Night Rather Than Day

2.1K 196 43
                                    

"Astaga, Gukkie. Gunakan sendok! Dasar tidak higienis,"

"Tanganku bersih, sayang."

"Pertama, aku tahu kau belum mandi sejak pulang sekolah tadi jadi jangan berani berbohong kepadaku. Kedua, jangan panggil aku sayang!"

Pemuda dengan surai light blonde itu mendengus pelan. Dia menggembungkan salah satu pipinya -kali ini sebelah kanan- sembari menukikkan kedua alisnya, suatu aksi yang menjadi kebiasaannya setiap ia kesal.

Berlawanan dari reaksi yang diinginkannya, pemuda lain dalam ruangan yang kini tengah duduk di hadapannya justru terkekeh, tidak sedikitpun merasa terintimidasi. Astaga, ia pikir bahkan anak kecil saja tidak akan merasa takut jika mereka melihat bagaimana Taehyung berusaha untuk menjadi menakutkan, sungguh usaha yang sia-sia jika ia boleh jujur.

"Pertama, aku memang belum mandi tapi tubuhku selalu wangi jadi tidak masalah. Kedua, aku bebas memanggilmu apa saja, princess."

Kekehannya semakin keras terdengar saat dilihatnya Taehyung semakin melebarkan matanya. Rona merah mencumbu sun kissed skin miliknya, menjalar mulai leher hingga daun telinganya. Pipi lembut berisinya menjadi tempat favorit rona itu singgah, terlihat jelas dari betapa kontras merah dan tan beradu.

"Jangan menggodaku!"

Taehyung meletakkan tangan kanannya di pinggang rampingnya lalu memutar tubuhnya sembari menghentakkan kakinya kesal. Ia terus bergumam pelan tentang bagaimana anak muda saat ini begitu bebal dan tidak mau mendengarkan orang yang lebih tua.

Jeongguk, lelaki dengan surai kelam bagaikan guratan langit saat matahari terlelap itu tidak lagi dapat menahan tawanya. Matanya tidak pernah lepas dari sosok yang jauh lebih mungil darinya yang kini tengah berkutat di dapur. Tangannya sibuk memotong wortel, kemungkinan besar sedang melanjutkan acara masaknya yang sempat mendapat gangguan.

"Senyummu menggelikan, hentikan."

Secara mendadak, kursi di sampingnya tertarik kasar dalam sekali hentakan. Jeongguk hanya memutar bola matanya, tidak berniat menanggapi ucapan lelaki bersurai cokelat gelap yang kini duduk sembari menyesap cairan berwarna gelap pekat di cangkirnya, sepertinya americano jika dilihat berdasarkan baunya yang menguar dan mengisi udara di sekitarnya dengan aromanya yang khas.

"Jungkook! Jangan terlalu kasar dengan kursi itu oke? Umurnya bahkan lebih tua darimu, give it a lil respect, young man."

"Yes, Taetae babe. I'm sorry,"

Taehyung berjalan ke arah meja makan dengan semangkuk besar sup panas yang tertahan di antara dua lengannya sementara dua lelaki yang telah duduk manis di kursinya masing-masing sibuk menatapi sosok yang kini tengah menata hidangan.

Jika saja Taehyung mau memperhatikan lebih dalam, semua tatapan yang dilayangkan kedua pemuda -yang sejujurnya lebih tampak seperti lelaki dewasa- bukan hanya sekadar lirikan. Kedua pasang orbital gelap yang tampak identik itu menahan begitu banyak emosi di dalamnya.

Jika saja Taehyung mau menelisik lebih jauh, ia akan sangat terkejut begitu mengetahui betapa kuat dan derasnya perasaan keduanya yang mengalir kasar bagaikan ombak di laut saat badai datang bertarung, menghantam setiap sisi dengan hentakan yang begitu menyakitkan.

"Jeongguk, aku tidak akan membiarkanmu makan malam jika kau belum membersihkan badanmu. Pergilah mandi, oke? Jangan khawatir, kami tidak akan mulai makan sebelum kau kembali."

Jeongguk menatap Taehyung dengan tatapan semanis mungkin, berusaha meluluhkan pemuda yang lebih tua darinya itu. Jungkook hanya mendengus pelan, merasa jijik dengan raut wajah saudara kembarnya yang tampak menggelikan.

✨ Undefined [kookv] ✨Where stories live. Discover now