part 35

2.1K 117 18
                                    

"Arii...." Panggil azka, ari menoleh dan tersenyum kearah azka sambil berlari kecil. Azka tengah duduk dibawah pohon rindang yang hanya beralas karpet saja. Pandangannya meneduhkan, sayu-sayu.

"Ya?" Ari mendekat dan duduk disamping azka dengan wajah yang berbinar.

"Maaf kalo gue sering ngerepotin lo,"

Ari membalikkan badannya menghadap azka senyum ari terus mengembang "Lo ga pernah ngerepotin gue sama sekali,"

Azka tersenyum "Maaf juga kalo banyak salah sama lo," ari tersenyum tanpa berkata-kata lagi ari memeluk azka

"Tanpa lo minta, gue udah maaffin lo ko."

Azka tersenyum, entah kenapa wajahnya begitu lebih berbinar dengan biasanya. Pipinya sangat terlihat lebih chubby dari biasanya.

"Gue boleh minta sesuatu sama loh?" Ari melepaskan pelukannya dan mengangguk

"Tentu,"

"Tapi janji harus ditepati,"

ari memiringkan wajahnya "Tergantung," sambil mengangkat kedua bahunya.

Azka menarik nafasnya lalu membuangnya secara perlahan-lahan
"Gue minta lo jagain qila, bisa?"

"Kenapa?"

" Ya engga apa-apa sih, gue takut aja kalo gue udah ga ada, qila ga ada yang jagain,"

Ari seketika menoleh dengan tatapan tajam "Maksud loh apa azka?"

Azka yang mengerti dari nada bicara ari hanya mampu tersenyum "Loh taukan maksud gue apa,?" Bukan menjawab azka malah balik bertanya.

Rahang ari mengeras, ia sangat benci keadaan seperti ini. "Loh ga pantes ngomong gitu!"

Azka masih tersenyum lalu menepuk pundak ari "Kita didunia ini hanya lewat, tidak menetap. Lo ngertikan?." Azka bangkit dari duduknya sambil mengusap sebagian baju yang telihat sedikit kotor "Selain itu, gue juga minta lo harus jadi anak kebanggaan semuanya. Terutama kebanggaan gue, jangan kecewain orang-orang yang cinta sama lo."

Lalu azka menghilang tertepa angin, ari masih diam mencerna setiap perkataan azka.

"Azka.."

"Ariii?" Tanya zino saat menyadari ari mengigau disampingnya dengan menyebut nama azka. Tak lupa dengan tangan yang menampar pelan kedua pipi ari agar ia terbangun.

"Irham?" Kini Al yang memanggil sambil menyubit hidung ari karena sedari tadi ia terus menyebut nama azka.

Semua yang berada didalam Buspun menoleh kearah mereka, lalu mengabaikannya lagi. Ada juga yang terus memperhatikan baik itu secara diam-diam atau terang-terangan. Kini mereka berada dibus, proses pulang. Mungkin butuh waktu sekitar lima atau empat jam lagi untuk sampai dihalaman sekolah.

Tak lupa aisyahpun, menoleh kebelakang karena kebetulan tempat duduk aisyah tepat didepan ari.

Ari membuka matanya perlahan lalu mengucek

"Hanya mimpi" Batinnya

Pandangan pertama yang ari lihat ialah Aisyah yang tengah berdiri setengah menghadapnya dengan wajah yang begitu polos. Ari memalingkan wajahnya lalu menatap kearah kedua sahabatnya dengan tatapan bingung.

"Kenapa?"

"Lo yang kenapa?!" Ketus ali. Kadang orang yang sangat baik, ketika marah akan lebih terlihat auranya. Jadi hati-hati.

Ari menundukkan kepalanya "Azka."

Zinopun mengerti maksud ari hanya bisa diam begitupun dengan ali, berbeda dengan aisyah yang kelihatan tak mengerti.

AI (Aisyah Arii) DALAM REVISIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora