedalam kamar, mungkin ia ingin berbicara banyak dengan sahabatnya itu.

"Haa, bagaimana itu bisa terjadi?" melongo Renno tak percaya melihat Tasya dan Allea yang telah pergi meninggalkan mereka berdua.

"Bisalah, aku ini seorang laki laki sejati, kan." canda Radit menyenggol bahu Renno agar sadar dari keterkejutannya.

"Tapi, bukankah kau baru bertunangan. Bagaimana mungkin kalian akan langsung menikah?" ucap Renno lagi.

"Mauku dari awal memang begitu, tapi Tasya menolaknya. Jadi aku melakukan hal ini agar Tasya tidak akan menolak lagi, dan kau bisa lihat sendiri kan." bangga Radit.

"Kau itu memang yaa." gerutu Renno.

"Memang kita sebagai lelaki harus begitu, Renn. Kalau kita ingin memiliki wanita yang kita cintai seutuhnya, kita harus melakukan semua itu." canda Radit memberi nasehat Renno.

Radit lalu meninggalkan Renno untuk duduk di kursi depan TV, Renno hanya mendesah panjang melihat Radit lalu mengikutinya.

Saat mereka tengah asik menonton TV, tiba tiba Tasya dan Allea keluar dari kamar dan Tasya langsung menghampiri mereka.

"Sayang, ayo kita pulang. Dan kau juga Renn, ayo kita pulang sekarang." ajak Tasya.

"Aku tidak bisa, kalian pulang duluan saja." tolak Renno.

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang