Part 38

1.5K 81 2
                                    

Sudah tiga hari berlalu semenjak kejadian Caroline yang menyerang Laura serta Juju, dan ini adalah hari keempat Kayla menjadi pacar Raymond. Semuanya berjalan seperti biasa, tidak ada Caroline yang macam-macam, tetapi Kayla benar-benar menjauhi Joshua. Setiap kali Joshua mencoba mendekat, Kayla langsung kabur. Itu lebih baik daripada Kayla harus melihat orang-orang terdekatnya menderita karena ulah kekanakan Caroline.

Kayla memang bisa melawan Caroline, tetapi Caroline pasti sudah memulai duluan. Kayla tidak mungkin menyerang Caroline sebelum dia melakukan apa-apa. Kayla baru bisa melawan ketika Caroline menyentuh orang kesayangannya. Jadi percuma saja, pasti Caroline sudah melukai mereka. Jadi, Kayla merasa lebih baik mencegah hal tersebut terjadi, daripada melawan setelah terjadi.

Kayla sedang berjalan santai menuju kelasnya ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Orang tersebut melingkarkan kedua tangannya di pinggang Kayla. Kayla menunduk, ia tahu betul siapa yang mempunyai tangan seperti itu. Selain itu, pelukan ini terasa tidak asing, dan pastinya nyaman. Hanya satu orang yang bisa membuat jantung Kayla hampir berhenti berdetak karena saking kerasnya bekerja.

Kayla menoleh ke belakang secara perlahan, dan benar saja, Joshua lah yang memeluknya sambil menutup kedua matanya. Kayla menyapukan pandangannya ke sekeliling, dan mendapati seluruh murid yang tadinya mau ke kelas masing-masing, malah diam dan memperhatikan dirinya bersama Joshua. Kayla merasa risih diperhatikan seperti itu, dan juga malu.

Setelah sadar bahwa ia tidak seharusnya seperti ini, Kayla akhirnya meronta dan berusaha melepaskan dirinya dari Joshua. Yang ia takuti adalah dilihat oleh Caroline, dan yang paling penting, Raymond. Kayla tidak ingin melukai hati Raymond, dan mengecewakannya.

Walaupun sudah berusaha keras, Kayla tetap saja gagal karena tenaga Joshua jauh melebihi dirinya. "Bentar aja. Aku kangen," bisik Joshua lirih, tepat di telinga Kayla, membuatnya mematung.

Kayla menutup kedua matanya dan menarik napas panjang. Aku juga kangen, batinnya.

Kayla ingin sekali bertindak egois dan memikirkan dirinya sendiri. Ia benar-benar rindu dengan sosok yang ada di belakangnya saat ini. Ia ingin kembali seperti dulu. Kembali pada saat dirinya yang tidak memiliki beban dan tidak perlu memikirkan apabila berdekatan dengan Joshua. Namun, itu semua tidak akan mungkin terjadi.

"Kayla?" Suara itu terdengar sangat lirih di telinga Kayla. Kayla membuka kedua kelopak matanya dan menemukan Raymond yang sedang berdiri di depannya dengan sorot mata yang dengan jelas menyiratkan kekecewaan yang mendalam.

Joshua yang menyadari hal tersebut juga akhirnya membuka matanya dan langsung melepas pelukannya begitu melihat Raymond. Rasa bersalah langsung menyusup masuk ke dalam dirinya, dan segera berkuasa.

Raymond berbalik dan pergi. Kayla yang masih terkejut, melotot melihat hal tersebut. "RAYMOND!!!" teriak Kayla dengan lantang.

"Aku minta ma—"

"Jauhin gue. Gue mohon. Gue sekarang udah punya Raymond, dan gue ga mau bikin dia salah paham. Jadi gue mohon untuk yang terakhir kalinya, jauhin gue," potong Kayla lalu langsung berbalik badan lagi dan mengejar Raymond yang sudah sampai di ujung koridor. "Raymond tunggu!" teriaknya sambil terus berlari, sampai menabrak beberapa orang.

Di samping itu, Joshua mematung di tempatnya. Tanpa sadar, setetes air mata jatuh dengan bebas membasahi pipinya. Ia mengusapnya dengan cepat, tidak ingin orang lain melihat kejatuhannya. Sekali lagi, matahari yang bersinar terang menjadi saksi bisu keretakan hatinya. Ini adalah kali kedua Joshua merasa patah hati.

***

Kayla kini duduk dengan resah di tempatnya. Berkali-kali ia melirik ke arah jam dinding kelas, sampai ditegur berkali-kali. Ia berharap bel pulang segera berbunyi, jadi dia bisa menjelaskan semuanya pada Raymond.

Broken EnoughWhere stories live. Discover now