Red Thread

1.3K 150 3
                                    

-RT-
Gs
.

Jin melirik jam di dalam ruangan pasyen, setelah ia selesai memeriksanya. Sudah pukul 12 siang yang berarti waktu untuk adiknya meminum obat. Jin mengambil ponselnya dan menelfon adiknya begitu keluar ruang pasyen. Tak lama baginya menunggu panggilan dijawab.

"Jungkook-ah! Waktumu meminum obat!"

"Ne noona, tapi aku lupa membawa obatku."

"Dimana kau?"

"Rumah Sakit."

"Kau sakit lagi? Yah! Kenapa pergi sendirian, dimana kau sekarang? Biar noona antar pulang"

"Di lantai dua, aku bisa pulang sendiri. aku hanya memeriksakan keadaanku sudah sembuh total atau belum. Noona tak usah khawatir. Aku baik-baik saja."

Tanpa peduli Jin segera turun menuju lantai dua. keluar dari lift ia langsung melihat Jungkook yang sedang mengamati ruang spesialis kandungan dilantai sebrang. "Kenapa kau melihat ke arah spesialis kandungan?" tanya Jin membuat Jungkook menatapnya terkejut.

"Spesialis kandungan?"

"Ya. Kenapa? Ada masalah?"

"Tidak! Hanya saja aku melihat seseorang tadi," Entah kenapa ia merasa cemas. Ia melihat Jimin dan temannya menangis setelah keluar dari ruangan itu. Kesedihan putus asa seperti itu bukankah ketika mereka kehilangan seseorang. Selintas fikiran mengerikan mucul di kepalanya. 'Apa nona Park baru saja aborsi?'. "noona! Apakah rumah sakit ini menerima pengguguran kandungan?"

Jin terlihat berfikir "Jika itu menyangkut kesehatan sang ibu tentu penguguran dianjurkan. Weo?"

"Barusan orang yang aku kenal menangis sambil memegang perutnya. Aku mengira dia aborsi, he he"

"Menangis bukanlah selalu menyangkut sesuatu yang buruk. Terlalu bahagia juga biasa membuat seseorang menangis."

Jungkook mengangguk. Kemudian ia pergi dengan Jin.

.

-RT-

.

Yoongi berteriak melempar sebuah buku di meja Jungkook. "Brengsek! Bagaimana aku bisa menjadwalkan tiga pertemuan dalam satu waktu?! Aishhh ... benar-benar gila!". Yoongi memungut buku itu lalu keluar menuju meja sekertarisnya. Yoongi meletakan buku berisi jadwal kerjanya ke meja sekertaris yang sibuk dengan komputernya. Melihat bosnya muncul ia berdiri.

"Perbaiki jadwalku!"

Perintah Yoongi lalu ia pergi ke ruangannya lagi. Sang sekertaris mencibirnya, menatap bosnya masuk ke ruangannya.

"Aigoo! Ck ck ck Apa dia tak pernah tau apa itu kata tolong dan terimakasih?"

Yoongi kembali konsentrasi dengan komputernya. Setelah berjam-jam ia berkutat dengan file yang menumpuk dimejanya, telfonnya berbunyi menampakan tulisan Eoma di layar ponselnya. Ia menolaknya berulang kali. Tapi sepertinya ibu Yoongi juga tak mau menyerah. Akhirnya Yoongi yang mengalah. Ia mengangkat telfonnya menahan kesal.

"Weo eoma? Aku sibuk sekarang!"

"Kau sudah janji datang ke peramal hari ini! Hoseok dan Mrs. Jung sudah menunggu. Cepat kemari!" serunya tak kalah sengit.

Yoongi mendecah protes "Janjinya jam empat sore eoma!"

"Lihat jam berapa sekarang!" bentak eomanya.

Yoongi menatap Jam tangannya dan terkejut. Waktu menunjukan pukul 5 sore, ia fikir diluar matahari masih berada di atas gedung. "Mianhae eoma! Aku fikir ini masih siang. Aku akan segera datang."

Red ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang