chapter 14

1.9K 137 15
                                    

Chapter 14, douzo...

Didampingi oleh empat orang ANBU serta kunoichi berambut merah muda, Itachi berjalan menuju ruang Hokage.

Dibalik wajah datarnya, pemuda itu menyimpan kekalutan yang dalam. Sikap Naruto ini diluar perkiraannya. Kalau ia benar-benar menggugurkan bayinya, maka sia-sialah perjuangannya selama ini, dan pengorbanan orang 'itu' hanyalah menjadi debu yang tertiup angin.

'Pergilah, aku menunggumu disini...'

Sakura melirik kedua tangan Itachi yang terikat borgol saling mencengkram erat. Apa yang sebenarnya dipikirkan orang ini? Mengapa ia sangat mempedulikan Naruto dan bayinya?

"Kita sampai"

Suara seorang ANBU menyadarkan Sakura dari alam pikirannya.

"Sampai disini biar aku yang memegang kendali" ucap gadis itu tenang.

"Tapi_" salah satu dari ANBU nampak sedikit keberatan.

Sakura memberi isyarat kalau semuanya akan baik-baik saja.

Dengan terpaksa para ANBU itu menyetujui keinginan Sakura. Toh, mereka masih bisa mengawasi keadaan didalam meski dari balik dinding.

Sang Kunoichi mengetuk pintu ruang Hokage tiga kali.

"Masuk!"

Setelah mendengar suara balasan dari Hokage, Sakura pun membuka pintu dihadapannya, ia mempersilahkan Itachi untuk masuk terlebih dahulu.

.

.

.

.

.

.

20 menit yang lalu...

"Kebetulan kau sudah datang Naruto, aku ingin membicarakan proses Aborsi yang_"

"Tidak perlu!" potong gadis pirang itu cepat.

Tsunade dan Shizune yang berada didalam ruangan itu sontak melempar pandangan penuh tanda tanya, seakan perkataan Naruto tadi adalah suatu hal yang mustahil.

Naruto tersenyum melihat reaksi keduanya. Ia mengarahkan pandangannya pada perutnya yang masih datar, ia membelainya perlahan dan lembut serta penuh kasih sayang, tidak ada perasaan jijik disana.

"Ayah dan Ibu akan sangat kecewa kalau aku membunuh janin yang tidak berdosa ini.." Naruto berkata pelan.

Tubuh Tsunade yang sempat terpaku mulai bereaksi perlahan, air matanya mengalir dengan sendirinya, kedua sudut bibir merahnya terangkat kesamping, membentuk sebuah senyum kebahagiaan... Wanita setengah baya itu bangkit dari kursi dan berlari menerjang tubuh gadis yang memiliki warna rambut yang sama dengannya. Memeluknya erat...

"Syukurlah.. syukurlah... Naruto.." ucapnya disela-sela isakannya. Naruto hanya tersenyum seraya membalas pelukan dari sang 'nenek' tercinta.

"Aku senang mendengar keputusanmu ini Naruto" ujar Shizune yang menghampiri keduanya, Tonton juga terlihat senang.

Tiba-tiba Tsunade menyadari sesuatu. Ia melepaskan pelukannya dengan Naruto.

Love Or LustWhere stories live. Discover now