How Much You Love It

2.6K 220 138
                                    

Tidak, bukan ini yang seharusnya terjadi.

Taehyung mengerang pelan, kepalanya pening dan dadanya seperti terhimpit, sesak akan sesuatu yang membuncah di dalamnya. Jantungnya berdenyut begitu menyakitkan, ia bersumpah dapat mendengar setiap dentuman yang berdetak, berpacu kian cepat seiring bergulirnya waktu, mendobrak kasar tulang rusuknya.

"Hentikan."

Parau, begitu rintih dan tercekat. Jemarinya mengepal kuat hingga buku-buku jemari lentiknya berubah putih. Ia terengah, nafasnya seolah telah direnggut paksa darinya.

Pekikan itu kembali terdengar, memecah keheningan di ruangan persegi dengan dua jendela besar di salah satu sisinya. Dapat terlihat dengan jelas bagaimana putih menghiasi udara di luar, butiran-butiran kecil itu menumpuk membentuk gundukan tipis yang melapisi dahan dan jalan di bawahnya.

"Kumohon, aku berjanji tidak akan mengulanginya."

Suara parau itu kembali memecah, lirih dan menyedihkan. Taehyung membiarkan helaian surai pirangnya jatuh, pikirannya terlalu kacau untuk merasakan geli saat ujung surainya datang mencumbu kelopak mata kucingnya.

Seolah ada kabut putih tebal yang menyelimuti, ia kesulitan untuk bahkan sekadar berpikir. Sensasi yang dirasakan tubuhnya saat ini begitu asing dan bertubi-tubi. Ia merasa terhanyut kuat, terombang-ambing dalam ombak yang membawa bagian-bagian kecil kesadarannya pergi setiap kali sentuhan itu datang memetakan inci demi inci kulit tan halus miliknya.

Ia berjengit, tanpa sadar bibir sintalnya terbelah dan mengeluarkan lenguhan lembut sekaligus tertahan. Saat ini, ia bahkan tidak memiliki cukup kekuatan ataupun kesadaran untuk sekadar memberontak. Semuanya telah menguar, hilang dalam cumbuan demi cumbuan yang begitu adiktif dan memabukkan.

Sensasi itu kembali muncul, bahkan lebih kuat dan keras saat ia merasakan lembab dan basah yang terasa lembut namun begitu kasar dalam waktu yang bersamaan di ceruk leher jenjangnya.

Perutnya seolah diaduk, semua ini terlalu asing baginya. Ia merasakan gejolak di dalam tubuhnya, seolah ada sesuatu yang bangkit, tertarik menguar begitu kuat, meronta dan memberontak ingin keluar dari kukungan tubuhnya.

Tidak ada sedikitpun dari hal ini yang pernah dirasakan oleh pemuda mungil itu. Pinggang sempitnya meremang saat merasakan invasi yang mendobrak halus pertahanannya, ia merasakan geli saat elusan itu terasa datang membelai perut ratanya lalu semakin merambat naik dan berhenti di puncak mungil yang merekah sempurna bagaikan bunga saat musim semi di dadanya.

Elusan itu tidak berhenti, ia semakin gencar menyerang dan Taehyung tidak dapat menahan erangannya saat jemari dingin itu memainkan puncaknya begitu lihai diiringi dengan gerakan memutar dan cubitan.

"Anak nakal, kau berkata tidak tapi tubuhmu menjawab semua sentuhanku."

Tubuhnya menegang seketika saat suara itu datang berbisik tepat di sebelah telinga kirinya. Ia kesusahan menelan salivanya, tenggorokannya serasa tercekat. Ia merasa pikirannya semakin kacau saat bibir itu mencumbu cupingnya, memberikan jilatan kecil yang menggelitik namun di saat yang bersamaan menyebabkan debaran yang berpacu semakin kuat dan keras.

Taehyung menggelinjang saat dirasa elusan dari tangan besar itu berpindah ke bagian belakang tubuhnya, turun perlahan lalu berhenti di pinggulnya. Ia merasakan jemari lentik itu mengelus kulitnya begitu lembut namun menggoda, satu demi satu jemari itu merambat dan berdansa di atas kulitnya dalam tempo lambat lalu membentuk pola-pola kecil yang begitu abstrak.

Remasan itu membuatnya semakin lemas, ia rasa ia tidak lagi kuat menopang beban tubuhnya sendiri, ototnya seolah kehilangan kekuatan, ia merasa tulangnya ikut meleleh akan panas membara yang dirasakan tubuhnya saat ini.

✨ Undefined [kookv] ✨Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu