One

53.4K 3.5K 49
                                    

Happy Reading^-^

Maaf kalau nemu typo yah😊

"Benda lembut dan hangat itu menyentuh bibirku, tubuhku seperti di lempari bola salju dan juga bola api. Rasanya ... aku sudah tidak bisa berdiri dengan kakiku. Saat aku hampir terjatuh, lelaki itu ... dia menekanku dan ... "

"Membunuhnya," timpal Catherine kesal dan meremas-remas tasnya.

Alexa menghela napas panjang lalu duduk di samping Catherine, "astaga Keth. Kau menggangguku saja. Dengarkan aku baik-baik! Bagaimana kata-kataku tadi? Hmm?"

"Awas saja jika aku bertemu dengannya lagi," tatapan Catherine masih menajam ke sudut ruangan.

"Keth, sudahlah... lupakan saja masalah tadi. Lagipula kita kan sudah ada di apartemenku. Dan aku memintamu untuk tidak pulang itu untuk mendengarkan kata-kataku. Bagaimana? Terlalu bagus atau jelek?"

"Aku tidak bisa melupakannya Alexa. Dia seenaknya menuduhku seorang pencuri dan menyeretku ke kantor polisi. Apa itu tidak keterlaluan namanya?" emosi Catherine naik kembali mengingat bagaimana cara lelaki itu memakinya di depan umum dan menyeretnya dengan paksa ke kantor polisi.

Alexa menipiskan bibirnya. Dia mengikuti Catherine yang berdiri dan berjalan mendekati jendela kamar. Alexa tahu seperti apa rasanya di tuduh sebagai seorang pencuri. Melihat kejadian yang menimpa Catherine hari ini membuat Alexa merasa kasihan padanya.

"Kau bisa tinggal di apartemenku sementara waktu. Dan aku akan membantumu mencari pekerjaan lain," ucap Alexa setelah tahu beberapa menit yang lalu kalau Catherine kehilangan pekerjaannya hari ini.

Catherine mendesah kasar, "aku tidak tahu kenapa hari ini aku sangat sial."

"Sudahlah. Ini sudah tengah malam. Kau tidur saja, besok saja aku akan memintamu mendengarkan dan membaca tulisanku," Alexa mencoba menenangkan Catherine meskipun dia tahu belum bisa mengurangi beban pikiran temannya itu. Setidaknya malam ini Catherine bisa tidur dengan nyenyak.

Catherine menghela napas dan mengangguk, "terima kasih Lex, aku memang harus istirahat. Kepalaku rasanya hampir pecah."

~

"Kembalikan ponselku."

"Po-ponsel apa?" tanya Catherine bingung.

Calvin mendesah kasar dan mengulurkan satu tangannya, "cepat kembalikan, dasar pencuri!"

"A-apa? Apa kau bilang? Pencuri!?" Catherine sangat terkejut karena lelaki tak di kenalnya itu menuduhnya sebagai seorang pencuri. Saat Catherine akan membalas ucapan lelaki itu, dia menoleh ke arah ponselnya yang sempat terjatuh di tengah jalan. Kedua matanya terbelalak sempurna saat melihat ponselnya hancur lebur karena terlindas mobil. "Ponselku!" Catherine berusaha melepaskan cengkeraman Calvin di tangannya. Dia berlari ke arah tengah jalan.

Calvin mengernyit melihat Catherine memaksa diri untuk menyeberang jalan yang ramai. Bisa-bisa wanita itu tertabrak. Calvin kembali mencekal lengan Catherine dan menariknya menjauh dari jalan. Reflek Catherine memekik karena hampir terjatuh saat Calvin menariknya.

"Cepat kembalikan ponselku atau aku akan membawamu ke kantor polisi."

"Maaf, aku tidak tahu apa yang kau katakan. Jadi, kau tidak perlu menuduhku seorang pencuri kalau tidak ada bukti!" Catherine mulai merasa kesal pada lelaki itu. Ponsel apa yang di maksud olehnya? Jelas-jelas Catherine tidak mengenalnya dan tidak tahu ponsel apa yang di maksud olehnya. Justru Catherine berniat untuk mengembalikan ponsel yang di berikan oleh lelaki yang tadi menabraknya.

"Kau tidak mau mengaku?!"

"Aku harus mengaku apa jika aku tidak punya salah padamu! Dasar bodoh!"

"Hei! Kau pencuri dan berani mengatakan aku bodoh?! Cepat kembalikan ponselku!" Calvin mulai hilang kesabarannya. Dia membentak Catherine hingga membuat wanita itu tersentak kaget dan reflek menutup matanya.

My Big BOSSWhere stories live. Discover now