I only want you 2 [ 21++]

44.2K 781 13
                                    

Halo, ini pertama kalinya aku membuat author's note karena perlu kuinformasikan soal cerita ini. Beberapa part memang kutarik untuk revisi, supaya lebih layak dibaca. Bagian yang kuanggap vulgar juga kuperhalus supaya aku enggak terlalu merasa bersalah seandainya ada pembaca di bawah umur yang nyasar ke sini.

Info lainnya adalah, cerita ini memang terdiri dari oneshoot story, dan rencananya versi panjang aau full storynya akan kubuat dalam bentuk novel. Tinggal tunggu kabar dari penerbit. Jadi, kalau kalian ingin membaca cerita full dari setiap oneshoot di sini, tunggu saja kabarnya ya.

Oke, silakan membaca.

*_*   *_*   *_*

"Ouch!" Aku tersentak saat Dave mulai menyatukan diri denganku. Rasa sakit menyengat bahkan saat bagian Dave baru saja melewati pintu.

"Ya Tuhan." Dave mendesis. "Kau masih perawan...." Dengan tergesa Dave menarik diri, tapi aku tidak membiarkannya.

"Tidak, Dave! Tidak! Lakukan  sekarang!" perintahku.

Wajah Dave tampak menderita. "Bri ... kau akan merasa sakit ... dan aku tidak akan bisa menahan."

Aku menggeleng. "Persetan! Aku mau kau!" Dan dengan kalimat itu aku mengulurkan tangan meraihnya sambil membuka kedua pahaku lebar-lebar, memaksa Dave meneruskan apa yang barusan tertunda. Dave benar. Ini sakit sekali, tapi aku menggigit bibir, mencoba bertahan. Kami menyatu sepenuhnya, dan Dave membeku sejenak, tetapi dia langsung merangkulku hangat saat aku melingkarkan lenganku di lehernya.

"Sssh ... Bri. Sakitkah?" Dave berbisik.

"Ya. Tapi jangan  berani melepaskannya." Aku balas berbisik.

Dave makin erat memelukku. Tubuhnya bergetar hebat karena menahan hasrat, dan akhirnya dia mulai bergerak pelan.

"Maafkan aku, Bri. Aku tidak bisa menahannya," ucapnya penuh sesal. Aku tahu dia sudah berusaha menahan diri sebisanya, dan aku mengerti kalau itu bukan hal mudah. Jadi dengan lembut aku mengusap pinggulnya.

"Sssshhh... tidak apa, Dave. Lakukan yang kau mau, aku milikmu," bisikku.

Dave langsung menutup mulutku dengan bibirnya, melumat bibirku dengan lembut dan penuh cinta. Pelan meski mantap dia bergerak, terus dan terus. Aku memejamkan mata, meresapi rasa sakit yang terasa menusuk itu sambil berpegangan pada Dave. Saat rasa sakit itu berangsur berkurang, aku mulai berhenti mengernyit. Dave mengecup dahiku, dan mulai mempercepat gerakannya.

Bunyi kecipak yang tercipta karena tumbukan di tempat tubuh kami bertemu, ditingkahi erangan yang keluar dari mulutku dan Dave, terdengar bagai musik yang indah mengiringi percintaan kami. Rasa sakit berubah menjadi rasa nikmat tak terkira. Apalagi saat Dave sedikit mengangkat tubuhnya agar bisa menghunjam lebih dalam. Aku terpekik, merasa antusias dengan rasa sesak yang ditimbulkan oleh dirinya yang makin membesar di dalamku. Ini nikmat. Sangat nikmat.

"Ssshh...." Dave mendesis. Wajahnya terlihat begitu fokus. Aku menyentuh bibirnya, dan memasukkan jariku ke mulutnya. sambil setengah terpejam, Dave mengisapnya, membuatnya terlihat begitu erotis.

Aku mengerang, mengangkat pinggulku, dan membenturkan tubuh bawah kami dengan tidak sabar. Kurasakan kantung benihnya yang menepuk bokongku. Aku menjerit. Rasanya surga! Saat itu Dave meremas pinggulku.

"Ayo kucing kecil ... keluarkan denganku ... ayo!" geramnya. 

Aku menggigit bibirku saat getaran itu datang. Kucengkeram lengan Dave, dan saat gelombang itu memuncak, Dave rubuh di atasku dengan  lolongan panjang. Tubuhnya yang besar menimpaku, membuatku merasa sesak, tapi merasakan dadaku yang telanjang bergesekan dengan kausnya, aku tidak keberatan jika dia terus berada dalam posisi ini.

My Hidden DesiresWhere stories live. Discover now