BAB 4

44.4K 5.5K 141
                                    

            

Belum lima menit Tackie mengantarkan Gia dan menurunkan wanita itu di depan gerbang rumah Michael – entah bagaimana ia mendeskripsikan hubungan Gia dan Michael – wanita itu mengirimkan pesan singkat kepadanya.

Gia Nicolette Tjahrir: Jemput gue deh kalau begitu.

            Thackeray Agnibrata: Kenapa?

            Gia Nicolette Tjahrir: Nggak kenapa-napa.

            Thackeray Agnibrata: Mau gue puter arah?

            "..." Tidak ada balasan setelah itu.

            Tackie memutar mobilnya kembali dan memutuskan untuk menunggu di sebuah kafe kecil tidak jauh dari rumah pria brengsek itu – Michael maksudnya. Entah kenapa ia tetap membiarkan Gia selalu bersama pria-pria seperti Michael. Tidak sekali dua kali Tackie mengantarkan Gia bermain. Setiap kali ia membiarkan Gia melakukan hal-hal yang tidak ingin ia bayangkan, Tackie semakin membenci dirinya.

            Ketika Tackie sudah turun dari mobil dan memasuki kafe kecil tersebut, ia mengeluarkan handphone-nya memeriksa pesan singkatnya yang sama sekali tidak dibalas Gia sama sekali.

            Tackie memesan kopi hitam dan setelah itu ia menekan nama Kaping, pelayan setianya dari kecil. Ketika Kaping mengangkatnya dalam waktu singkat dan menyapanya dengan nama panjangnya, Tackie menghentikkannya dan bertanya dengan tegas, "Sudah dicari tahu?"

            "Sudah Den, saya sudah cari tahu latar belakang Michael Gajajahardoko."

            "Terus?" tanya Tackie dengan nada mendominasi.

            Kaping yang tahu kalau sang pangeran sama sekali tidak menyukai jawabannya dengan panik mengatakan segalanya yang ia tahu, "Den, Michael Gajajahardoko tidak memiliki informasi yang..."

            Tackie mematikan teleponnya karena ia sudah tahu apa yang Kaping akan katakan. Tidak ada informasi yang mencurigakan... Selalu saja hal yang sama. Semua laki-laki Gia.

            Tidak ada informasi yang mencurigakan.

            Tackie menuliskan pesan sekali lagi dan berharap wanita itu membalasnya.

            Thackeray Agnibrata: Gue udah nunggu ya di depan gerbang. Cepetan keluar.

            Dua menit dan masih tidak ada balasan.

            Tackie merasa semakin kesal dan khawatir. Khawatir? Tunggu sebentar. Ia belum pernah merasakan rasa khawatir sebelumnya. Tapi perasaan itu tidak hilang dan ia membencinya. Akhirnya Tackie menekan nomor perempuan itu dan meneleponnya.

            Tidak ada jawaban.

            Sekali lagi ia mencobanya dan kali ini ada jawaban. "Keluar cepetan," kata Tackie tanpa basa-basi. Tackie mendengar suara berisik dibelakang suara wanita itu, "Sorry, sorry, gue lagi sibuk cari gaun gue. Jemput gue setengah jam lagi? Gue mau mandi dulu."

            "Sama siapa?" tanya Tackie tiba-tiba, ia sama sekali tidak menyadari pertanyaannya sendiri.

            "Sama Michael, sama siapa lagi," jawab wanita itu. "Udah ya, Michael udah di kamar mandi. And I'm so bored already bicara sama lo. Sate yuk Tackie?"

            "Lo minta gue jemput untuk makan sate?"

            "Senayan, ya."

            Tackie mendesah, dan menjawab "Ya, oke."

            "Eh, habis itu kerjain tugas gue ya."

            "Sekarang gue tahu alasan utama lo meminta gue menjemput lo."

            Ia mendengar Gia tertawa, "Iya, gue lupa kalau ada tugas dr. Dermon soal valve-replacement dan ada satu lagi. Udah gue nggak ngerti, lo aja yang kerjain, gue tugasnya bayarin lo sate."

            "Oke," jawab Tackie dengan datar dan singkat. "Lo pakai baju yang bener. Pinjem baju Michael kalau perlu."

            "Baju lo kan ada," jawab Gia.

            Entah mengapa hal tersebut membuatnya tersenyum. Gia memilih bajunya. "Ada kemeja cupu gue sih kalau lo mau pakai."

            "Great, udah dulu ya."

            "Oke, gue di depan gerbang rumah ya. Cepetan. Nggak pake lama."

INVITATION ONLY | PINK SERIES #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang