2.2

2.6K 225 48
                                    

"ever looked at someone who hurt you and was like damn, i could've given you the world but oh well"

●●●

"Huft, hari ini capek banget sumpah" Audi membaringkan tubuhnya di atas kasur. Tiba-tiba sepintas ide muncul dibenaknya "ke kamarnya Mario ah" Audi tersenyum jahil.

"Jorok! Mandi dulu baru ngapel"

"Ngapain lo malem-malem kekamar cowok! Dasar mesum"

"Bodo ah, gue mau tau dia masih coba ngejauh apa engga, bye" Ucap Audi, lalu ia keluar dari kamar. Ia berjalan pelan menuju tangga yang terletak di ujung lorong.

Karena jarak kamarnya hanya berbeda satu lantai, untuk apa juga ia menunggu lift lama jika menggunakan tangga jauh lebih cepat?

Setelah sampai didepan kamar bernomor tiga ratus dua puluh satu, Audi mengetuk pintunya perlahan.

tok.. tok.. tok..

"Ish, ini pada kemana sih," Gerutu Audi, ia sudah mengetuk tiga kali. Tapi tak kunjung dibukakan, sampai ia mendengar seseorang menyahut dari dalam "BENTAR-BENTAR"

"Audi?" Tanya Jordan begitu melihat Audi berada dibalik pintu. "Hai," Sapa Audi, lalu tersenyum "Mario ada?"

"Ada noh lagi tidur" Jawab Jordan.

"Tidur mulu tuh anak,"

"Biasa, capek hati kali" Jawab Jordan yang membuat Audi merasa tersindir, ia menghiraukan itu dan segera menghampiri Mario.

"HAI MARIOOOOOOOOOOO" Teriak Audi tepat di kuping Mario, merasa guncangan ditelinganya Mario bangun lalu tangannya tak sengaja menabok Audi hingga Audi terkapar di lantai.

"ADUH!" Audi meringis, ia mengelus-elus bokongnya yang nyeri akibat terbentur lantai, juga dengan pipinya yang terkena tabokan maut Mario.

"Gila, tabokan lo maut banget. Gue sampe jatoh tak berdaya gini, bantuiiiinnnnn" Audi merengek manja, sedangkan Mario hanya bergeming.

"Karma, salah sendiri" Jawab Mario, lalu ia segera berbaring lagi.

"ish jahat, bukannya bantuin!" Audi segera bangkit, ia menepuk-nepuk bagian bokongnya yang sedikit kotor karena terduduk dibawah.

"Bodo, ngapain sih kesini mulu?" Cetus Mario, berusaha agar Audi mengerti saat ini ia risih karena kedatangan Audi.

"Mau ngapel, hehe" Audi terkekeh "ya enggak lah, hahahaha. Main aja" lalu Audi ngakak sendiri.

"Cewek stres" Mario menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Audi, entah mengapa Audi tiba-tiba menjadi orang yang seceria ini.

"Gapapa yang penting hepi! Hahaha" Audi ngakak lagi. Mario semakin tidak habis pikir dengan gadis dihadapannya ini.

Tiba-tiba saja Audi mengguncang-guncangkan bahu Mario "eh-eh, jalan-jalan yuk. Mumpung belom malem banget" Ucap Audi, tetapi Mario hanya diam.

"Loh kok gue malah di anggurin sih, mending diberi kasih sayang lebih enak, heheh"

Lagi-lagi Mario hanya menggelengkan kepalanya "yaudah kalau gak mau gue mau ngajak kak Vino aja deh jalan-jalan" Audi pura-pura merajuk, ia melipat kedua tangannya didepan dada.

"Sono susulin Vino ke Jakarta, dasar bego!" Mario merutuki bodohnya Audi. Mendengar itu, Audi hanya menyengir. "Oh iya, yang ke Bali kan angkatan kita aja ya, hehehe"

"Kebanyakan ngomong jadi dongo"

"Mario, apa yang kau lakukan itu, jahat!" Tiba-tiba Audi menjadi dramatis sendiri. Melihat itu, Mario membalikan tubuhnya membelakangi Audi.

Best Mistake Where stories live. Discover now