Four

35.2K 3K 68
                                    

Happy Reading^-^

Maaf kalau nemu typo yah😊

Jayden dan Tom terkejut saat berdiri di depan lift. Tatapan mereka tertuju pada Calvin yang berdiri di sampingnya sembari menggendong Catherine. Calvin menekan tombol liftnya lalu masuk ke dalam. Dia tidak mempedulikan tatapan siapapun. Sampai di lantai ruangannya, dia melihat sekretarisnya sudah berdiri di depan ruangannya dan menunduk ke arahnya. Jillian sedikit melirik ke arah Catherine saat Calvin berdiri di depannya.

"Siapkan makan siang untukku," perintah Calvin lalu melenggang masuk ke ruangannya.

Jillian masih menoleh ke arah pintu ruangan Calvin yang sudah di tutup. Dia merasa bingung melihat Calvin menggendong Catherine dalam keadaan gadis itu penuh dengan luka. Apa yang sudah terjadi? batinnya penasaran.

Calvin membaringkan Catherine di atas sofa. Dia membiarkannya begitu saja setelah membersihkan luka Catherine. Calvin duduk di mejanya dan menunggu makan siangnya. Setelah menunggu lima menit, akhirnya sekretarisnya masuk dengan membawakan makanan pesanan Calvin. Calvin menikmati makan siangnya dalam diam sembari sesekali menoleh ke arah Catherine.

Suasana di ruangan itu begitu hening. Tak ada suara diantara penghuni ruangan itu. Calvin sibuk dengan pekerjaannya dan Catherine belum sadar. Catherine mengernyit saat dirinya mulai sadar. Dia membuka matanya pelan dan menoleh ke kanan kirinya. Setelah sadar dimana dia berada sekarang, Catherine berusaha untuk duduk di sofa dan menoleh ke belakang, tepat ke arah meja Calvin.

"Hei!"

Calvin menoleh ke arah Catherine mendengar wanita itu sepertinya sedang memanggilnya.

Catherine meringis saat berusaha untuk berdiri dan menghampiri meja Calvin, "kembalikan hakku!" bentak Catherine.

"Aku tidak mengambil hakmu," jawab Calvin. Lelaki itu terlihat tenang seolah tidak terjadi sesuatu yang besar.

"Kau sudah memfitnahku sampai semua perusahaan di sini tidak ada yang menerimaku."

"Seharusnya kau beruntung saat aku menyuruhmu menjadi sekretarisku."

"Tidak akan!" bantah Catherine.

Calvin tersenyum tipis, "kalau begitu kau bisa mencari pekerjaan lain. Tapi, aku tidak yakin kau akan mendapatkannya."

"Aku sangat membencimu!" teriak Catherine lalu pergi dari ruangan Calvin dengan langkah terseret-seret.

Melihat Catherine sudah pergi dari ruangannya, Calvin menghela napas panjang. Seperti ada sesuatu yang hilang saat wanita itu tidak ada di depannya. Pertama kalinya Calvin merasakan hal aneh itu. Dia ingin Catherine selalu ada di sampingnya. Meskipun melihat wanita itu membuat Calvin kesal, tapi wanita itu membuat Calvin tak kenal dirinya sendiri. Dia yang selalu diam dan tak banyak omong, tidak mengijinkan seorang pun mengganggunya, tidak mengijinkan orang asing masuk ke ruangannya, tidak membiarkan dirinya peduli dengan orang lain sampai menggendongnya. Calvin tidak bisa melakukan itu semua pada wanita itu. Dia ingin diam di depannya, tapi perkataan wanita itu membuat Calvin ingin dan ingin terus membalasnya. Dia ingin melupakan dan menganggap tidak pernah sesuatu terjadi diantara mereka, tapi sikap wanita itu membuat Calvin ingin dan ingin terus mengganggunya.

Calvin mendesah kasar. Dia ingin Catherine bekerja padanya. Sehingga dia bisa menyuruh wanita itu kapanpun dia mau. Calvin harus melakukan hal lain yang bisa membuat Catherine bersedia bekerja padanya. Tak menunggu waktu lama, Calvin menyeringai saat ide bagus itu tertangkap oleh otaknya. Dari dulu Calvin tidak pernah menunjukkan seringaiannya. Ah, wanita itu memang membuat Calvin menjadi Calvin yang lain.

~

Catherine hampir terjatuh saat keluar dari busway. Dia meringis memperhatikan lukanya. Luka di lutut dan siku tangannya terasa perih saat disengat sinar matahari. Sudah waktunya makan siang tapi Catherine tidak sama sekali memikirkan hal itu. Memikirkan Calvin saja sudah membuatnya kenyang karena saking emosinya. Catherine berjalan pelan menuju apartemen Alexa.

My Big BOSSWhere stories live. Discover now