Five

36.8K 3K 136
                                    

Happy Reading^-^

Maaf kalau nemu typo yah😊

Satu minggu kemudian

Catherine duduk di ranjangnya. Alexa sudah berangkat bekerja satu jam yang lalu. Sedangkan dirinya belum juga mendapatkan pekerjaan. Bahkan mendaftar menjadi kasir toko pun tidak ada yang mau menerimanya. Dia tidak tahu ternyata Calvin bisa sangat kejam padanya hingga membuatnya sama sekali tidak mendapatkan pekerjaan. Jalan satu-satunya hanya bertemu dengan Calvin. Tapi, apa yang harus dia katakan nanti? Dia yakin Calvin pasti hanya akan membuatnya bekerja padanya. Sedangkan Catherine sendiri tidak menginginkan hal itu.

Catherine mendesah dan membaringkan tubuhnya sembari menutup matanya. Dia menghela napas panjang. Tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia juga belum mendapatkan barang-barangnya kembali dari apartemen lamanya. Apartemen itu masih terkunci dan tidak ada sedikit pun tanda-tanda akan di buka.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tidak mungkin aku harus menganggur terus seperti ini. Kasihan Alexa jika harus bekerja seorang diri," gumam Catherine sembari membuka matanya. Dia menggigit kuku ibu jarinya dan berpikir. "Apa hanya itu saja yang bisa aku lakukan?" Catherine mengeluh karena tidak mendapat jalan keluar lainnya. "Satu bulan. Hanya satu bulan saja."

Tiga puluh menit kemudian Catherine keluar dari kamarnya. Dia memakai rok mini berwarna senada dengan blazernya, krem. Catherine berjalan keluar apartemen sembari mengendong tas dan memakai sepatu heelsnya. Dilutut kanannya masih terlihat bekas lukanya tapi Catherine tidak ingin ambil pusing. Tidak mempedulikan ucapan kalau kaki wanita tidak boleh ada bekas lukanya. Setiap manusia bisa terjatuh dan kecelakaan sehingga menyebabkan bekas luka dimana-mana bukan?

~

"Maaf nona, anda tidak bisa masuk begitu saja," cegah Jillian saat Catherine akan masuk ke ruangan Calvin.

"Apa dia sedang ada tamu?" tanya Catherine masih memegang gagang pintu ruangan Calvin.

"Mr. Myles tidak bisa menerima tamu sembarangan nona. Terlebih anda belum membuat janji dengannya," kekeuh Jillian yang mulai merasa dirinya terancam. Jika benar bosnya akan mengangkat wanita di depan ini sebagai sekretarisnya, lalu bagaimana dengan dirinya? pikir Jillian.

Catherine mendesah kasar lalu membuka pintu ruangan itu. Dia tidak ingin menunggu lama hanya untuk menemui lelaki yang paling menyebalkan untuknya. Bersamaan Catherine membuka pintu yang di tahan oleh Jillian, Calvin menoleh ke arah pintu. Catherine menatap Jillian sesaat sebelum tatapannya bertemu dengan Calvin. Catherine menatap tajam kearah Calvin lalu menerobos masuk.

"Nona, anda tidak bisa seperti ini. Nona!" ucap Jillian memperingati dan menyusul Catherine.

Catherine berdiri tepat di depan meja Calvin. Dan Jillian berdiri di samping Catherine. Calvin menoleh ke arah Jillian.

"Keluar," perintah Calvin.

"Iya?" Jillian mengangkat alisnya. Kenapa justru dirinya yang diusir dari ruangan itu?

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Calvin pada Catherine tanpa mempedulikan wajah Jillian yang merasa kesal.

Jillian menundukkan kepalanya sejenak lalu keluar dari ruangan sehingga tinggal Catherine dan Calvin saja yang ada di ruangan itu.

"Hanya satu bulan dan setelah itu kau harus menghapus semua hal buruk tentangku yang kau sebarkan," ucap Catherine cepat sembari menajamkan tatapannya pada Calvin.

"Aku tidak menerima pengunduran diri, jadi kau hanya berhenti jika aku memecatmu," jawab Calvin dan menatap Catherine. Dia menautkan jemarinya diatas berkas.

"Baiklah. Hanya satu bulan aku tidak akan membuatmu memecatku. Setelah itu, aku pastikan keinginan terbesarmu adalah memecatku."

Siapa yang tahu? batin Calvin dan menyeringai. Dia menang. Akhirnya wanita ini bekerja padanya. "Baiklah, kau sudah bisa mulai bekerja."

My Big BOSSWhere stories live. Discover now