chapter 3

4.5K 195 7
                                    

Misi kali ini sukses besar. Walaupun Naruto hanya sendiri. Toh, untuk seorang shinobi yang 'seharusnya' sudah berlevel chuunin, misi seperti ini hanyalah masalah kecil.

Mengantarkan rombongan pedagang sampai di tempat tujuan mereka dengan aman dan selamat. Bila menengok ke belakang, misi-misi semacam ini selalu berkembang menjadi kejadian tak terduga.

Misalnya seperti misi pertama Naruto dengan kelompok tujuh dulu saat mengantar Tazuna, yang berakhir dengan kematian Zabusa dan Haku, juga bangkitnya sharingan Sasuke dan kekuatan Kyuubi Naruto.

Momen dimana Naruto menyadari betapa berharganya sosok Sasuke untuk dirinya. Bagi Naruto, Sasuke adalah sahabat sekaligus saudara. Karena itulah ia tak akan menyerah untuk membawa Sasuke kembali ke Konoha, dengan begitu ikatan yang sudah susah payah di dapatnya tidak akan hilang.

Dan hal tak terduga itu datang yaitu saat enam ninja gadungan gk jelas menyerang untuk merampoknya dan naruto yang seorang diri sudah pasti kewalahan dan pada akhirnya ia terkena jutsu tak biasa dari salah satu dari mereka

Setelahnya tubuh naruto yang merupakan laki laki berubah menjadi perempuan,namun ia pikir masalah ini dapat selesai jika ia kembali ke konoha dan meminta tsunade menyembuhkanya

Dua hari perjalanan dari lokasi misi menuju desa Konoha. Hingga setengah perjalanan tidak ada hal yang buruk yang terjadi kecuali keadaan tubuhnya sekarang.

Tapi ada 2 hal yang menyiksa Naruto dalam perjalanannya ini. Pertama, karena ia sendirian, dan yang kedua karena...

"Panaaaaaaassss..."

Ya, panas. Mengingat musim panas sudah dekat..

"cuacanya tidak normal nih, kenapa bisa sepanas ini~~"

Remaja berambut kuning cerah ini membuka jaket oranyenya, menyampirkannya di pundak. Hanya kaus pendek berwarna hitam yang menutupi tubuh bagian atasnya.

rambut kuning yang biasanya berdiri tegak kini melemas akibat rambutnya bertambah panjang sampai pantat. Kulit tannya yang berkilau ketika ditimpa cahaya matahari kini berubah menjadi putih mulus bak seorang Dewi. Perlahan tapi pasti, langkahnya pun mulai melambat.

Panas dan lapar adalah 2 hal yang dapat langsung menjadikan tubuhnya drop , tapi bayangan 10 mangkuk ramen ichiraku membuatnya rela kelaparan seperti ini.

Saat-saat perjuangan antara hidup dan mati itu, tiba-tiba kedua bola mata saphire Naruto membulat sempurna. Dihadapannya saat ini terhampar aliran sungai jernih beserta air terjun berukuran medium yang dihiasi dengan berbagai macam tumbuhan hijau yang mengelilinginya.

Tempat itu adalah surga dunia bagi setiap orang yang bernasib seperti Naruto saat ini.

Naruto mengusap-usap matanya, berharap ini bukanlah fatamorgana.
Ia melangkah dengan hati-hati mendekati sungai, batu pijakan menuju tempat itu sangat licin dan sudah ditumbuhi lumut.

"hehehe..."

Senyum Naruto makin melebar ketika kedua tangannya merasakan kesejukan dari air sungai itu.
Dalam sekejap, niatnya untuk segera pulang dan menikmati ramen ichiraku menguap. Hal yang harus (?) dilakukannya saat ini adalah menikmati surga dunia ini.

Di tempat lain...

"Kau mau kemana Sasuke?"
Sasuke menghentikan langkahnya, menatap pria berkacamata itu sejenak.

"bukan urusanmu Kabuto"
Dan Sasuke kembali melanjutkan perjalanannya, meninggalkan Kabuto yang menghela nafas pasrah. Inilah kenapa ia membenci si bungsu Uchiha itu.

Di hari yang panas seperti ini, ternyata cukup menyiksa juga bagi Sasuke. Meski pakaian yang ia kenakan cukup terbuka tapi tetap belum mampu menghalau hawa panas yang membuat moodnya makin buruk saja.

Love Or LustWhere stories live. Discover now