BAB 8

46.8K 5.7K 441
                                    

Gia dengan tenang membuka satu per satu kancing kemeja Tackie dan ketika ia melepaskan kancing terakhir kemeja Tackie yang kebesaran, mata Gia melayang kepada tubuh telanjang pria itu. Tanpa ia sadari ia menggigit bibirnya sendiri, membuat Tackie tersenyum ketika wanita itu melakukan hal kecil itu. "Kenapa?" tanya Tackie membuat Gia berhenti melamunkan hal-hal yang seharusnya tidak ia lamunkan.

"Kok lo tutupin badan lo sama kemeja kegedean dan cupu lo sih Tackie?" tanya Gia ketika ia mendongak. Tackie dapat melihat wajah wanita itu yang merona, membuatnya sangat senang dan kembali ia menyunggingkan senyum bahagia.

"Kaping yang pilih baju gue semua dan biasanya nanti akan lewat beberapa tahap proses pemilihan lagi oleh..."

Gia memotong kata-kata Tackie dan berkata, "Kalau udah ada istri, istri lo kan yang milihin?"

"Um, iya," kata Tackie. "Tapi biasanya wanita tidak melangkahi keputusan laki-laki."

"Sexist banget. Ini zaman milenial Tackie dan badan lo..." Gia dengan bingung mencari kata-kata yang tepat untuk menggambarkan tubuh Tackie yang terpampang didepannya, dan akhirnya memilih kata yang standar yang terpikirkan olehnya, "Bagus."

"Bagus?" tanya Tackie tidak puas dengan jawaban Gia.

"Um. Iya. Bagus."

"Bagusan badan gue atau Michael si Gajah?"

"Kotak-kotak-nya banyakan lo. Badan lo kaya bukan badan yang sering makan bakso Bang Imam, Tackie. Nge-gym ya?" Gia kembali menunduk dan menatap tubuh Tackie. Tanpa ia sadari kembali ia sudah menggigit bibirnya lagi ketika ia melihat tubuh pria itu dihadapannya.

"Nggak. Gue mendaftarkan diri masuk militer lima tahun yang lalu dan gue main anggar setiap minggu sama adik gue," jawab Tackie seolah-olah ia harus menjelaskan kepada Gia bagaimana ia mendapatkan tubuhnya yang sekarang tidak berhenti dipandangi oleh wanita itu.

"Gia, berhenti liatin badan gue."

"Terus gue harus gimana?" tanya Gia.

"Kan lo yang udah jago, harus gimana G?"

Gia tertawa karena percakapan mereka menjadi sangat tidak masuk diakal, "Buka dong kemejanya. Kan kancingnya udah lepas semua," dengan berani Gia memerintahkan Tackie.

"Mau ngapain?" Tackie membenarkan kacamatanya yang turun dari batang hidungnya dan menatap Gia yang sekarang terlihat yakin dengan rencananya.

"Udah lepasin aja." Gia lalu melangkah maju dan bergumam, "Jangan mundur ya."

Gia membantu Tackie menjatuhkan kemeja cupu dan kebesarannya ke lantai, lalu wanita itu mulai menyentuh bahu bidang Tackie yang sebelumnya ia tidak sadari. "Bagus," bisiknya.

Tackie tertawa, "Udah, gini doang?"

"Jangan mundur ya Tackie," Gia berjinjit sehingga ia bisa menyentuh bahu bidang Tackie dengan bibirnya dan menciumnya, meninggalkan bekas lipstik berwarna merah di bahu Tackie. Tackie menarik napasnya ketika wanita itu mencium bahunya dan turun ke salah satu dadanya.

"Gia..."

Gia tertawa dan Tackie dapat merasakan napas panas wanita itu dikulitnya. "Jangan mundur," kata Gia sekali lagi ketika Gia menunduk semakin kebawah setelah wanita itu meninggalkan bekas bibir di dadanya.

Gia lalu memainkan bagian perut Tackie dan setiap ukiran yang benar-benar tidak bisa ia bayangkan sebelumnya. "Damn Tackie, bagian ini," satu per satu bagian dari perut Tackie yang terbentuk karena latihan militer dan permainan anggarnya dicium oleh Gia dengan lembut.

Tackie merasa begitu bergairah dan panas ketika Gia melakukan hal itu kepadanya. "Gia, gue..." Gia lalu menyelesaikan permainannya dengan menjilat bagian bawah perut Tackie yang memiliki bulu-bulu hitam tebal menuju satu-satunya tempat gairah pria itu. "Gia..." Tackie menutup matanya dan ia sekarang tidak bisa berpikir.

Gia menyelesaikan permainannya dan ketika wanita itu berdiri dihadapannya kembali, hilang sudah lipstik merah yang dipakai wanita itu karena Gia telah menempelkannya ditubuhnya yang hampir saja hilang kendali karenanya. "Lesson number one Tackie, jangan tutupi tubuh ini. Karena wanita-wanita diluar sana sangat ingin melakukan apa yang tadi gue lakukan ke lo berulang kali. So besok, kita belanja oke? Nggak usah pakai baju yang dibelikan Kaping. Tapi sekarng, kerjain tugas gue dulu."

"Gia, bagaimana bisa gue kerjain tugas gue ketika lo baru saja..."

Gia menaikkan kedua bahunya dengan acuh tak acuh, "Mandi air dingin Tackie." 

INVITATION ONLY | PINK SERIES #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang