○ 02. Teman Baru ○

432 61 8
                                    

Layar smartwatch hitam yang melingkar di pergelangan tangan kurus Wendy, kini sudah menunjukkan pukul 3

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Layar smartwatch hitam yang melingkar di pergelangan tangan kurus Wendy, kini sudah menunjukkan pukul 3.30 sore. Hanya sedikit lagi waktu yang tersisa baginya dan banyak budak korporat lain sebelum jam pulang kerja. Namun sayang, sampai detik ini ia masih belum bisa mengulas senyum kebebasan menyongsong waktu menyenangkan itu.

Perempuan berkemeja peach itu masih berusaha duduk tenang sambil menanti keputusan final staf Space Mobile tentang rancangan pemasaran produk yang diajukan kantornya. Padahal hatinya sendiri sudah dag dig dug tak karuan macam anak SMA yang menunggu pengumuman penerimaan universitas. Ia tak tahu harus berbuat apa kalau amit-amit klien kantornya itu kembali menuntut revisi kesekian kali.

"Mbak Wendy, ini udah oke, ya."

Satu kalimat singkat dari pria berusia 40-an dalam ruangan itu, membuat waktu berjam-jam yang dihabiskan Wendy di kantor kliennya ini seakan tidak sia-sia.

"Untuk pre-release kita fix-kan lagi, ya, Mbak. Nanti tunggu arahan dulu dari Country Manager, ya, karena beliau masih rapat dengan kantor pusat. Nanti kalau sudah ada kabar, langsung kita meeting lagi, ya." Jelasnya sebelum mengakhiri pertemuan mereka.

Wendy dengan semangat juang tinggi langsung menjabat tangan dua orang perwakilan Space Mobile yang berwenang itu. "Baik, Pak. Kami tunggu. Terima kasih banyak, ya, Pak Dimas, Pak Benny."

Usaha tidak mengkhianati hasil, ―kalimat motivasi yang rajin berseliweran di berbagai platform media sosial itu rasanya kini terbukti bagi Wendy. Usahanya serta rekan-rekan satu timnya selama berminggu-minggu ini, akhirnya membuahkan hasil manis. Meskipun gara-gara meeting ini ia harus melewatkan jam makan siangnya, setidaknya itu bisa terbayar dengan acc dari kliennya.

Di tengah euforia dalam hatinya itu, sebuah bunyi renyah terdengar dari perutnya yang hanya terisi selembar roti tawar sejak pagi. Ia sadar, kalau alat pencernaannya itu dibiarkan kosong lebih lama, mungkin dirinya bisa pingsan. Jadi sebelum kembali ke kantor, ia memutuskan untuk mampir ke sebuah kedai nasi padang ternama tepat di depan kantor Space Mobile. Sebuah pilihan yang bagus untuk manusia kelaparan seperti dirinya memang.

Setelah memesan seporsi nasi rendang dilengkapi rempeyek udang, Wendy duduk menunggu di salah satu meja sembari mengecek ponselnya. Dengan semangat, gadis itu segera mengabari rekan-rekannya perihal hasil rapatnya tadi. Namun sebelum sempat menyimpan kembali ponselnya pasca mengirim pesan, ia dikagetkan dengan sebuah tangan yang menepuk pelan pundak kurusnya.

"Hi!" Sapa lelaki yang ternyata adalah salah satu product developer dari Space Mobile itu.

"Pak Benny?!" Perempuan itu menyambutnya senang.

"Belum makan siang ya pas mau meeting tadi?"

"Iya nih, tau aja, Pak. Mau gabung?" Tawar Wendy ramah karena suasana hatinya yang sedang sangat baik itu.

Last Night Story [REPUBLISH]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora