I'll take care of you

20.3K 556 25
                                    

21++++, full of erotic content. Be wise please! Karena banyak adegan tambahan, part ini dibagi dua.

Enjoy

Bergegas aku menyembunyikan diriku di balik brankar dekat ruang penyimpanan obat, saat kulihat laki-laki itu mendekat. Sial! Kenapa aku harus bertemu dengan orang ini, sih? Orang yang selalu menggangguku dan membuatku merasa jengkel setiap kali melihatnya. Belum lengkap sialku, ternyata bokong indahku malah menabrak tiang infus yang diletakkan oleh entah siapa orang yang tidak ada kerjaan itu! Bunyi botol-botol yang jatuh dari rak obat yang ditimpa tiang infus jatuh pun berkumandang dengan nyaring. Arrgghhh!!!

"Kenapa sembunyi di situ? Sedari tadi juga aku sudah melihatmu." Suara menyebalkan itu terdengar.

Aku merengut, dan berdiri. "Kenapa sih kau usil sekali?" tanyaku jengkel sambil merapikan botol-botol yang jatuh.

Dia menaikkan alisnya yang rapi dan pasti sering membuat histeris para penggemarnya di rumah sakit ini. "Usil? Aku tidak usil. Kebetulan aku di sini, dan sialnya harus bertemu denganmu," jawabnya dengan santai.

Aku mendengus. "Aku lebih sial, karena bertemu denganmu," balasku, lalu bergegas menyingkir. Bertemu laki-laki satu ini selalu sukses membuat tekanan darahku naik karena entah kenapa, dia senang sekali menggangguku. Hhhhh ....

Dasar memang sedang sial, seperti biasa, bukannya membiarkanku, laki-laki sok kegantengan ini malah menangkap lengan atasku dan menarikku hingga menabrak dadanya yang keras.

"Aw ... kau ...!"

Aku tidak bisa meneruskan makianku, karena saat itu bibirku dibungkam oleh bibirnya yang langsung menyambar. Tak tanggung-tanggung, dia langsung saja meneroboskan lidahnya hingga masuk ke rongga mulutku, dan dengan ganas membuatku kehabisan napas. Saat mataku berkunang-kunang oleh nafsu yang dengan kurang ajarnya malah membumbung tinggi, dia melepaskan bibirnya dan menatapku dengan mata berkabut. Ada seringai usil di bibirnya yang indah.

"Sudah kuduga, bibirmu manis sekali," katanya.

Aku menjilat bibirku. "Mungkin karena aku pakai lipgloss cherry," ujarku tanpa sadar, lalu memelotot dan langsung memukulinya dengan membabi buta. "Sial kau! Itu ciuman pertamaku tahu? Hiiiiiih!"

Dia tertawa, lalu kabur dari situ, meninggalkanku yang berdiri dengan napas terengah-engah. Hm ... itu memang yang pertama, tapi apa ciuman memang selalu senikmat itu?

Aku mengerjap tiba-tiba dan menampar kepalaku. "Gwen tolol! Itu si muka datar menyebalkan yang menciummu. Kenapa kau jadi tolol sampai keenakan begitu?" makiku pada diri sendiri.

Sedang mengomel pada diri sendiri, tiba-tiba aku melihatnya. Pria pujaanku hatiku yang selalu memesona, Robert Thompson. Dokter spesialis bedah jantunf yang tampan dan sempurna. Dia adalah pria yang sangat ramah dan menyenangkan, manis dan suka sekali tersenyum. Tidak ada yang tidak menyukainya, karena hampir semua yang ada di rumah sakit ini menganggap Robert sebagai pria lajang paling diinginkan nomor dua, karena kabarnya sekarang dia sudah bertunangan dengan bibi dari adik iparnya.

Nomor satunya adalah si muka datar Christopher Biehn. Kepala bagian bedah syaraf, yang merupakan kepala departemen termuda di rumah sakit ini, karena saat ini umurnya baru empat puluh tahun. Si Berengsek Muka Datar yang baru saja menciumku. Ih!

Kalau menurutku, si Chris ini tidaklah sekeren itu. Dia itu dingin, jutek, dan yang paling penting, dia itu sombong! Dia selalu bersikap tak acuh pada perempuan manapun, karena menurutku dia tahu kalau banyak yang menyukainya. Dia itu hanya sok jual mahal ... playing hard to catch. Buktinya, barusan dia menciumku, kan? Berarti sebenarnya dia itu mesum, tapi tidak mau kelihatan mesum karena takut penggemarnya kabur semua. Huh! Dasar!

My Hidden DesiresWhere stories live. Discover now