Listen to Me

5.5K 511 55
                                    

"Hm? Melakukan apa?" tanya joy.

irene bingung bagaimana mengatakan itu kepada ketiga yeo-dongsaeng yang terlalu polos ini. Irene tidak mau menodai otak mereka dengan pikiran kotor. irene memelankan suaranya dan berkata dengan lembut, "Praktik membuat bayi."

"HA??????????"
.
.
.

Irene menunduk tidak berani menatap wajah member-deul, dirinya terlalu takut jika yang lain akan marah.

"Apa kalian marah sampai diam begitu? Maafkan aku tidak bisa jadi leader yang baik.."

Irene melirik para member yang menganggukkan kepalanya.

"Hmm praktik membuat bayi, maksudnya?" wendy menatap member lain yang juga nampak sedang berpikir keras.

Irene mengacak rambutnya gusar, ingin rasanya tertawa tapi juga dalam hati menangis. "Itu hanya padanan kata, apa kalian tidak tahu artinya? Jadi dari tadi kalian tidak paham?"

"Kalau mendengar kata-kata bayi kita senang karena eonni juga suka bayi kan? Bukankah bagus kalau bayinya jadi?"

"Aiish! Bukan itu maksudku aigoo. Wendy-ah tidakkah kau tahu apa yang kumaksud? Usia kita tidak beda jauh, kurasa kamu lebih paham."

Wendy menggelengkan kepalanya dan menatap member lainnya. "Eonni, kurasa kau dan dia sudah saling kenal sampai kerja sama begitu. Kita ikut senang."

"Pabo! Kerja sama apanya, maksudku itu aku dan dia sudah sampai puncak. Ah bagaimana menjelaskannya.. Begini, apa kalian tahu burung yang bertelur?"

"Burung bertelur? Aah arayo, appaku memelihara burung banyak sekali. Kalau telurnya menetas lucu sekali..." yeri tertawa senang

"Itu dia, apa jadinya kalau aku yang bertelur?" tanya irene

member lainnya tampak sedang mencerna kalimat irene. "OMO!!!" joy menutup mulutnya

"Eonni, kalian bertelur? Ah ani, maksudku kalian.. sudah... Oh my, sudah sampai puncak? Eonni bagaimana itu terjadi!" tanya wendy

irene menatap memberdeul yang kebingungan, saking bingung dan tidak percaya mereka sampai membuka mulut mereka dan menatap langit-langit dorm. Irene sangat sedih, ia tidak berani melepas syal yang dipakainya dari tadi karena bekas ciuman seulgi masih ada di situ.

"Eonni, periksalah dengan testpack. Ini akan berdampak pada comeback kita, perlukah kita memberi tahu manajer tentang hal ini?"

"Wan-ah, aku berjanji akan memberi tahu manajer jika aku benar-benar hamil nanti. Aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk bayiku dan aku."

"Lalu bagaimana dengan appanya? Eonni, kurasa dia juga harus tahu hal ini. Terlepas dia mau tanggung jawab atau tidak." kata joy

"Kuharap aku tidak semudah itu hamil, aku memang akan terus terang pada manajer. Yang kutakutkan hanya fans, aku merasa bersalah. Aku seperti orang yang dikejar dosa."

"Oh eonni untuk itulah kenapa dari tadi kau pakai syal, apa ada bekasnya?" tanya wendy

"Eonni, bolehkah aku melepas syal kau pakai? Aku mau melihatnya hehehe." perlahan irene membuka syal yang dipakainya. Sebenarnya tanda itu hanya ada di satu titik tapi lebar, mungkin karena seulgi menghisapnya ditempat yang sama.

"Oh jadi begini ya ternyata bentuknya. Uh ngeri, apakah sakit? Bagaimana jika aku menekannya? ini seperti bekas luka dalam." yeri melihat bekas ciuman itu dengan seksama

"Aniyo, tidak sakit kalau kau menyentuhnya, asal jangan mencekik leherku pasti rasanya biasa saja. Omo maknae kita sangat penasaran, andwaeyo..."

Wendy berdiri dan mengambil baskom berisi air hangat dan sapu tangan. Dibasahinya sapu tangan itu dengan air hangat dan mengompreskannya pada leher irene.

My Idol is My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang