Bola Disko Warna-Warni Di Rumah Haji Fathoni

61 2 0
                                    

Haji berambut nipis itu juga manusia biasa bisa termangu tatkala keseorangan disapa, sambil tergosok-gosok perut yang semakin hari semakin comel itu, dia menuju ke sudut grammophone dan secara rawaknya dia memilih LP Crowded House untuk diperdengarkan. Sungguh dia langsung tidak peduli yang jam sudah menunjukkan pukul 10:40 malam, malah dengan wajah sifarnya lagi dia mengencangkan volum.

Bola disko diaktifkan.

Rasa senang sekali hatinya melihat bola disko itu mempersembahkan cahaya beraneka warna dalam pada masa yang sama berputar-putar pada kelajuan perlahan.

Dalam konsentrasinya melakar perasaan, semua lampu yang gemilang cahayanya terpadam secara mentiba-tiba, kecuali bola disko itu dan senandung yang dimainkan.

Lalu, hadir satu susuk tubuh macam jam pepasir dari pintu koboi dapur menuju kepadanya. Wajah sifar tadi sudah bersilih senyuman rongak. Maka tanpa curiga dia menghulurkan tangan untuk mempelawa tubuh itu berdansa bersama-sama ke lantai.

Tidaklah rumit untuk berdansa dalam irama 'Don't Dream It's Over', cuma hayunan kekiri dan kekanan, sesekali cuba untuk memecah konsistensi dia melakukan beberapa putaran.

"Don't let them win...
(Hey now, hey now)"

Lampu-lampu gemilang yang terpadam menyala kembali, susuk tubuh dalam dakapannya tadi ghaib tanpa disedari, secara perlahan-lahan bola disko berhenti menari.

Dia tak sabar menanti malam besok pada pukul 10:40.

Navigasi Masa SilamWhere stories live. Discover now