Perjodohan!?! pt. 2

25 1 2
                                    



Deg.. siapa yang akan menikah? Siapa yang akan mereka nikahi?

"Ah.. benar." Ucap Ayah senang.

Aku menatap bingung ke arah mereka yang terus saja berbicara seperti tidak menghiraukan keberadaanku di ruangan ini.

"Maaf ya anakku tidak bisa datang, ia sedang ada kerjaan." Ucap Ny. Yamashita sambil memegang tangan Ibu.

"Tidak apa, nanti ia akan kesana menemui anakmu, ya kan?" ucap Ibu sambil tersenyum ke arahku.

"Tunggu aku masih belum mengerti arah omongan orang-orang tua ini." Ucapku dalam hati.

Ya Tuhan tolong beri aku petunjuk dari ucapan mereka yang tidak aku mengerti.

"Ibu.. bisakah kita bicara sebentar." Ucapku kemudian sambil menarik tangan ibuku.

Kamipun berbicara di dalam kamar lamaku.

"Aku tidak mengerti, maksudnya pernikahan. Lalu anaknya, dan siapa yang akan kesana menemui anaknya. Maksudnya siapa dan dimana?" tanyaku bingung.

"Ya bukankah kau akan menonton konser Taka?" ucapnya santai.

"Benarkan? ya nanti kau juga akan bertemu dengan anaknya Ny. Yamashita." Lanjutnya.

"Sebentar tapi siapa anaknya? Taka bukan dari keluarga Yamashita." Ucapku.

"Aku tidak bilang itu Taka." Ucap Ibuku dan berjalan pergi meninggalkanku.

"Ya lalu pernikahan? Siapa yang akan menikah." Kesalku.

Akupun mengikutinya dari belakang dan kembali menuju ah bukan tapi mendengarkan orang-orang tua ini berbicara lagi.

Ini sudah cukup lama bahkan hampir sore, aku pasti tidak bisa menonton konser mereka.

"Apakah masih lama?" bisikku pada Ibu.

Ny.Yamashita tersenyum padaku, jangan-jangan aku orang yang ingin mereka nikahi dengan anaknya.

"Hmm... maaf Ny. Yamashita. Anakmu ingin menonton konser ONE OK ROCK juga." Ucapku sambil tersenyum takut.

Ia terdiam sesaat dengan sedikit bingung.

"Anakku itu salah satu member ONE OK ROCK." Ucapnya kemudian.

Akupun membelalakkan mataku, siapa? Taka bukan dari keluarga Yamashita, Ryota sudah menikah. Tomoya atau Toru?

"Ah.. konsernya akan di mulai kau tidak akan menontonnya?" tanya Ny. Yamashita membuyarkan lamunanku.

"Ya? Ah sepertinya tidak hari ini." Ucapku kemudian sambil tersenyum kaku.

Ya benar sebaiknya aku tidak menonton konser mereka hari ini, fikiranku kacau dan bila benar orang yang dimaksud akan menikah dengan anaknya yaitu aku. Apa yang harus aku katakan pada Taka nanti.

"Hmm.. aku izin ke kamar dulu ya." Ucapku menyela pembicaraan mereka.

Ayah menatapku tajam seperti sedang mengatakan nanti kita harus bicara. Ah.. aku sudah tahu pasti ia akan memaksaku menikahi anak dari Tuan Yamashita itu. Aku tidak maauuuu aku hanya ingin bersama Taka.

Sesampainya di dalam kamar akupun merebahkan badanku di atas kasur yang sudah lama sekali tidak aku rasakan. Masih tetap empuk dan nyaman seperti dulu. Tiba-tiba handphoneku berdering, sebuah video call terhubung dari Taka.

"Kau tidak datang?" tanyanya sambil berekspresi sedih.

"Kau dimana?" tanyanya kemudian sambil menatap sekeliling kamarku.

"Aku di rumah orang tuaku dan aku terjebak disini. Jadi maafkan aku, aku tidak bisa datang." Ucapku sedih.

"Ah.. Tidak apa, yang penting aku tahu keadaanmu." Ucapnya sambil tersenyum manis.

Ya Tuhan kalau benar yang akan dinikahkan itu aku, apa pria mungil ini bisa tersenyum seperti ini padaku lagi apalagi setelah ia tahu bahwa orang yang aku nikahi adalah salah satu temannya.

"Hayoo.. ngelamun apa?" tanyanya membuyarkan lamunanku.

"Banyak pertanyaan yang aku ingin tanyakan hari ini." Ucapku.

"Padaku?" tanyanya.

"Bukan, tapi orang tuaku." Ucapku lemas.

"Tenanglah, kau pasti akan dapat jawabannya." Ucapnya sambil tersenyum.

"Baiklah, sudah hampir mulai. Jangan lupa makan oke." Ucapnya dan kemudian memutuskan panggilan kami.

"Hah.. kenapa orang-orang langsung memutuskan panggilan sebelum mengucapkan sesuatu seperti dadah atau sudah ya atau apalah itu." Ucapku kesal.

Pintu kamarku dibuka kasar, ya aku tahu itu pasti Ayahku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CONFUSEDWhere stories live. Discover now