"Pih...Mamih khawatir bangat sama azka papih" Ucap mamih novi dengan sangat khawatirnya. Putri hanya bisa memandang kakaknya dibalik jendela yang kini sedang sekarat. Terdapat banyak sekali alat medis yang berada ditubuh azka
"Mamih tenang yah, azka anak yang kuat dia pasti baik baik aja ko. Percaya!" Kata papih agung menenangkan sang istri. air mata mamih novi sudah mengalir dengan derasnya. Papih agung tidak tau harus apapun hanya bisa diam meski rasanya hatinya tercabik cabik dan rasanya perih melihat anak lelaki satusatunya terbaring lemah diatas kasur. Putri menutup wajahnya dengan dua telapak tangannya
Disisi lain. Tiga serangkai sahabat siapa lagi jika bukan ali, ari dan juga zino yang saat ini sedang mangkal diwarung si emak sebrang sekolahnya . Zino yang saat ini sedang melahap bakso miliknya, ali yang sedari tadi menyanyi tak jelas sambil sesekali mengisap rokok yang berada disela sela jarinya. Sedangkan ari? Dia melamun sambil mengisap rokoknya. Ntah sudah berapa lama aktifitasnya seperti itu
"Argghhh" Ari menjambak rambutnya kesal. Kedua sahabatnya hanya bisa geleng geleng kepala. Ntah kepalanya ada sesuatu atau konslet batang lehernya. Ntahlah ....
"Kenapa hari ini makhluk didunia ini pada ngeselin...bruk" Ucap ari dengan suara barintonnya tak lupa dengan satu pukulan kearah meja
Zino menatap ali dan alipun menatap zino. Saling tatap. Detik kemudian 'Plak' ali meringis kala pipinya ditampar oleh zino. "Jijik gue liatnya!" Timbal zino sambil memunggungi ali.
"Lagian tatap tatapan kaya film-film india aja!" Sahut ali tak terima
"Lagian luh ngapa natap gua juga, sambil ngedip-ngedip lagi itu mata. Cacingan luh?" Tanya zino kesal sambil meneguk air mineralnya
"Luh nya aja yang kegeeran" Timbal ali tak terima lalu berjalan duduk menjauh dari zino
"berisik!" Ari jengah . Hari ini rasanya moodnya sangat ancur. Zino dan juga ali bungkam tak ingin banyak cakap
"Lo harus bantuin gue cari si qila, qila itu!!" Pinta ari dengan tatapan tajam. Keduanya melongo dan mengangguk tanpa ekpreksi sama sekali
'Tring...Tring' ponsel ari bunyi menandakan ada panggilan masuk. Lalu diambil alih ponselnya dan didekatkan ditelinganya
"Halo...Waalaikumsalam"
"..............."
"Yaudah harir kesana!!"
"............."
"Assalammualaikum"
Ari menutup telponnya setelah mengucap salam. Lalu bergegas menuju kelasnya tanpa ada sepatah kata pun. Membuat kedua sahabatnya melongo tak mengerti dengan masih kesadarannya diatas rata rata zino sadar dan menepuk lengan ali membuat nya mengedipkan matanya berkali kali
"Ariii, tungguin!!!" Teriak zino sambil berlari disusuli oleh ali
Sampai diambang kelas ari masuk tanpa mengucap apapun dan mengambil alih tas yang berada dibangkunya. Guru yang sedang memarahinya itu karena tidak sopan dia abaikan begitu saja. Zino dan ali masuk mengucap salam lalu mengambil tas mereka masing masing
"Mau kemana kalian?" Tanya guru dekor berkaca mata itu
"Anu...bu...anu emmm" Kata ali gagap ia tak tau harus berkata apa karena ia pun tidak tau ada apa?.lah??
"Anu apaa!" Bentak guru dekor itu
"keluarga ari eh maksudnya irham lagi dirumah sakit bu, jadi kita harus kesana!" Jelas zino menenangkan. Ari menatapnya datang lalu kemudian pergi meninggalkan mereka. Guru dekor tersebut menatap kepergian ari dengan tajam
KAMU SEDANG MEMBACA
AI (Aisyah Arii) DALAM REVISI
Fanfiction[PERHATIAN!] DILARANG MENGCOPPY PASTE ATAU MENIRU CERITA INI TANPA SEIJIN PENULIS❗ #2 in ariirham 28 juni 2018 Part masih lengkap. Lanjutan cerita ada di work sebelah. - Alasan mengapa kita bertemu itu sebab takdir yang berkehendak Aisyah adalah ga...