Part 30

5.9K 346 17
                                    

"Daddy, kenapa kita kesini?" tanya Raka bingung saat Renno membawanya ke kantornya.

"Katanya kau ingin bertemu dengan Mamamu, jadi kita kesini." jelas Renno sambil mengandeng Raka memasuki lift.

"Mamaaa." panggil Raka saat memasuki ruangan itu.

"Sayang, kau sudah pulang?" tanya wanita itu yang ternyata Tasya.

"Daddy yang menjemputku." jelas Raka sambil memeluk perut Mamanya yang hampir membesar.

"Daddy... Daddy.. panggil dia Om Renno bukan Daddy." gerutu Radit menimpali.

"Memang kenapa kalau aku memanggil Om Renno dengan Daddy, aku kan sayang Daddy Renno. Kwek" kesal Raka.

"Lihatlah ... lihatlah, bagaimana anakmu itu? Padahal kan aku yang membuatnya, kenapa dia terus saja berpihak kepada Renno." kesal Radit memarahi Tasya.

"Kau kekanakan sekali." gerutu Tasya.

"Sudahlah, kenapa kalian yang bertengkar. Seharusnya disini aku yang marah." lerai Renno lalu menatap tajam Tasya.

"Kenapa denganku?" tanya Tasya bingung.

"Apa yang kau bicarakan dengan Raka tentangku, tadi dia bahkan mengejekku, Sya." adu Renno.

"Mengejek?? Mengejek bagaimana?" tanya Tasya semakin bingung.

"Tanya saja pada anakmu?" gerutu Renno.

"Apa maksud Om Renno, Sayang. Kenapa dia jadi marah?" tanya Tasya lembut kepada puteranya.

"Tadi aku mengatakan kalau Daddy dulu juga penakut, kata Mama kan begitu." jelas Raka polos.

"Penakut??" timpal Radit.

"Iya, tadi Om Renno mengejekku kalau aku penakut karena ditolong oleh perempuan. Padahal Om Renno kata Mama juga begitu, aku sekarang benci dengan Om Renno, aku tidak mau memanggil Daddy lagi. Kwek." ucap Raka lalu berlari menghampiri Radit, Papanya.

"Ini baru anak Papa." bangga Radit lalu mengangkat Raka ke pangkuannya.

"Aish, kalian itu sama saja. Biar saja besok Om tidak akan menjemputmu lagi." gerutu Renno pura pura marah.

"Ayolah, Renn. Kau jangan begitu." bujuk Tasya.

"Kau itu yang jangan begini, lihat, karena ngidammu itu aku juga yang kerepotan." kesal Renno.

"Ini hanya sementara, Renn." ucap Tasya sambil mengelus ngelus perutnya yang agak membuncit.

"Sementara apa?? Ini bahkan sudah 1 bulan lebih dan kau masih mengidam mengikuti Radit bekerja, padahal Radit yang membuatmu hamil kenapa aku juga yang ikutan repot." ucap Renno semakin kesal.

"Hahaha, terima sajalah, Renn. Anggap saja ini sebagai usahamu mendapatkan pahala." canda Radit kemudian.

Renno hanya bisa mencembikkan bibirnya, tanda ia sangat kesal.

"Papa.. Papa.. Tadi aku diselamatkan oleh Aira, dia sangat baik sekali." panggil Raka kepasa Radit.

"Aira?? Gadis yang selalu kau ceritakan itu?" tanya Radit kemudian.

"Iya." ucap Raka polos.

"Lihatlah anakmu itu, tadi dia juga bilang kepadaku. Bagaimana selama ini kau mendidik anakmu, Sya. Dia bahkan baru masuk TK, kenapa sudah membicarakan cinta cintaan" ucap Renno memarahi Tasya.

"Kenapa kau marah padaku? Marahlah kepada Papanya, aku bahkan tidak tahu siapa Aira itu." ucap Tasya kesal.

"Memang kenapa kalau anakku menyukai gadis, itu normal normal saja kan." bela Radit menyela.

Loving YouWhere stories live. Discover now