I'll take care of you (2)

10K 398 12
                                    

"Kau baik-baik saja? Kuharap aku tidak menyakitimu," kata Chris, entah untuk yang ke berapa kali.

Aku menghela napas. "Aku baik-baik saja, Chris, dan untuk ke sekian kali, kau tidak menyakitiku."

Chris ikut menghela napas, dan memiringkan tubuhnya menghadapku. "Kalau kau baik-baik saja, kenapa aku merasa sudah melakukan kesalahan, Little Bear?" tanyanya lagi, sangat lembut.

Aku mengedip, berusaha menghalau air mata. "Kenapa kau memanggilku Little Bear? Uhm ... entah kenapa, aku merasa familier dengan panggilan itu," kataku mengalihkan pembicaraan.

Jemari Chris menelusuri lembut pipiku. "Itu panggilanku untukmu dulu, sebelum kau memutuskan untuk tidak menyukaiku," sahutnya. Matanya yang teduh membuatku tersesat. "Omong-omong, kenapa kau tidak menyukaiku padahal aku selalu memujamu sejak kau masih kecil?"

Aku cemberut. "Aku harus bagaimana? Kau selalu menggangguku setiap waktu, membuat orang-orang mengira kau menyukaiku, sehingga aku malu karena bukan itu kenyataannya."

Dia mengangkat alis. "Aku memang menyukaimu. Salah. Aku mencintaimu. Sejak dulu, dan tidak berubah sampai sekarang."

"Tapi dulu kau mencintai Blaine, kan?" tuduhku. Merasakan kemarahan yang tidak masuk akal. "Dan sejak Blaine menikah, kau tidak pernah mencintai siapa pun?"

Blaine adalah kakakku, wanita teramat cantik yang selama ini kukira adalah mantan kekasih Chris. Blaine menikah dengan sepupu Chris tiga tahun lalu, dan meninggal dalam sebuah kecelakaan bersama dengan suaminya.

Dia mengerutkan keningnya. "Kenapa kau kira aku mencintai Blaine?" tanyanya bingung.

Aku mendengkus dan bangkit. Bergegas mengenakan pakaian tapi rasa sakit di sela kaki membuatku mengaduh. Sigap dia ikut bangkit dan meraih tubuhku. Membantuku duduk dan memakaikan kemejanya di tubuhku.

"Kau terlihat seksi," katanya sambil tersenyum.

Komentarnya membuatku tersipu, tapi masih merajuk aku mendorongnya menjauh. Dengan manisnya dia bangkit, dan sedikit bergeser untuk membantuku bangkit. Tubuhnya yang langsing dengan otot-otot yang pas di tempatnya, terlihat berkilat terkena sinar lampu. Chris sama sekali tidak malu membiarkan ketelanjangannya terekspos.

Justru aku yang tambah tersipu karena dia adalah pria pertama yang kulihat benar-benar telanjang.

"Pakai bajumu, Chris. Kau membuatku malu," kataku.

Chris menyeringai. "Kupikir kau suka tubuhku," katanya sambil memakai bokser.

Aku makin tersipu. Pura-pura tidak mendengar ucapannya aku berjalan tertatih, tetapi mendadak Chris meraih tubuhku. Menggendongku hingga membuatku terpekik kaget.

"Mau ke mana, Little Bear?" tanyanya.

Wajahku rasanya panas sekali, dan aku hanya bisa berpegangan di bahunya. "Aku ... aku mau ke dapur dan minum kopi."

Chris menatapku teduh. "Tubuhmu masih sakit karena perbuatanku," katanya sambil tersenyum jenaka. "Akan kugendong kau ke situ, dan kubuatkan kopi untuk kita berdua. Oke?"

Aku mengangguk dengan malu-malu, sebelum menyembunyikan wajahku di lekuk lehernya. Chris mengerang saat hidungku menyentuh kulitnya.

"Ah, Little Bear. Kau membuat terus menginginkanmu," keluhnya.

*********

Aku duduk dengan secangkir kopi di tanganku, sedangkan Chris duduk di seberangku. Tatapan teduhnya masih terarah padaku.

"Aku sudah mengatur cuti untukmu. Aku ingin kau istirahat untuk memulihkan tubuh dan mentalmu. Jangan bekerja dulu," katanya.

Aku mengangguk. Mataku sedikit basah, membuat Chris meraih jemariku.

My Hidden DesiresWhere stories live. Discover now