28. Penyesalan

5.3K 265 10
                                    

Ada yang nungguin....
Ayo Vote dulu ya...

Maaf baru bisa update sekarang, lagi banyak tugas maapin aku yak...^^

Okey...selamat membaca

*

*

*

*
PENYESALAN? Itu adalah salah satu hal yang dialami dan dirasakan Agas sekarang ini. Dia meruntuki tangannya yang bodoh! Bodoh karena tidak bisa menyelamatkan gadis yang dicintainya tersakiti, bodoh karena tidak bisa menarik gadis itu dalam pelukannya, bodoh karena tidak bisa menghapus tetesan air mata dipipi Anya.

Berulang kali Agas menghantam tangannya ke tembok kamar. Bahkan darah segar kini mengalirbdi punggung tangan dan sela-sela jarinya. Pikiran Agas melayang-layang , mengingat ucapan Bram padanya.

"JAUHIN DIA, ATAU PAPA BISA BERBUAT LEBIH NEKAT DARI INI! ucap Bram sambil menatap putranya.

Agas menjambak rambutnya kasar, sampai badannya sekarang telah jatuh tersungkur menyender tembok . Dia bergitu frustasi , dan tak terasa tetesan air mengalir mulus di pipinya.

"Arggghhh...GUE BENCI PILIHAN HIDUP, GUE BENCI!!!"
ucap Agas yang kemudian mengeluarkan bingkai foto di sampingnnya.

"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo!!! Lo adalah separuh dari raga gue. Tapi KENAPA? KENAPA TAKDIR SELALU MENDESAK GUE UNTUK JAUHIN LO...KENAPA? Maaf...maaf tapi gue harus melakukan ini! Maaf!!" monolognya yang mengelus bingkai foto Anya dan langsung memeluk bingkai tersebut.

***

Anya yang hanya melamum dengan tatapan kosong dan menghadap kaca mobil itu, tentu membuat hati Arsen menjadi miris. Arsen sengaja mengantarkan jemput Anya mulai dari sekarang, alasannya karena dia tidak ingin adek kesayangannya bertemu dengan cowok brengsek itu.

"Dek ,lo yakin mau sekolah? Abang ijinin kamu aja ya, biar bisa istirahat dirumah." tanya Arsen yang menyetir sambil sesekali melirik Anya.

"Yakin bang. Lagian Anya nggak mau ketinggalan pelajaran nantinya." jawab Anya yang menatap Arsen.

Mendengar jawaban Anya, Arsen memilih untuk diam. Dia tahubm bahwa adeknya tidak suka dipaksa. Tak lama kemudian Arsen menepikan mobilnya didepan gerbang sekolah.

"Anya turun ya, bang! Asalamuallaikum !" ucap Anya yang mencium tangan kakaknya.

CUP

(Author  : Wah kalo gini mah abang rasa pacar....hehe)

Arsen yang membalasnya dengan mengecup kening Anya dengan singkat. "Walaikumsallam, udah sono masuk!"
Anya mengangguk

***

Untuk menghilangkan beban pikirannya Anya mengambil earphone dan menyelipkan ketelingannya. Sementara itu kaki jenjangnya terus berjalan menelusuri koridor . Ternyata seseorang telah memperhatikannya, dan tiba-tiba.

BRUK

Seseorang itu memeluk Anya dari belakang, dia masih mematung dalam ringkuan orang itu.
"Maaf...maafin gue!" ucapnya yang lembut sambil menompangkan kepalanya di bahu Anya.

"LEPAS!! GUE BENCI SAMA LO, BENCI!!" Anya yang terus memberontak tidak membuat Agas melepaskan pelukannya, tetapi alih-alih dia semakin mempererat dekapannya . Kemudian Agas menarik Anya untuk menghadap kearahnya lalu memeluk kembali gadis itu.

Sekarang Anya bahkan sudah menangis dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Agas.
"GUE BENCI SAMA LO, Gue benci Hiks...!!" suaranya mulai terlihat pelan.

Janji Sepasang Bintang (SELESAI)Where stories live. Discover now