part 42

1.7K 101 15
                                    

Sesuai janji, Alur gue cepetin. Horee.

Selamat membaca~

AisyahArii

Hari ini, hari mereka merayakan kesenangan dan kebebasan setelah melakukan berbagai praktek dan kegiatan selama TO ataupun Ujian berlangsung.

Banyak dari mereka merayakan kesenangan ini, meski pada waktunya surat kelulusan hanya akan dibagikan esok hari. Mereka saling mencoret coret baju dengan berbagai warna warni yang mengotori baju polos mereka.

Sudah tidak aneh lagi jika anak zaman sekarang, seperti itu. Bahkan ada dari sebagian mereka yang sangat tidak mendengar apa kata para guru. Entah itu tidak boleh konvoi ataupun yang lainnya.

Bukan anak SMA namanya kalo masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Namun, berbeda dengan lelaki berpakaian warna putih polos itu yang hanya menatap segerombolan siswa siswi yang tengah bermain warna.

Lelaki itu tak lain dan tak bukan ari. Bahkan ia tidak ada kemauan untuk mengikuti kegiatan yang tidak ada faedahnya sama sekali. Membuang waktu.

"Lo yakin, ri?" Ari menoleh kearah zino yang menatapnya dengan tatapan sulit diartikan. Wajah lelaki itu penuh dengan warna-warna begitupun sama halnya dengan sosok pria satunya lagi. Al yang juga tengah berselfie ria bersama dengan teman ataupun para fansnya.

Ari mengangguk membuat zino menghembuskan nafasnya pelan "Kapan?"

"Besok"

Zino menoleh kearah ari dengan tatapan sulit diartikan "berarti?"

"-Ya gue ga bisa ambil tuh surat kelulusan."

Ali mendekat kearah mereka berdua dengan senyum yang sumringan sana sini, ia melambaikan tangan pada ari dan zino.

"So yaya lo Al," Zino mencibir ali sesaat setelah dia duduk disampingnya.

"Emang so yaya si gue mah" Ujar ali dengan gaya yang menyingkirkan Jambul Khatulistiwanya itu ke belakang.

"Aisyah udah tau?"

"Tau apa?"

Ari menghembuskan nafasnya pelan sambil menggeleng.

Al berdecak kesal "Lo lo pada ngomongin apaan si?"

"Ari besok udah mau pergi ke Cairo" Zino menjawab. Ali membelakkan matanya yang sulit diartikan. Dengan gerakan cepat ia menghampiri ari lalu menarik wajah ari.

"Are you serious?" ari hanya diam saja, tidak menjawab ucapan ali itu. Ali menarik wajah ari lalu memeluknya dengan tangan yang mengepuk-ngepuk pundak ari.

"Kenapa secepat ini kawan?" Zino menepak kepalanya sambil bergumam 'kenapa jiwa dramatisnya makin meningkat?' Ali meneteskan air matanya sambil sesekali mengucapkan kata ari terus menerus.

"Yori tau?" Ari mengangguk. Zino menoleh dengan tatapan sulit diartikan.

"Yori tau? Sedangkan aisyah ga tau."

Ari mengangguk dengan begitu polosnya "Gue takut aisyah sedih."

"Aisyah bakal lebih sedih lagi kalo lo ga kasih tau dia." 

AI (Aisyah Arii) DALAM REVISIWhere stories live. Discover now